37. papi bohong?

50 4 0
                                    

anyeong!!!

jangan lupa tinggalkan jejak⭐ 💬

-happy reading-

Dipagi hari Zerro terbangun dengan kepala yang berdenyut sakit, juga terasa sangat berrtidur dilantai, dan kenapa ia tak memakai baju?

Zerro meringit saat kepalanya berdenyut hebat, kilasan-kilasan yang terjadi semalam masuk secara bersamaan.

Zerro berusaha berdiri, ia hendak mengambil baju namun ia mengurungkan niatnya saat netranya menatap pakaian perempuan yang sudah sobek yang tergeletak dilantai kamarnya.

"I-ini...." Zerro membulatkan matanya, "Akkkhhhhh," Erang Zerro saat kepalanya berdenyut hebat.

Zerro terpaku, tangannya bergetar, nafasnya seakan berhenti saat kilasan kembali menghampiri ingatannya.

"L-Lidia?" Guaman Zerro dengan tatapan kosong, "G-gue perkosa Lid----ARGHHHHHHH!!!!"

Zerro terduduk dilantai, dunia seakan berhenti, kakinya seketika lemas, nafasnya seolah ditarik paksa, hatinya berdenyut sakit, rasanya ada ribuan benda tajam yang menusuk uluh hatinya, sesak. Itu yang dirasakan Zerro saat ini. Kilasan itu sangat samar tetapi Zerro seakan bisa melihat sorot mata Lidia yang ketakutan dan memohon padanya.

Zerro berlari kearah ranjangnya yang saat ini sudah berantakan, dia seperti orang yang tengah kesetanan, menelusuri dari setiap inci disprei kasurnya.

"Da-rah?" Guaman Zerro.

***

Mobil mewah baru saja memasuki perkarangan rumah Jackson, terlihat disana David dan Leo buru-buru turun dan berlari kearahnya.

"L-Lidia? Bagaimana keadaannya?" Tanya David tak sabaran, Jackson dapat melihat sorot mata kekhawatiran yang dipancarkan oleh David.

"Dia ada dikamar lantai dua, mari saya antar." Kemudian Jackson berjalan dengan David dan Leo yang membontotinya.

Begitu sampai didepan pintu jati berwarna putih, ketiganya menghentikan langkah. Jackson mengangkat tangannya yang sudah terkepal untuk mengetuk pintu.

Tokk... Tokk... Tokk...

"Lidia? Om boleh masuk?" Tanya Jackson, tetap tak ada sahutan membuatnya langsung saja mendorong pintu jati yang memang tak dikunci.

Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang duduk diranjang dengan kedua kaki yang ia tekuk sampai dada, kedua tangannya memeluk kakinya erat, matanya menatap kosong ke arah depan.

Perlahan David mendekat, "L-Lidia," Panggil David membuat gadis itu menoleh.

Saat itulah air mata Lidia meluruh, ia menangis histeris meluapkan segalanya, "Om dia jahat, dia bejat, Lidia benci dia, dia benar-benar orang yang jahat," Racau Lidia terus-terusan.

Entah kejahatan apa yang pernah ia perbuat hingga ia harus menanggung derita ini, bahkan rasanya Lidia lebih baik mati daripada harus merasakan ini semua. Hidupnya bahkan tak berarti apapun disaat Zerro mengambil kehormatannya secara paksa.

Lidia memeluk David dengan erat, bahkan suaranya hampir habis karena terus maracau. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit akibat perbuatan cowok yang selama ini ia anggap baik.

[√] 2. ZerroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang