03. Rules

143 16 1
                                    

Kuroo, Bokuto dan Oikawa mendongak untuk melihat plang besar yang bertuliskan 'Selamat datang di hutan adem sejahtera'. Hingga akhirnya Bokuto mengalihkan pandangannya, menatap ponselnya dan mulai berkata.

"Ada beberapa rules yang harus kita tepatin selama disini."

Kuroo dan Oikawa sontak mengalihkan pandangan mereka menatap Bokuto dengan heran.

"Rules? Udah kayak main game aja." cibir Oikawa.

Kuroo memukul kepala Oikawa dengan cukup kuat ketika dia mengatakan itu. "Lol, jangan ngomong gitu anjir."

Oikawa mengusap kepalanya yang di pukul Kuroo dengan kesal. "Apa?! Belum masuk ini sih!"

"Tetep aja jangan ngomong kayak gitu, lol!" kesal Kuroo dan beralih menatap Bokuto. Jujur, ini firasat Kuroo udah gak enak pas dia ngeliat plang gede yang tulisannya 'selamat datang' itu.

Emang sih itu plang sambutan.

Tapi kesannya kayak......

Kuroo menggelengkan kepalanya ketika pikiran negatif mulai bermunculan di otaknya. "Tenang Kur, tenang. Ini hutan biasa doang. Lagian juga ini dibayarin, sayang kalo balik cuman gegara plang doang anjir. Kaga lucu." batinnya dan menenangkan diri.

Bokuto yang menyaksikan gelagat aneh Kuroo itu hanya mengangkat satu alisnya heran. "Lo kenapa Kur? Mau berak?"

Sumpah, jangan bikin Kuroo naik pitam gini deh.

Kuroo mendengus mendengar pertanyaan itu. "Maksud lo?!"

Bokuto mengedikan bahu mendengar itu. "Lo kayak orang nahan berak soalnya." dia kembali menatap handphonenya dan membaca rules itu.

Oikawa yang sadar bahwa Bokuto sedang membaca rules tapi tidak memberitahukan padanya langsung merampas handphone Bokuto dengan kesal.

"Jangan baca sendiri doang nyet, gue juga mau tau!" kesalnya dan matanya mulai menjelajahi handphone itu.

Bokuto melipat kedua tangannya di bawah dada karena kesal dengan tindakan Oikawa.

Oikawa menarik nafas dalam-dalam kemudian mulai membaca rules itu.

"Pertama, jangan membawa pulang apapun dari sini."

Kuroo dan Bokuto hanya menatap Oikawa dalam diam dan terus mendengarkan.

"Kedua, jangan lupa bilang permisi jika melewati pohon beringin besar yang ada di jalan menuju area perkemahan."

"Ketiga, jangan menyalakan ponsel ketika sudah lewat pukul dua belas malam." Oikawa mengangkat alisnya heran ketika dia selesai membaca semua rules itu.

"Terakhir, jangan membuang sampah sembarangan."

Rules pertama, kedua dan terakhir itu masih bisa dia maklumi. Tapi yang ketiga? KENAPA TIDAK BOLEH MEMBUKA PONSEL KETIKA LEWAT JAM DUA BELAS MALAM?!

TERUS INI GIMANA RENCANA OIKAWA YANG MAU PARGOY DI TENGAH HUTAN SAMBIL LIVE TIKTOK BIAR DAPET GIFT SINGA?!

Melihat reaksi Oikawa yang tampaknya kesal bercampur frustasi itu membuat Kuroo menepuk pundaknya untuk menyadarkannya. "Cuman mengingatkan, disini gak ada sinyal." ucap Kuroo kemudian memasuki hutan itu terlebih dahulu dari kedua temannya, berniat memimpin jalan, alih-alih gak mau jalan paling belakang.

Oikawa sedikit tertohok ketika mengingat kenyataan itu. Kemudian dia segera mengembalikan handphone itu pada Bokuto dan segera mengikuti Kuroo.

Bokuto yang menerima handphone itu dengan sedikit tidak etis pun mendengus kesal dan dia kembali melihat handphonenya.

Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada salah satu tulisan yang berada di paling bawah yang tidak Oikawa bacakan.

Note: Jangan menoleh kebelakang ketika sudah melewati pohon beringin besar.

Bokuto mengangkat satu alisnya heran ketika membaca itu.

"Bok!! Cepet jalan! Jangan bengong disitu aja!" Bokuto sedikit tersentak atas panggilan Oikawa yang sudah berjarak cukup jauh dan meninggalkannya sendiri di sana.

"Sabar!!!" Bokuto segera memasukkan handphonenya ke kantong celana dan segera berlari untuk menuju kedua temannya.

Dan mereka tidak menyadari sosok yang mengawasi mereka tepat diatas plang itu.

Hutan Adem SejahteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang