"Gimana penampilan gue?"
Yoshi menelan rotinya susah payah, matanya sejenak membulat melihat keadaan Jihoon yang datang terburu dan segera duduk dihadapan nya dan Junkyu.
Ngomong-ngomong soal Junkyu, pemuda itu di sisi lain segera memberi tanggapan dengan menjawab pertanyaan Jihoon.
"Berantakan, keringetan, dan lo beneran kayak panda." Junkyu memutar ibu jarinya ke area bawah mata.
Ya, Jihoon memang kelihatan berantakan sekarang. Dia baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya dan meskipun tidak begitu lancar karena atasannya seperti biasa memberikan perpisahan super menjengkelkan dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan hati.
Salah satu alasan Jihoon tidak kuat lagi bekerja di tempat kerja nya.
Jihoon menghela nafas berat. Hatinya masih berantakan, seberantakan penampilan nya saat ini. Namun di sisi lain dirinya lega bisa keluar dari tempat yang setahun ini membuat dirinya menangis setiap hari sepulang bekerja.
"Jadi... Gimana perasaan lo?" Yoshi bertanya dengan semangat.
Jihoon tersenyum datar. "Terrible! Kayaknya gue mau mabuk-mabukkan malem ini dan bikin masalah."
Seketika kedua sahabatnya bersitatap. Mereka jelas tau kalau Jihoon punya toleransi yang sangat buruk dengan minuman, well... Junkyu juga.
Tapi yang mereka tau jika Jihoon mabuk dia akan sangat berbahaya. Ada berbagai kebiasaan buruk Jihoon saat mabuk dan untuk Yoshi serta Junkyu yang berteman sejak SMA dengan Jihoon, mereka sangat menolak ide tersebut.
"Mungkin harusnya lo istirahat." Saran Yoshi panik.
Junkyu mengangguk. "Istirahatin badan lo. Lo punya banyak waktu buat mabuk besok-besok."
"Enggak! Gue nggak punya waktu." Tolak Jihoon cuek.
"You don't?" Yoshi bertanya lagi. "Maksud nya lo mau nyari kerja lagi?"
"Bentar-bentar! Bukannya lo mau liburan sama kita dulu?" Junkyu ikut-ikutan bertanya.
Jihoon tersenyum, kali ini benar-benar senyum bahagia. "Maaf tapi gue udah dapet kerjaan."
"Dimana?" Yoshi dan Junkyu menyahut bersamaan.
"Golden Risk."
Yoshi spontan mengedipkan matanya berkali-kali. "Gue nggak tau ada lowongan disana?"
"Masa sih? Gue ditawarin Jaehyuk.."
Mereka bertiga terlihat linglung. Junkyu yang juga pernah memiliki kerja sama dengan perusahaan tersebut juga ikut bingung karena perusahaan tersebut jarang membuka lowongan pekerjaan.
Sedangkan Yoshi, Gokden Risk adalah perusahaan pamannya. Dan jelas dia tahu bahwa tidak ada lowongan tersedia disana.
"Emang posisinya apa?" Tanya Junkyu penasaran.
Jihoon meneguk segelas air. Kemudian menjawab. "Asisten."
Yoshi tiba-tiba menahan nafas. "Ji... Sumpah jangan bilang asistennyaㅡ"
"Asisten Direktur!" Potong Jihoon berbinar-binar. Anak itu sempat terkekeh sangking senangnya. "Gue yang awalnya cuma costumer service sekarang bakal jadi Asisten. Bukan Asisten biasa, Asisten Direktur!"
Junkyu sempat melirik Yoshi dan kemudian menatap Jihoon yang menggebu-gebu didepannya. "Okay! Gue bukannya nggak seneng, tapi ekspresinya Yoshi mencurigakan banget." Tunjuknya ke arah Yoshi.
"Yosh!" Panggil Jihoon.
Yoshi menggeleng keheranan. "Ji? Lo yakin mau jadi Asistennya Direktur Gokden Risk? Lo bahkan nggak tau dia."
"What? Yosh masa iya gue harus kenalan dulu sama Boss gue? He's freaking Direktur. Jadi lo kenal dia?"
"Hell yes. Ha Yoonbin? The meanest cousin i've ever had." Jawab Yoshi diakhiri dengan dengusan.
Jihoon terdiam sejenak. Bahkan jika Ha Yoonbin adalah sepupu yang menjengkelkan untuk Yoshi. Bukan berarti dia Boss yang buruk....kan?
•••
Park Jihoon.
Jihoon best friends
(Yoshi - Junkyu)Ha Yoonbin
Yoonbin lil' brother
(Junghwan - Haruto)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant Park | Binhoon
FanfictionJihoon kira keluar dari perusahaan yang menjengkelkan itu akan membebaskan dirinya dan membuat dirinya hidup tenang. Bertemu Ha Yoonbin dan menjadi asisten pribadi sang direktur membuat Jihoon sadar bahwa hidupnya memang akan selalu kacau.