Malam harinya
(Name) sibuk mengerjakan sisa tugasnya, karena sebentar lagi akan ada ujian yang dihadapinya dan (Name) tak berhenti belajar. (Name) sama sekali tak berminat berada di peringkat pertama dan menyingkirkan posisi Park Hyungseok atau pun Choi Soojung sebagai peringkat kedua di kelasnya.
Hanya saja jika kali ini (Name) tak mendapatkan nilai sesuai standar papanya, matilah (Name). "K*parat, rasanya aku mual melihat semua angka ini."
"Lebih baik aku menggambar desain pakaian sampai bertumpuk-tumpuk daripada harus mengerjakan soal matematika yang membuat mataku rasanya ingin keluar dari tempatnya," (Name) tersenyum paksa dan membanting buku matematikanya ke tanah.
"Agar aku bisa memahami bab ini dengan cepat, Hangyeol solusinya. tapi aku tak mungkin meneleponnya, gengsi ah." (Name) meletakkan kepalanya diatas meja belajarnya sambil memiringkan kepalanya ke sisi kiri.
"Kapan sih aku bisa hidup tanpa buku-buku ini? aku benar-benar malas belajar ..." (Name) sesekali melihat kakinya sambil tersenyum kaku.
Ting Tong!
(Name) melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati, jika sampai salah menginjak sesuatu (Name) pasti akan langsung mengumpat dengan keras tak peduli ada orang atau tidak dirumahnya. (Name) meletakkan salah satu telapak tangannya di tembok dan tangan (Name) yang satunya memegang buku.
"Siapa sih? menganggu saja," (Name) menggerutu, lalu membuka pintu rumahnya.
"Aku mengganggumu ya?" Hangyeol menautkan kedua alisnya menatap (Name) tak suka.
"Kenapa kau bisa ada disini?" (Name) menutup pintunya sambil berjalan keluar lalu menarik tangan Hangyeol dan mendorong Hangyeol ke dinding dengan kesal.
"Beruntung saja papaku tak ada dirumah, jika papaku ada dirumah pasti dia akan memukulmu." (Name) mengedarkan pandangannya panik.
"Kau mengkhawatirkan aku ya? lucunya." Hangyeol tertawa pelan sambil mencubit pipi (Name).
"Heh sialan, aku tidak sedang mengkhawatirkan mu, hanya saja karena perkara ini aku tak akan boleh keluar rumah kecuali saat aku berangkat sekolah!" (Name) menepis tangan Hangyeol dengan cepat.
"Kenapa kau membawa buket bunga? memangnya ada orang mati disekitar sini? atau kau memiliki keluarga yang sudah tiada-"
"Bicaramu ngelantur ya?" Hangyeol memutar bola matanya jengah.
"Aku ingin mengajakmu berkencan." Hangyeol tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya pada wajah (Name), karena sedikit terkejut dengan segera (Name) memundurkan langkahnya.
"A-aku tak ada waktu untuk berkencan, persiapan ujianku l-lebih penting daripada harus berkencan denganmu!" (Name) tertawa kaku sambil terus mundur ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐑𝐀𝐏𝐏𝐄𝐃 , baek hangyeol ✓
Romance── 𝗯𝗮𝗲𝗸 𝗴𝘆𝗲𝗼𝗹 𝗳𝘁. Fem! readers 𐙚˙ 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ; harsh words, bad temper, violence. © 𝗽𝘁𝗷