Pernikahan adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak pasangan. Apalagi setelah mereka menjalin hubungan yang cukup lama dan akhirnya menuju pelaminan. Sama halnya dengan Airin, wanita dua puluh lima tahun itu juga telah menantikan masa itu sejak ia berpacaran dengan Bima, kekasihnya, selama hampir empat tahun.
Mereka mulai menjadi sepasang kekasih sejak duduk di bangku perkuliahan. Bima adalah lelaki dengan kepribadian dingin dan kaku. Namun, hal itulah yang menjadi daya tarik tersendiri yang mampu memikat hati Airin, sang primadona kampus pada masa itu.
Usai janji suci di atas altar, keluarga kecil yang dimiliki Airin memulai hidup dengan penuh rasa manis. Meski mereka bukan berasal dari keluarga berada, Airin dan Bima bisa menjalani hari-harinya dengan penuh rasa bahagia. Bima adalah seorang pegawai kantor yang baru-baru ini mendapat promosi kenaikan jabatan, sedangkan Airin sendiri adalah seorang illustrator lepas yang kerap mendapat pesanan sampul buku maupun pembuatan komik.
Semua berjalan mulus, hingga suatu ketika Bima terlibat kasus penipuan yang menyebabkan pria itu terlilit utang dengan sebuah gangster yang sudah terkenal dengan sepak terjangnya di dunia bisnis gelap. Akibatnya, Bima dipecat dari tepatnya bekerja dan menjadi pengangguran dalam kurun waktu yang cukup lama. Airin yang biasanya dapat bersantai dalam pekerjaannya mulai mati-matian menyelesaikan pesanan demi pesanan. Bayaran dari itu ia gunakan untuk melunasi hutang serta menghidupi mereka selama Bima mencari pekerjaan baru.
"Airin, interviewku berjalan lancar, dan hari ini aku dapat pekerjaan baru!"
Pekik senang Bima menggema ke seluruh ruangan saat mengabarkan betapa bahagianya ia saat akhirnya mendapat pekerjaan. Ia langsung berhambur memeluk sang istri dan mengucap terima kasih berulang kali karena mau bersabar dan menjalani ujian bersamanya.
"Kalau begitu, aku harus siapkan baju buatmu, Mas. Di hari pertama kerja, suamiku harus tampan dan rapi."
Malam itu, Airin menyetrika semua baju yang akan dikenakan sang suami esok hari. Mencari dasi yang cocok dengan kemeja, mengelap sepatu serta mencari kotak bekal yang dulu sering digunakan Bima saat bekerja. Semua siap pada malam itu, dan keduanya terlelap dengan sepasang senyum mengembang. Ada sebuah harap di mana esok hari akan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
Manusia memang bisa berusaha, dengan segala upaya mereka akan lakukan demi hasil yang terbaik. Namun, ada hal yang mungkin sedikit mereka lupakan. Yaitu, kehendak Tuhan. Siapa yang menyangka, hari pertama bekerja yang pasangan suami-istri itu damba ternyata adalah hari terakhir keduanya untuk berjumpa.
Motor yang dikendarai Bima dalam perjalanan menuju tempat kerja mengalami sebuah kecelakaan tragis dan merenggut nyawanya. Kehilangan yang merupakan hantaman besar bagi seorang Airin. Wanita itu seperti cangkang kosong yang kehilangan hampir seluruh jiwanya.
Namun, lagi dan lagi. Takdir seolah tak sudi berpihak padanya. Di masa berkabung yang belum usai, penagih utang mendatangi kediamannya. Sedangkan Airin sama sekali tak memiliki cukup uang untuk membayar sisa utangnya.
"S-saya akan cari kerja. Jadi mohon beri tambahan waktu, Pak. Suami saya juga baru saja meninggal," ucapnya di depan penagih utang yang berwajah sangar.
Airin pikir mereka akan murka, tetapi beruntung. Dua pria berbadan besar itu membalik badan dan melenggang pergi usai ia berkata demikian. Namun, bukan berarti dia bisa bernapas lega. Sebab hari ini adalah awal dari perubahan besar dalam hidupnya.
🔞🔞🔞
Mencari pekerjaan tanpa memiliki satupun pengalaman nyatanya adalah hal yang sangat sulit. Tak terhitung sudah berapa kali lamaran kerja yang Airin masukkan. Tidak satu pun dari wawancaranya membuahkan hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
VVIP [21+]
Random❗Oneshoot 21+❗ (Karya ini diciptakan hanya untuk hiburan semata) ___________________________________________________ Bekerja di sebuah bar menjadi satu-satunya matapencaharian Airin selepas kepergian sang suami. Semua berjalan lancar hingga ketika i...