*Mina POVSaat ini aku berada di rumah Jihyo, dan teman-temanku juga ada disini. Kami sedang membuat acara perpisahan, lebih tepatnya perpisahanku. Dikarenakan besok aku harus berangkat ke Amerika. Ya, aku harus ikut orang tuaku, sekaligus aku akan melanjutkan pendidikanku disana.
"Mina-ya berapa lama kau akan tinggal disana?" tanya Jihyo yang sedari tadi menangis.
"Kita pasti akan sangat merindukanmu" kata Nayeon Eonnie sambil memelukku.
"Kau harus menjaga kesehatanmu disana, Mina" nasihat Jeongyeon Oppa padaku.
"Dan jangan lupa kau harus tetap makan makanan enak" kata Momo, lalu melahap cakenya.
"Jangan lupakan kami Mina-ya" ucap Sana, lalu ikut memelukku.
"Beritahu aku jika disana ada yang mengganggumu" kata Chaeyoung tersenyum padaku.
"Setelah engkau sukses, tolong jangan lupakan kita, Mina" ucap Dahyun, yang berada disamping Momo.
"Berat sekali berpisah denganmu Mina-ya, tapi ini adalah pilihanmu yang baik, kau ingin mengejar cita-citamu disana" kata Jihyo.
"Jika aku punya kesempatan, aku juga akan pergi ke sana" ucap Nayeon Eonnie.
Aku tersenyum, aku sangat tersentuh dengan teman-temanku. Berat juga bagiku berpisah dengan mereka. Mereka adalah orang-orang terdekatku. Mereka menangis berpisah dariku dan aku pun meneteskan air mata. Sejak tadi mereka mengucapkan kata-kata perpisahan dan nasihat kepadaku.
Namun, sedari tadi mataku tertuju pada temanku Chou Tzuyu. Dia adalah pria yang mencuri hatiku, entah kenapa aku bisa jatuh hati padanya?
Disaat teman-teman lain mendekatiku, ia hanya duduk santai sibuk dengan handphonenya.
"Apakah ia tidak sedih? apakah ia tidak merasakan kehilanganku? apakah aku tidak penting baginya?" batinku.
Entahlah, aku tak bisa menebak hati seorang Chou Tzuyu?
Kini, teman-temanku memelukku. Satu persatu dari mereka memelukku dengan sedih.
"Aku akan sangat merindukanmu, Minari" kata Chaeyoung memelukku.
Kubalas pelukannya dan kulihat Tzuyu masih fokus dengan Handphonenya.
"Apa kau tidak mau memeluk Mina, Tzuyu-ya" kata Nayeon Eonnie, dan aku melepaskan pelukan Chaeyoung.
"Ah, tidak!" ucapnya cuek tanpa beralih pada benda persegi itu.
"Jangankan untuk memelukku, ucapan perpisahan pun tidak kudapat darinya" batinku sedih.
"Ah, aku harus pergi sekarang. Aku ada urusan" ucap Tzuyu beranjak dari sofanya.
"Mau kemana, Tzu?" tanya Jeongyeon Oppa.
"Acara kita belum selesai Tzu, besok Mina akan berangkat ke Amerika" jelas Jihyo.
"Aku tahu dia akan berangkat, tapi aku harus pergi sekarang" katanya yang bergegas pergi.
Aku meneteskan air mataku, terasa menyakitkan Tzuyu bersikap begini. Entah apa alasannya? kita bersahabat cukup baik. Temannya mau pergi saja responnya begini. Apalagi jika ia mengetahui bahwa aku memiliki perasaan padanya, mungkin responnya hanya "oh saja"
Kuseka air mataku lalu segera menyusulnya.
"Tzuyu" teriakku.
"Bisa kita bicara sebentar?" ucapku, dan mendekatinya.
Ia berhenti melangkah dan membalikkan badannya. Ia menatapku, mata yang selalu indah bagiku.
"Ada apa?" tanyanya datar.
"Besok aku akan berangkat ke Amerika" jawabku.
"Aku sudah tahu, tadi kamu sudah mengatakannya kan?" kata Tzuyu yang membuatku semakin bersedih.
"Ya, tadi aku sudah mengatakannya, tapi kali ini aku ingin berpamitan padamu" ucapku juga menatap matanya.
"Oh, pergilah" ucapnya datar.
"Hanya itu reaksimu, Tzu?" ucapku kesal.
"Lalu aku harus bagaimana, Mina? menahanmu? mengatakan 'jangan tinggalkan aku?' atau aku harus menangis seperti orang gila" katanya dengan emosinya.
Aku terguncang. Aku melihat cairan bening mengalir di pipinya.
"Tzuyu menangis" batinku.
Segera aku berhambur dipelukannya. Tzuyu juga memelukku, ia memelukku dengan erat. Ia masih menangis, aku pun menangis dalam dekapannya. Rasanya aku tidak ingin berpisah dari Tzuyu. Tzuyu semakin erat dan erat memelukku.
"Mina-ya, bisakah kamu tidak meninggalkanku? bisakah kamu tetap disini?" ucap Tzuyu dengan suara yang sedikit serak.
"Aku tahu aku egois, tapi aku tidak bisa jauh darimu" sambungnya.
"Aku mencintaimu Mina-ya" ucapnya, sangat jelas ditelingaku.
"Aku mencintaimu Mina-ya" ulangnya lagi.
Aku tersenyum dalam tangisku. Kali ini aku yang mengeratkan pelukanku, rasanya aku tidak ingin terlepas dari pelukannya.
"Aku juga mencintaimu Tzuyu-ya" ucapku.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT (SATZU/MITZU/JITZU)
RandomCerita hanyalah karangan Penulis. Saya berusaha memberikan karya-karya yang baik. 🍭Story tentang couple Satzu, Mitzu, Jitzu atau salah satunya. 🍭Atau mungkin hanya sekedar POV saja.