Bab 13

69K 5K 158
                                    

Cuma mau ngasih tau, kalo paragrafnya garis miring berarti flashback.


Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!!

Happy Reading
.
.
.

"Sial, mengapa dia lama sekali mengangkat telponku?" Gumam orang itu sambil terus menekan tombol icon panggilan saat orang yang ingin dihubunginya tidak kunjung menjawab teleponnya.

Pria itu saat ini berada di luar gedung acara yang didatanginya. Menghiraukan hiruk piruk keramaian musik yang ada di dalam sana.

Pria itu adalah Felix. Setelah membasmi  beberapa hama yang diperintahkan oleh Luxio kepadanya, Felix langsung terbang ke Munchen untuk menghadiri acara ulang tahun kekasihnya. Pria itu tidak menyangka bahwa orang yang dicari nya akan dia temukan di sini.

Felix juga sempat diberitahu oleh Aaric tiga hari yang lalu bahwa orang yang sedang dicari oleh sahabatnya itu berada di negara ini.

"Halo, ada apa kau menelponku tengah malam begini?" Tanya Felix dengan mengerutkan kedua alisnya saat orang yang berada di seberang sana tidak kunjung meresponnya.

"Tu-tunggu hik"

"Sial, mengapa kau menelponku jika kau sedang mabuk bajingan. Kau mengganggu waktuku." Umpat Felix dengan kesal.

Biasanya Aaric akan menghubungi teman-temannya secara acak ketika dia tengah mabuk berat dan meracau tentang hal-hal yang bahkan tidak penting. Dan mengapa nasib buruk itu harus datang menimpanya, decak Felix dalam hati.

Apakah Aaric tidak tahu, jika dia sedang sibuk sekarang? Malah harus mendengarkan hal-hal yang tidak berguna menurutnya.

"Ck, aku akan menutupnya jika kau terus meracau tak jelas."

Namun, sebelum Felix menekan icon tombol merah di layar panggilan, teriakan Aaric mengagetkannya.

"AKU TAU KEBERADAANNYA!!" Teriak Aaric dengan kesal. Meskipun dia masih dalam keadaan mabuk, namun dia masih berada diambang batas kesadarannya.

"Apa maksudmu? 'Dia' siapa yang kau maksud?"

"Wanita itu. Wanita yang sedang dicari Luxio, aku tahu di mana dia sekarang."

"Mengapa kau tidak langsung menelponnya saja, bastard. Aku masih sibuk mengurus hama di sini"

"Aku sudah mencoba menghubunginya beberapa kali, namun Luxio tidak mengangkat teleponku." Jawab Aaric dengan sedikit kesal.

Felix menghela nafas dan mencoba untuk tetap sabar.

"Dimana wanita itu?" Tanya Felix, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan pengap akan darah dan berjalan menuju ruangannya yang berada di lantai 3.

"Jerman, lebih tepatnya di daerah Munchen. Aku tidak sengaja bertabrakan dengannya di supermarket kemarin." Jelasnya dengan lelah.

"Munchen? Aku juga akan ke sana dua hari lagi. Kau tau kan bahwa kekasihku akan berulang tahun? Aku tidak ingin membuatnya marah karena tidak datang."

"Ah, wanita cerewet itu. Kau masih saja betah bersamanya, dude."

"Huft, jangan mengalihkan topik, sial. Besok, besok kau harus menghubungi Luxio. Aku akan melacak keberadaan wanita itu."

"Tapi ngomong-ngomong..."

"Apa?"

"Tunggu sebentar, sialan. Aku belum selesai bicara!!" Aaric sangat tidak suka jika ada orang yang selalu memotong ucapannya seperti itu.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang