30. Mantra Rahasia Sera

8.3K 469 129
                                    

Pagi ini gerimis turun lagi, menghalau cahaya matahari yang beberapa hari ini tak Kala lihat. Gadis itu duduk di dekat jendela ruang rawat nya. Menatap rintikan air yang menerjang kaca.

"Masih pagi, kenapa udah bangun?"

Kala tersentak kaget, terlebih orang yang kini membungkus tubuh nya dengan selimut adalah Sera.

"Masih dingin, mending di kasur aja."

Gadis itu tak menyahut, menatap Sera bingung. Sedetik sebelum ingat jika mungkin kini Sera sudah tau mengenai penyakitnya.

"Lo lagi sedih?"

Kala mendongak saat Sera bertanya. Menggeleng kecil.

"Mata lo gak bisa bohong." Sera menyahut, merapihkan rambut Kala lembut.

Astaga, apakah kepala Sera terbentur sesuatu hingga dapat berubah dalam semalam. Apakah Sera salah mengonsumsi makanan hingga membuat nya menjadi perhatian seperti ini?

"Kalo rambut nya nanti rontok, gue ada rekomendasi shampo yang bagus. Nanti gue bawain ya?"

"Masih mual? Mamah lagi beliin lo bubur di luar. Soalnya tau lo gak suka makanan rumah sakit. Abis itu bisa minum obat."

Kenapa Sera menjadi  cerewet begini? Kala menatap Sera yang terus bercerita.

"Kemarin gue ketemu temen kelas lo, Si Leo-Leo itu."

Mendengar nama itu di sebut mengapa Kala menjadi tertarik?

"Ternyata Mamah nya kerja jadi dokter di sini, tapi gak tau yang mana. Mamah nya dokter kok anak nya begajulan gitu ya?"

Kala tersenyum tipis saat bersitatap dengan Sera. "Lo udah tau gue sakit ya? Makanya jadi baik?"

Sera menghentikan bicara nya, balik menatap Kala. "Gue baik karna lo adik gue."

"Kenapa baru sekarang? Saat tau gue mau mati?"

"Siapa bilang lo bakal mati?" Tanya Sera balik. "Lo bakal tetep di sini, Hidup dan Stay bareng kita!"

"Kala, Lo gak perlu mikir yang macem-macem. Tugas lo itu cuma berusaha buat sembuh."

Gadis itu mengeluarkan sebuah AirPods dari saku Hoodie nya. "Kalo gue lagi cape, gue biasa dengerin lagu ini."

"Lirik nya seolah mantra yang buat gue jadi lebih semangat lagi."

Sera memasangkan AirPods milik nya pada telinga Kala, hingga suara bernada lembut milik Rara Sekar mulai mengalun.

"Mantra Rahasia nya ada di bagian ini,"

Yang, Yang patah tumbuh
Yang hilang berganti

Yang hancur lebur
Akan terobati

Yang sia-sia
Akan jadi makna

Yang terus berulang
Suatu saat henti

Yang pernah jatuh
Kan berdiri lagi

Yang, yang patah tumbuh
Yang hilang berganti.

Kala terpejam, sebelum Sera memberi tahu, Kala mungkin sudah hafal dengan lagu yang di bawakan oleh band favorit nya ini.

Mata nya menatap Sera yang ikut mendengarkan dari AirPods yang ia kenakan juga.

Mata itu, tatapan itu. Mengapa terasa menenangkan? Sera seolah meyakinkan diri jika kini benar-benar sayang pada nya.

"Sera?"

Sera menoleh saat Kala menyerukan nama nya, menatap sang adik dengan mimik penuh tanya.

"Mau peluk, boleh?"

Kala, Dan 10 Pinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang