Potong Rambut

758 31 8
                                    

"Rambut kakak udah panjang"

Sebuah suara lembut menginterupsi indera pendengaran Mark. Namun, pria tampan itu enggan membuka matanya, ia masih menikmati elusan lembut dikepala yang diberikan oleh suami manisnya.

Hening sejenak menerpa keduanya.

"Kalau aku mau potong rambut, gimana?"
Setelah mendengar kalimat tersebut Mark reflek membuka matanya, ditatapnya wajah sang pujaan hati dari bawah.

Posisi Mark sekarang sedang berbaring, kepalanya diletakan di paha suaminya.

"Kenapa tiba-tiba pengen potong rambut, heum?" Tanya Mark dengan lembut, diraihnya jari jemari si manis yang lentik untuk ia genggam.

"Bosen? Entahlah, tiba-tiba pengen aja potong rambut, udah agak panjang juga soalnya" jawaban yang diberikan oleh si manis.

"Kakak terserah sama kamu aja, Haechan. Mau rambut kamu kayak gimana kakak tetep suka"

"Kalau aku botak?" Jawaban iseng yang diberikan oleh Haechan, reflek membuat Mark terkekeh.

"Kan tadi udah kakak bilang, mau rambut kamu modelnya kayak gimana, atau bahkan botak sekalipun kakak tetep suka sama kamu"

"Ihh tapi aku gak mau botak" dasar si manis, tadi dia yang mengatakannya sendiri.

Mark hanya menggelengkan kepalanya, sudah biasa menghadapi suaminya yang dalam mode seperti itu.

"Kakak gak mau potong rambut juga? Rambut kakak udah lumayan panjang ini"

Mark sedikit berpikir, sebenarnya dari beberapa waktu yang lalu ia sudah ada keinginan untuk mengubah gaya rambutnya, hanya saja karena ia masih banyak pekerjaan jadinya belum sempat saja.

"Sebenernya dari beberapa waktu yang lalu kakak pengen potong rambut, tapi masih belum nemu waktu yang pas aja. Emangnya kamu ngebolehin kakak potong rambut?"

"Emang aku pernah ngelarang kakak potong rambut?"

"Engga sih, cuma kakak keinget waktu kamu bilang suka banget kalau rambut kakak panjang, lebih manly"

"Iya, tapi kan gak mungkin kakak rambut panjang terus, emang gak bosen?"

"Kakak yang bosen atau kamu yang bosen ngeliatnya hmm?"

"Ihh kok kakak ngomongnya gitu, kakak nuduh aku?" Si manis sedikit bersungut, bibirnya mengerucut dengan lucu.

Mark tidak kuat, ia dibuat gemas dengan tingkah suaminya kalau sudah begini.

"Kakak kan cuma tanya sayang, kok marah gitu?"

"Aku gak marah"

"Gak marah tapi cemberut, bibirnya maju-maju begitu mau kakak cium?"

Mark langsung membangunkan tubuhnya, berpura-pura ingin menyerang bibir Haechan yang sudah membuat dirinya gemas. Tapi tak disangka si manis langsung menghindar darinya.

"Kakak ish, nou kith kith"

"Kakak mau cium adek, sini tiduran sebelah kakak"

Mark menepuk kasur yang kosong disebelahnya, menyuruh Haechan untuk berbaring disampingnya. Meskipun si manis masih ngambek tapi ia tetap menurut pada suaminya.

Mark langsung meraih pinggang ramping Haechan setelah si manis berbaring disampingnya, mengait agar lebih dekat dan mempersempit jarak diantara keduanya.

"Aku gak pernah bosen sama kakak, jangan ngomong gitu" ucap Haechan, bibirnya sudah mencebik lucu.

"Iya sayang, kakak bercanda tadi. Jangan cemberut lagi, bikin kakak pengen nyium kamu"

RANDOM STORY[MAHAE VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang