•|| TYS - 03

2.7K 204 139
                                    

"Tidak akan berakhir dengan kata kecewa selama Allah yang menjadi sandaranmu. Jadi, jangan pernah menjadikan yang selain Allah sebagai sandaran karena pada akhirnya pasti akan
timbul kekecewaan."

- Az-Zahra Eka Mumtaza -
.
.
.
.


Sebuah mobil pajero berwarna jet black mica terlihat baru saja memasuki gerbang pondok pesantren Al Ikhlas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil pajero berwarna jet black mica terlihat baru saja memasuki gerbang pondok pesantren Al Ikhlas. Selain itu nampak di depan ndalem telah berjejer keluarga ndalem yang sepertinya tengah menunggu kedatangan seseorang.

Benar saja, ketika pintu mobil mulai terbuka, Bu Nyai Fatimah atau yang biasa dipanggil Umi Fatimah langsung berjalan tergopoh-gopoh menghampiri sang putra sulung. Gus Reval yang menjadi orang pertama turun dari mobil, sampai hampir terjungkal karena saking terkejutnya akan kehadiran sang ibu.

"Astaghfirullahal'adzim, Umi!" istighfar Gus Reval seraya mengelus dadanya beberapa kali.

Plakk!

"Kamu kira Umi setan, hah?!" semprot Umi Fatimah sedikit kesal akan reaksi putranya yang seperti baru saja melihat hantu itu.

Gus Reval yang melihat reaksi kesal dari sang ibu pun segera meraih tangan Umi Fatimah dan lekas mengecupnya dengan khidmat. "Reval cuman kaget aja, Umiku sayang," kata Gus Reval berusaha menenangkan.

"Eh ayo masuk ke dalam dulu!" interupsi Kyai Fajar yang langsung diiyakan oleh semua orang yang ada di sana.

Sesampainya di dalam ndalem, Gus Reval segera pamit untuk menuju ke kamarnya.

Ceklek!

"Tidak ada yang berubah dan masih sama," monolognya seraya berjalan masuk dan mendudukkan diri di atas ranjang king size miliknya.

Cukup lama terdiam, Gus Reval pun lantas bangkit dan berjalan ke arah jendela kamar yang tertutup tirai dan membukanya. Mata elangnya bergerak menginvasi setiap pemandangan di luaran sana. Hingga tanpa sengaja sosoknya menangkap pemandangan yang sedikit banyak menarik perhatiannya.

"K-Kaila? T-tapi kenapa bisa sama Wildan?!" monolog Gus Reval yang di sana seperti ada sebiji emosi ikut hadir.

Gus Reval yang pada dasarnya sudah sedikit memiliki emosi di dalam dirinya, tiba-tiba berjalan cepat meninggalkan kamar.

"Loh? Mau kemana kamu, Le?" tegur Umi Fatimah merasa heran akan gelagat putra sulungnya.

Semua orang yang saat ini berada di ruang tamu ndalem, tentu saja langsung memfokuskan diri kepada seorang Gus Reval. Gus Reval yang merasa dijadikan pusat perhatian segera berusaha merilekskan tubuh dan raut wajahnya.

"Mau nyari angin di luar sebentar, Mi. Gak papa kan?" kata Gus Reval pada akhirnya meminta izin.

Penuturan Gus Reval barusan, langsung membuat Umi Fatimah tersenyum dan segera memberikan izin. Setelah diizinkan oleh sang ibu, Gus Reval pun segera berjalan keluar ndalem.

Takdir Yang Salah (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang