Chap 53 : Kasino marine

5 1 0
                                    


Natta akhirnya sampai ke tempat di mana Ara dibawa. Pemuda itu terkejut, karena tempat itu lebih jauh dari dugaannya. Benar-benar hampir di pedalaman. Pemuda itu mendongak masih berada di dalam mobil, ia membaca tulisan menyala yang tinggi di atas sana. Ada tulisan 'Casino marine' yang Natta tebak adalah sebuah kasino kecil di dalam pedalaman. Walaupun cahayanya cukup terang di hari yang hampir malam, tak dipungkiri, halaman kasino itu penuh dengan reruntuhan daun kering seperti benar-benar tak terurus.

Natta kemudian bersembunyi saat seorang pria berbadan besar turun dari mobilnya dan langsung menarik Ara keluar begitu saja. Sayangnya, pemuda itu tak melihat jelas ekspresi Ara.

Dan setelah pria itu masuk ke dalam kasino, barulah Natta keluar dari mobilnya, ia mengencangkan jaket yang ia pakai lalu menurunkan topinya sedikit agar tak ada yang mengenalinya.

"Minum dulu, bro." Kalingga hendak mengisi gelas kecil di hadapan Hilmy dengan beer, namun hanya dibalas sinisan mata oleh pemuda itu.

"Gue bawa mobil." Ujar Hilmy apatis.

"Anjir, kaku amat Lo. Gak pernah ke kasino?"

"Apa sih alasan Lo bawa gue ke sini?" Ujar Hilmy ogah-ogahan.

"Nih, rokok." Kalingga mendorong satu tempat rokok di hadapan Hilmy lalu diterima oleh Hilmy dengan senang hati.

Pemuda itu menyalakan satu batang rokok dan menghisapnya dalam setelah itu baru ia hembuskan. Kalingga yang menatapnya sampai tertawa kecil.

"Lo ada masalah apa gimana? Lo juga tumbenan terima tawaran gue ke sini."

Hilmy mengernyit heran pada Kalingga. "Lo tuh sebenarnya siapa sih? Bapak Lo gak marah apa Lo ke sini?"

"Nggak lah, ngapain harus marah?"

"Lo masih SMA goblok. Tapi, heran, biasanya yang masuk ke tempat gini harus diliatin dulu KTPnya, di sini kok gak ada gituan?"

Natta terhalang oleh dua tangan lumayan besar saat akan memasuki kasino itu. Pemuda itu melirik sebentar dan tatapan orang-orang berbadan besar itu cukup untuk membuat bulu kuduknya berdiri.

"Tunjukkan KTP." Ujar salah satu pria itu. Natta sampai harus membuang nafasnya kasar.

"Temen saya ada di dalam." Ucap pemuda itu apatis.

"Tetap saja, tunjukkan."

"Temen saya dalam bahaya." Kata Natta lagi.

"Siapa nama teman kamu?" Tanya penjaga itu kemudian.

Natta terlihat berpikir sejenak. Tak dipungkiri dirinya pun mulai megeluarkan keringat dingin.

Lalu, salah seorang berperawakan tinggi dan brewokan penuh di wajahnya—jangan lupakan pakaiannya yang terlihat lebih seperti gangster dengan kancing atas yang terbuka juga terlihat banyak perhiasan emas di gelang dan lehernya. Natta lagi-lagi bergidik ngeri.

"Dia teman saya." Ujar pria itu membuat Natta membola.

Anehnya, penjaga di sana langsung menurut dan membiarkan Natta untuk masuk ke dalam kasino itu. Natta terlihat kikuk, tubuhnya bergetar hebat saat ditatap oleh pria gangster itu.

"Anak SMA kayak Lo gak mungkin datang ke tempat kayak gini kalau gak mau lakuin suatu hal. Beresin tugas Lo dan keluar dari sini. Tempat ini berbahaya." Bisik pria gangster itu lalu pergi meninggalkan Natta di sana sendirian.

Natta akhirnya bisa menarik nafasnya lega. Namun, sekarang ia bingung harus ke mana. Di mana para bedebah itu membawa Ara?

"Sejak kapan Lo suka sama Sheana? Asal Lo tau, gue yang awalnya kenal sama cewek itu."

Hilmy menyengir kuda mendengar penuturan dari Kalingga barusan, satu batang rokoknya pun sudah habis dan kini ia mengambil yang kedua.

"Tapi Sheana suka sama gue lebih dulu, nyet."

"Gak ada yang tau, awalnya mungkin aja Shea suka ke gue, karena kita sering ketemu di hospice?"

"Maksud Lo tuh apa sih njir? Lo panggil gue buat debatin cewek gue?" Kata Hilmy yang mulai emosi.

Hilmy menjadi kesal, pemuda itu berdiri hendak pamit sebentar ke toilet. Namun, saat mulai berdiri, tiba-tiba seseorang berbadan besar menabrak tubuhnya cukup kencang membuat Hilmy harus terjerumus jatuh ke lantai.

Kalingga yang melihat itu ikut bangkit dari duduknya dan membantu Hilmy untuk berdiri.

"Kalian kalau jalan liat-liat dong!" Seru Kalingga kesal pada pria berbadan besar itu.

Lalu, ada tiga pria berbadan besar lainnya juga ikut datang mengikuti orang yang tak sengaja menabrak Hilmy.

"Maaf, bos saya gak sengaja." Ucap pria yang menabrak Hilmy pada salah satu dari tiga orang yang baru saja datang. "Lagian temenmu yang berdiri gak hati-hati, udah tau jalanan sempit." Lalu pria itu menatap pada Kalingga dan melanjutkan bicaranya.

Hilmy berdiri lalu membersihkan sedikit debu di bajunya.

"Gak papa. Gue yang gak liat jalan. Maaf, ya." Pria itu hanya menyengir dibuatnya. Lalu, memilih untuk pergi dari tempat itu meninggalkan Hilmy dan Kalingga yang cukup emosi.

"Lo makanya hati-hati dong, jir. Udah tau ini tempat bahaya." Tutur Kalingga membantu membersihkan baju Hilmy yang sedikit kotor.

"Lo yang bawa gue ke sini, tai!" Kata Hilmy masih kesal.

"Anan, Lo udah di mana?" Ujar Natta berbisik pada Anan di seberang panggilannya.

"Udah di depan. Lo di mana?"

"Udah masuk ke kasinonya. Gue liat pintu belakang gak ada yang jaga, Lo coba lewat sana deh."

"Ribet banget. Lo juga ngapain sih jauh-jauh ke tempat kayak gini?"

"Nanti gue jelasin."

"Terus, Lo gak panggil Hilmy? Gue hampir mati merinding bawa mobil ke dalam pemukiman kecil goblok. Mana gak ada lampu."

"Hehe, sorry, Hilmy aja gak bisa dihubungin."

"Ya udah. Gue ke sana dulu. Lo harus jelasin anjing semuanya."

Natta mematikan panggilannya. Lalu, pemuda itu kembali bersembunyi di meja ujung kasino sambil menundukkan kepalanya. Semua orang terlihat sedang asing memainkan sebuah kartu dan Natta dibuat kaget saat melihat ada banyaknya uang merah di sana.

"Ini tempat apa sih, anjing. Serem banget."

The Journey Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang