59

475 57 9
                                    

Doyoung mengantarkan Jaehyun sampai di rumahnya dengan selamat. Mobil itu berhenti di depan halaman rumah Jaehyun. Mesin di matikan, dan bergegas keluar dari sana membantu Jaehyun turun dari mobilnya. Dengan hati hati Doyoung meraih lengan Jaehyun, takut takut jika sahabatnya itu kenapa kenapa.

Jaehyun hendak melangkah masuk, tapi lengannya ditahan oleh Doyoung. Jaehyun melihat raut sedih di wajahnya, membuat hatinya sedikit mencelos.

"Ada, apa Doyoung?"

"Jaehyun... Apa kau tidak bisa pergi untuk sementara? Biar aku yang akan mencarikan tempatnya, dan membayar akomodasi nya" katanya dengan nada khawatir.

Jaehyun memasang senyum getir diwajahnya "Doyoung, kau tak perlu khawatir, aku baik baik saja, sungguh"

Doyoung dapat melihat wajah senyum Jaehyun yang palsu itu. Dia tahu jika sahabatnya sedang tidak baik baik saja, dia tahu jika Jaehyun... Sahabatnya...

"Jaehyun..." Doyoung meremas tangannya di lengan Jaehyun, menahan air matanya yang bisa saja mengalir dengan sendirinya. Doyoung tersiksa melihat Jaehyun seperti ini. Helaan nafas panjang keluar dari mulut Doyoung dengan kepalanya yang menunduk kebawah. Ia tak kuasa melihat Jaehyun.

"Berjanjilah untuk menghubungi ku jika ada masalah, aku akan datang secepatnya" katanya, kembali mengangkat wajahnya.

Jaehyun mengangguk, dan perlahan Doyoung melepaskan genggamannya, membiarkan sahabatnya itu masuk kedalam rumah. Sahabatnya itu melangkah masuk kedalam rumahnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Doyoung.

Doyoung benar benar berharap sahabat itu menolehkan kepalanya walau hanya sedikit saja, melihat punggung yang semakin hilang dari pandangannya tanpa melihat ke belakang benar benar membuat Doyoung menjadi runtuh. Air matanya tak lagi dapat ia bendung.

Doyoung menangis di samping mobilnya, sambil meremas dadanya yang terasa begitu sesak. Dan itu diketahui oleh Jaehyun yang melihat dibalik jendela besar rumahnya. Jaehyun mengintip di sana.

"Maafkan aku, Doyoung"







Sorenya, si kembar bergegas pulang menuju rumahnya. Jeno telah menjelaskan semua yang ia ketahui pada Jaemin, dan kembarannya turut kesal mendengar nya. Mereka harus sampai rumah terlebih dahulu sebelum kedua orang tua mereka.

Tapi soalnya, begitu si kembar masuk kedalam rumah, mereka telah mendapati Jaehyun yang sedang duduk bersama dengan ayahnya. Mereka tak hanya berdua saja. Ada tamu yang turut bersama mereka.

Si kembar mendekatkan diri mereka agar dapat melihat dengan jelas siapa tamu yang datang, dan tanpa di duga tamu itu adalah Kang Seulgi. Wanita itu datang bersama kedua orang tuanya.

"Ayah, kak Jaehyun" Jeno membungkuk di hadapan ayahnya memberikan salam. Jaemin mengikuti.

"Oh kalian sudah pulang!" Balas Yunho dengan antusias. Yunho berjalan mendekati anak kembarnya dan merangkul keduanya "perkenalkan, mereka ini adalah anak kembarku"

Si kembar sedikit membungkukkan badannya di hadapan para tamunya. "Yang ini adalah Jung Jeno" Yunho menunjuk ke arah Jeno. "Dan yang ini adalah Jung Jaemin" pun dengan Jaemin.

Para tamu itu menerima dengan baik perkenalan si kembar, dapat dilihat dari raut wajah mereka.

"Waah.. Kau memiliki tiga putra yang tampan"ucap wanita yang terlihat seusia dengan ibunya.

"Benar, aku jadi iri padamu" kini giliran pria tua itu yang bersuara.

Yunho tertawa bangga atas apa yang di dengarnya "itu karena gen ku menurun pada mereka bertiga" ucapnya lagi dengan penuh kebanggaan. "Nah Jeno, Jaemin perkenalkan, mereka adalah tamu berharga kita. Tamu yang akan menjadi keluarga kita" ucapnya.

Si kembar tercenung mendengarnya, mereka pikir ada yang bermasalah pada indra pendengaran mereka "a-ayah tadi bilang apa?" Tanya Jeno.

Hendak Yunho menjawab, tapi wanita yang masih terlihat muda itu bangkit dari duduknya, berjalan dengan anggun mendekati si kembar "perkenalkan, aku Kang Seulgi yang akan menjadi kakak ipar kalian"ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

Mendengar itu, tubuh si kembar bagaikan disambar ribuan petir secara bersamaan. Mereka melirik ke arah Jaehyun yang hanya diam dengan kepalanya yang menunduk. Jeno menatap nyalang wanita didepannya ini, dia sampai mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Jika saja hanya ada dirinya bersama wanita ini di rumahnya, sudah dipastikan Kang Seulgi tidak akan selamat.

Si kembar dibuat tak bisa berkata kata lagi dengan apa yang baru saja mereka dengar hari ini.

Wajah wanita itu tersenyum, terlihat dari rautnya bahwa Seulgi sedang bersorak atas kemenangan nya.


Malamnya, mereka makan bersama di kediaman Jung. Merayakan hari pertemuan ini dengan bahagia dan tanpa menimbulkan masalah. Boa telah ikut bergabung bersama mereka. Ibu dari si kembar merasa senang atas berita bahagia yang ia dengar hari ini. Terlihat dadi bagaimana ia bersosialisasi dengan wanita seusia dirinya. Nampak begitu seru dan akrab.

Di meja sebrang, Jaehyun duduk bersama Seulgi, memamerkan kemesraan mereka pada kedua orang tuanya. Si kembar tak bisa melakukan apapun, mereka hanya bisa meremat kuat alat makan mereka sambil menatap tajam ke arah wanita licik itu.

"Jadi menurutmu, sebaiknya kapan pernikahannya di adakan?"ucap pria paruh baya yang usianya setara dengan Yunho.

Yunho nampak menimang nimang pertanyaan yang diterimanya "aku rasa tak perlu terburu buru. Aku ingin Jaehyun menyelesaikan kuliahnya, baru dia akan ku ijinkan untuk menikah" jawabnya.

Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, menyetujui pendapat calon besannya.

Jaehyun hanya bisa diam sedari tadi, ia terlihat seperti boneka hidup saat ini. Melihat kekasihnya yang terus diam tanpa mengeluarkan suaranya, Seulgi sedikit menyenggol lengannya.

"Ada apa dengan mu?" Tanyanya.

Jaehyun menoleh dimana mantan kekasihnya itu berada, lalu ia mengembangkan senyumannya "aku tidak apa apa, hanya kurang enak badan saja" jawabnya.

Interaksi keduanya mendapat perhatian dari seluruh keluarga, termasuk si kembar. Mereka melempar tatapan membunuh pada wanita di sebelah kakaknya. Mereka bersumpah akan melakukan sesuatu pada wanita menyebalkan itu, sampai dia lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang