Sepulang sekolah, Alesya dan teman-temannya berjalan santai menuju gerbang. Hari ini sekolah pulang lebih awal, karena para guru ada rapat. Kecuali Dewangga dan guru lain yang bukan merupakan wali kelas.
“Sya, habis Dzuhur ‘kan kita kerja kelompok, kebetulan besok juga libur. Gimana kalo nginep aja di rumah gue? Kita nginep, ya nggak guys?” Ajeng menawarkannya pada teman-teman.
“Iya tuh, nginep aja cui, pasti seru!” seru Neira.
“Iya-iya ,kita setuju!” si kembar Lena Leni menyahut.
“Ayo Sya, sekali-kali loh nginep. Lo nggak pernah nginep sama kita ih!”
“Kalian kaya nggak tau kak Dewa aja. Liat tuh, dia udah mantau aja dari ujung gerbang. Kalo mau, coba aja izin sana.”
Dewa memang menunggu Alesya dari ujung gerbang. Terlihat, betapa protektinya kakak satu itu.
Ajeng menggeleng. “Ogah gue, yang ada dibebani lagi sama fisika.”
“Sya, emang nggak bisa kalo langsung ke rumah Ajeng aja?” tanya Leni.
“Enggak Len, aku harus ke rumah dulu. Kak Dewa juga pasti nggak izinin kalo nggak izin langsung sama ayah bunda.”
“Yaudah deh, hati-hati ya. Kita tunggu di rumah Ajeng.”
Alesya mengangguk. “Aku duluan ya! Nanti aku ke sana.”
Alesya menghampiri Dewangga yang sudah menatapnya dengan senyuman. Pria itu selalu manis terhadap adiknya. “Tadi abis ngobrolin apa? Kok liat-liat ke kakak?”
“Lea diajak nginep,”
“Nggak boleh! Perempuan itu nggak baik nginep-nginep di rumah orang.”
“Lea nggak izin buat nginep kok, Lea cuma jawab pertanyaan kakak tadi.”
“Yaudah ayo naik, Bunda suruh kita langsung pulang.” Dewangga menyerahkan helm kepada Alesya, membantunya untuk naik ke motor.
“Udah, Cantik?”
“Udah!”
🕸️🕸️🕸️🕸️🕸️
Di rumah sehabis shalat Dzuhur, keluarga Alesya berkumpul di ruang tengah.
“Lea beneran nggak bisa ikut? Tempat saudara kita itu lumayan jauh, bunda khawatir kalo kamu lama-lama sendirian di rumah ...”
Rencananya jam setengah dua nanti, mereka akan pergi menghadiri pernikahan saudara. Tapi sayangnya Alesya tidak bisa hadir, karena harus kerja kelompok.
“Lea bisa jaga diri kok Bun,”
“Lea di rumah temen Lea aja dulu ya, tunggu kak Dewa jemput buat pulang. Jangan sendirian di rumah, kami khawatir.” ujar Sarendra, sang ayah.
“Iya Ayah. Tapi Lea nggak apa-apa kok sendirian di rumah.”
Dewangga tak bisa menjaga adiknya, karena pengantin pria itu adalah kakak sepupu yang sangat dekat dengannya. Sepupunya sangat ingin Dewangga datang. Ia juga sudah berjanji untuk datang, tidak mungkin melanggarnya.
“Yaudah, berangkat jam berapa? Biar kakak antar.”
“Sekarang yuk? Sekalian antar Lea beli peralatannya juga.”
Dewangga berdiri tegak. “Siap Tuan Putri!”
🕸️🕸️🕸️🕸️🕸️
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [ ✓✓ ]
Aktuelle LiteraturHai haaaaiii!! Sebelum baca isi ceritanya, kalian pasti baca deskripsinya dulu, iya 'kaaaannn? Oke. Fyi, ini cuma cerita suka-suka, hasil dari haluanku yang tiba-tiba lewat waktu lagi sendirian di rumah. But, calm! Aku update setiap hari, kalo ada k...