[Scaramouche x Reader]

5.4K 169 11
                                    

Request by: nvaeise

Scaramouche x Reader

[Genshin impact]

----------------------------------

Reader POV

Bagi anak remaja mungkin rata-rata sudah tidak asing bagi yang namanya FWB apalagi di beberaga negara yang rata-rata telah melakukan hal tersebut. Ya ampun, hari ini pun aku ditarik oleh teman sekelasku ini untuk kerumahnya. Yah, dia memaksa sih. Tapi kita memang pernah melakukan deal untuk melakukan 'itu'.

"Sca--"

"Diam! Bicaranya dirumah saja!" aku terheran dengannya. Dia saat aku baru saja selesai dengan kegiatan ekskul milikku dia tiba-tiba menarik lenganku. Kebetulan juga untungnya saat itu lorong sudah sepi. Yang lainnya sudah pulang hanya aku yang terakhir berada di ruang club ekskul.

Sesaat sampai dirumahnya dia langsung mendorongku ke sofa. Aku mengerutkan kening kesal. Kita memang pernah melakukan persetujuan untuk jadi FWB seperti ini, tapi kan bukan berarti ia harus memperlakukanku kasar!?

"Ada ap--"

"Ah, sial. Hari ini wanita sialan itu tidak jelas sekali! Dia marah-marah tidak jelas dan tidak mau menjelaskannya. Apalagi rubah sialan itu. Aku benar-benar kesal karena dua wanita sialan itu." Katanya sambil tangan kirinya yang menahan badanku untung tetap dibawahnya dan tangan kanannya yang melepas kancing bajunya. Rambutnya yang berantakan dan wajahnya yang kesal seperti itu membuatnya terlihat sangat tampan.

Aku jadi merasa melemah karena wajahnya.

"Ibumu dan Tante yae??" Tanyaku. Scaramouche hanya berdecih lalu mengangguk. Dia menghela nafas kasar lalu memelukku. Walau ini lebih seperti dirinya yang menindihi badanku sambil melingkarkan tangannya di pinggangku. Aku hanya dapat diam saja di bawah badannya. Untung saja ia lebih pendek dari aku, jadi tidak terlalu berat. Badannya pun termasuk ramping sekali untuk ukuran lelaki.

"Maaf..." katanya dengan nada suara kecil. Seperti merasa bersalah karena perlakuannya sebelumnya. Aku hanya mengangguk dan mengelus rambutnya. Scaramouche mulai menggerakan kepalanya untuk menatapku.

"Hey, kau mau?"

"Mau apa?"

"Jangan pura-pura bodoh, sial." Katanya lalu berdecih lagi. Tempramen nya memang benar-benar buruk. Untung saja wajahnya tampan. Aku hanya tertawa kecil.

"Tapi biarkan aku diatasmu dong kali ini." Kataku sambil menatapnya lembut. Mencoba membuatnya berubah pikiran sesaat. Tapi dirinya hanya mengerutkan keningnya. Seperti tidak setuju dengan perkataanku barusan.

"Gila, bisa tercoreng harga diriku sebagai lelaki." Jawabnya. Lalu aku hanya tertawa. Manis sekali melihat wajahnya. Dia manis namun juga tampan. Sekali lagi scaramouche hanya mendecih.

"Baiklah."

"Eh!?"

"Kau tuli? Kalau tidak mau-" sebelum ia menyelesaikan perkataannya aku membalikan badannya. Tersenyum puas di hadapannya, sementara wajahnya memerah. Sepertinya ia juga sedang mood ingin posisi dibawah. Yah, itu bagus sih.

"Siapa yang bilang tidak mau? Aku bahkan belum menjawabnya, scaramouche." Kataku, lalu menciumi bibir manisnya yang berwarna merah muda. Entah dia pakai lip care apa hingga bibirnya lebih berwarna daripada diriku.

Aku memperdalam ciuman ini dan melumat bibir merah muda miliknya. Tanganku dengan nakalnya melepas pakaiannya dengan lihai dan mengelus perut putih pucat yang halus. Ia bahkan tidak memiliki otot besar seperti ayato-senpai.

Begitu aku melakukan hal tersebut scaramouche mengeluarkan desahan kecil. Aku memasukan lidahku didalam mulutnya dan mengabsen seluruh giginya dan mempertemukan lidahku dengan dirinya membuat suara kita berdua keluar bersamaan.

Begitu aku merasa nafasku akan habis aku melepas ciuman. Kami berdua bernafas dengan terburu-buru bagai oksigen ini akan menghilang begitu saja. Aku melepas celana pendeknya begitu pun celana dalamnya. Aku mengelus miliknya dengan lembut sebagai awalan.

"Aku tidak menyangka kau akan melemah begini jika aku berada diatasmu." Kataku lalu menekan ujung miliknya yang membuat dirinya mendesah agak kuat. Aku memerhatikan wajahnya kembali yang terlihat sangat menggoda tersebut lalu menatap miliknya kembali.

Aku meremasnya pelan yang membuatnya mendesah kembali lalu mulai mengelusnya. Yang awalnya pelan lama-lama aku melakukannya dengan kasar, merasa bersemangat juga karena melihat reaksinya.

"Sial, lakukanlah dengan pe--ah!" Belum selesai perkataannya aku kembali menekan ujungnya lalu tertawa kecil. Hingga tak lama dirinya keluar juga.

Aku mengambil dua vibrator kecil lalu membuatnya terikat didekat miliknya lalu menyalakan nya dengan level agak tinggi. Sekali lagi suara melodi tersebut ia keluarkan.

Aku membalikan badannya lalu mengambil dildo yang agak panjang dan memasukannya ke dalam lobang bongkongnya.

"Ahh!? Hey! Aku bahkan belum pern--ah! Melakukan ini pada-ahh! Mu!" Katanya sambil mendesah secara bersamaan. Ia merasa sulit sekali ketika mencoba berbicara.

"Diam saja dan nikmati~ kau selalu berkata begitu padaku dahulu." Kataku lalu mulai memasukannya lebih dalam hingga aku merasa sudah cukup dalam, aku pun menggerakannya naik turun. Scaramouche tidak menjawab perkataanku dan tetap mengeluarkan suara.

"Ah, andai aku memilikinya seperti milikmu." Kataku lalu tiba-tiba mengeluarkan dildonya dengan cepat lalu memasukannya kembali ke lobang bongkongnya dengan cepat juga membuat dirinya mengerang kesakitan. Aku dengar juga lobang pantat laki-laki lebih sensitif daripada milik perempuan.

"Ap--ahh!? Aku masih suka perempuan! Ahh! Mm... hah..." teriaknya. Aku memukul pantatnya pelan.

"Baiklah, baiklah. Aku mengerti." Jawabku. Hingga tak lama akhirnya ia keluar lagi. Aku pun melepaskan dildo dan vibrator nya.

"Hm.... jadi lengket Sofanya." Komenku. Sementara scaramouche hanya bisa bernafas dengan lemas. Bagai energinya sudah aku tarik semua saat melakukannya.

Aku membalikan lagi badannya dan membuatnya berhadapan denganku. Membuatnya duduk dengan benar di sofa kembali. Lalu membuka kedua kakinya.

"Aku mendingan loh, daripada kau. Udah kasar, cepat, sakit, dikatain lagi." Komenku lagi. Aku menyentuh kembali miliknya, namun kali ini aku mencoba jari telunjuk aku untuk menyetrum sedikit miliknya dengan vision milikku. Dia pun langsung mengerang kesakitan lagi.

"Cu... curang! Ugh-ahh! Hey! Ahh!! Sudah cukup!! Ahh!! Aku-ahh!! Aghh!!" Saat ini ia jadi sama sekali tidak bisa berbicara sama sekali karena aku tetap melakukannya berulang kali. Reaksinya juga jadi lebih cepat, ia mengeluarkan miliknya kembali lebih cepat daripada yang sebelumnya.

"Enak?" Scaramouche hanya membalasnya dengan mendengus kesal.

"Tsk, gatau! Udah cukup!" Saat aku mau menyentuh miliknya lagi ia mulai lompat kebelakang sofa dengan bantuan visionnya pula.

"Iya, iya maaf. Scaramouche, udahan deh." Kataku akhirnya. Scaramouche masih menatapku kesal lalu memakai bajunya saja. Mengabaikan perkataan ku barusan.

"Aku buatkan makanan deh"

"...yauda" kataku. Aku pun masuk ke dapurnya dan mulai memasakan untuknya. Sepertinya aku perlu membeli sex toy lebih banyak lagi untuknya.

the lamonade ||anime x reader lemon||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang