L I M A

15 3 3
                                    

Hubungan secara dewasa itu seperti apa?

Hubungan sedewasa apa yang Geca inginkan?

Geta menghela nafas, pernikahan apa yang sedang dirinya lakukan? Baru beberapa hari menikah, sudah terpisah seperti ini. Geta frustasi sendiri menahan rasa rindu yang kian membara pada istrinya.

"Apa-apaan ini? Saya sudah nikah, tidur tetep sama guling" Geta mendengus kesal sembari menendang jauh guling yang sejak lama menemani dirinya.

Menghela nafas, menatap langit-langit kamar mess yang terlihat--- biasa saja.

"Huuuh. Oke Geca, kita ikuti permainan kamu" senyum smirk tercipta manis di sudut bibir Geta.

∆∆∆

"Pagi, Sahara"

"Eh, Pagi juga Pak Geta" Sahara langsung gelagapan, berdiri menyambut atasanya yang--sepertinya dalam mood baik.

Geta tersenyum tipis, melanjutkan kembali langkahnya menuju ruangan seseorang.

"Permisi" Geta perlahan membuka pintu ruangan tersebut membuat sang empu menatap bingung padanya.

"Bukannya ini terlalu pagi, Geta?" sindiran itu hanya dibalas senyum tipis oleh Geta.

Geta menatap jam yang menunjukkan pukul 08.55.

"Karena itu, pikiran masih fresh saat di pagi hari, Pak Basir"

"Langsung intinya saja Geta, silahkan duduk" sedikit penasaran, Pak Basir langsung menodong Geta pertanyaan.

"Saya rasa pengiriman teh harus segera di lakukan hari ini, karena data-data sudah siap. Anak training sudah ada. Jadi kita tunggu apa lagi, Pak?" Geta menyerahkan map yang semalaman penuh ia kerjakan.

"Launching yang akan dilakukan di perusahaan cabang, pasti akan sangat memakan banyak waktu dan tenaga, jadi lebih baik, lebih cepat. Saya rasa Mr. Gret Hen pun akan segera menanyakan hal ini"

Pak Basir diam, menatap lamat Geta lalu map yang sudah jelas sesuai meeting mereka dihari lalu.

"Disini masih membutuhkan kamu, Geta" menyadarkan punggungnya pada kursi kebesarannya, Pak Basir menatap Geta dengan senyum penuh arti.

"Untuk itu, saya bisa melakukan pemantauan melalui Sahara, serta komunitas langsung dengan anda, Pak"

"Pagi ini setelah saya melakukan pemantauan langsung pada anak produksi, semuanya lancar. Saya tidak akan lepas tanggung jawab begitu saja pada anak produksi, Pak"

Pak Basir langsung menegakkan punggungnya, menatap serius pada sosok yang penuh ambisi ini.

"Geta, selamat" sarkas-an tersebut membuat Geta tersenyum lebar.

Pak Basir tersenyum pada Geta. Prediksi lelaki itu tepat. Tepat, sekretaris Mr. Gret Hen mengirim email.

"Hubungi bagian admin agar segera mengurus pengiriman. Dan kamu--"

"Berkas ini akan saya sendiri yang berikan pada departemen pengembangan di cabang nanti"

"Langsung?"

"Iya. Langsung pada tim Quality Control"

"Tetap Geta. Hubungi mereka sebelum kamu berangkat. Anak Pak Herdi akan kelimpungan dengan hasil dadakan ini"

∆∆∆

"Mentang-mentang pusat, kerja seenaknya" cibir Tira yang mendapatkan laporan dari admin pusat bahwa pengiriman sudah di lakukan bahkan atasan mereka pun sudah dalam perjalanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HONESTY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang