Chapter 65

821 45 9
                                    

Saat aku memasuki studio Fotografer Lee, hal pertama yang melintas di benakku adalah bahwa membawa manajer bersamaku merupakan ide yang bagus. Yang hari ini akan dites adalah aku, si pria tampan, dan Hyungseok. Aku sudah memperingatkan Fotografer supaya tidak terlalu ramah padaku, tapi ketika dia melihatku, dia berlari dari kejauhan dengan tangan memegangi dada.

"Ah! Tae... gasp! CEO Choi!"

Manajer mendorongku ke samping dan melangkah maju, mengangkat tangan dan mengucapkan halo padanya.

"Hus- pergilah, Fotografer Lee. Hus, hus-"

Manajer melambaikan tangannya seolah dia sedang mengusir ayam. Muka Fotografer Lee berubah jelek untuk sesaat, tapi ketika dia melihat wajah datarku, dia tersenyum malu-malu dan berjalan mendekatiku. Manajer langsung menyilangkan tangan di depannya dan menghalangi jalannya. Lalu, ketika Fotografer Lee didorong, dia terhuyung mundur dan memelototi manajer dengan raut seolah dia diperlakukan dengan tidak adil.

"Berkat CEO Choi, aku pergi ke Amazon untuk mencari Taemin yangg bahkan tidak ada di sana, dan buayanya, buaya..."

Saat dia menahan tangisannya, dia tidak bisa membentuk kata-kata dengan jelas, dan mata tajam manajer berkilat.

"Kenapa? Apa kau membuat kontak mata dengan buaya?"

"Huh! Bagaimana kau bisa tahu itu?!"

Seperti Fotografer Lee, aku juga sedikit terkejut. Untuk pertama kalinya, manajerku mulai benar-benar terlihat seperti manajerku.

"Fotografer Lee, kau tidak akan bisa lolos dariku, jadi menyerah saja dan pergi sana lakukan pekerjaanmu. Hus-"

Tapi sebelum mundur, dia menelengkan kepalanya ke samping dan menggumamkan sesuatu padaku.

'Semuanya sudah siap.'

Saat aku melihatnya pergi lagi dengan semangat, manajer bertanya penasaran.

"Apa yang dia katakan? Apa dia membeli hewan peliharaan? Tidak, kenapa dia pamer soal membeli peliharaan padamu?!"

***

Waktu tes pemotretan per orang tidak lama. Alih-alih, waktu persiapannya jauh lebih lama. Ketika sudah sore, semuanya sudah selesai dan hanya tinggal menunggu. Mendengar kata-kata Fotografer Lee kalau dia akan langsung membuat keputusan, aku, si pria tampan, dan Hyungseok ditinggal untuk menunggu di ruangan yang sama.

Tentu saja, mereka berdua duduk berjauhan dan mengabaikanku, tapi bukan berarti mereka saling mengobrol. Alasannya sederhana. Awalnya, ketika mereka berdua bersama, Hyungseok biasanya berbicara, tapi sekarang dia menutup mulut. Wajahnya pucat, dan tubuhnya terlihat lelah, seolah dia dipaksa berdiri selama pemotretan berlangsung.

Dia hampir tidak bisa tersenyum ketika Fotografer Lee berteriak, "Apa cuma itu yang bisa kau lakukan," dan alisnya berkeringat seolah untuk duduk saja sulit. Sudah 40 menit berlalu sejak kami bertiga berada di ruangan yang sama tanpa berbicara sepatah kata pun. Aku mengecek jam tanganku dan menoleh pada mereka berdua. Tak lama, seperti yang dijanjikan, asisten Fotografer Lee akan datang untuk memberi kami kepputusan.

'Tinggalkan kami bertiga sendirian dan beritahu kami keputusan setelah 50 menit. Dengan orang yang aku beritahukan padamu.'

Fotografer Lee pasti ada di luar minum kopi sambil mengecek waktu untuk menepati janjinya. Dan aktingnya dimulai ketika 'dia' menyadari tatapanku dan sedikit membuat kontak mata denganku.

"Apa kau berlagak sombong?"

Mendengar pernyataan sinisku yang tiba-tiba, mereka berdua menatapku terkejut. Hyungseok hanya mengerutkan kening seolah sulit berbicara, sementara si pria tampan bertanya dengan suara tegas.

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang