•
•
•
•
•
•Lysta membuka pelan matanya, merasa tubuhnya sakit semua. Mengingat apa yang ia lakukan semalam dengan Bian. Sungguh belum siap menerima, apa boleh buat itu sudah terjadi. Lysta membalikkan tubuhnya menghadap bian yang masih tertidur. Lysta kesel melihat wajah sang suami. Ia mengambil handuk di lantai memakainya kembali.
Bian membuka mata,dan kepalanya sedikit pusing. pandangannya langsung wajah lysta sedang menatapnya. Ia tersenyum kecil.
"Good morning."
Lysta sudah tidak tahan untuk tidak menangis. Bian kebingungan kenapa tiba-tiba lysta menangis.
"Hiks!."
"Kenapa? Hmm?." Tanya bian lembut memeluk sang istri.
Geram dengan bian, lysta mengigit kuat bahu bian. Cowok itu mengeratkan pelukannya menahan sakit. Nggak tau apa? gara-gara lo! Malah nanya lagi kenapa!. Sialan. Ngumpat Batin lysta.
Bian mengingat ngingat apa yang terjadi. Aish!. Batin bian. Ia mengingat apa yang terjadi.
"I'm sorry beby."
Lysta melepas pelukan bian, ia bangun. Bian juga ikut duduk. Lysta memcoba berdiri dengan menahan sakit.
"Arghhh ahh... "
"Kenapa? Kenapa? Hmm?." Bian duduk disamping lysta.
"Sakit sialan!." Gumamnya lysta masih bisa didengar oleh bian.
"Dimana sakitnya? Hm?." Bian menatapnya.
"Anjing!." Kata itu spontan keluar dari bibir lysta.
"Jangan ngomong kasar sayang." Ujar bian lembut.
"Bantuin ak-gue ke kamar mandi."
Bian tersenyum senyum sendiri. Ia Megondong lysta sampai kamar mandi.
"Ngapain masih disini? Keluar!." Lysta mendorong dada bian.
"Nggak mau mandi bareng?." Goda bian menyentuh kedua tangan lysta yang ada pada dadanya.
"Hiks! Keluar!!." Lysta siap menangis.
"Iya iya jangan nangis, keluar nih." Cowok itu keluar dengan senyuman tak lepas dari bibirnya.
Selesai mandi dan pakai seragam sekolah ia ke dapur, ternyata ada bian sedang mengoleskan selai pada roti. Juga lengkap dengan serangan sekolah.
Lysta duduk di kursi bar, memperhatikan bian.
"Kenapa natap aku gitu?." Bian mendekatkan wajahnya pada wajah lysta menyisakan jarak satu jengkal.
"Mau apa dekat dekat?."
Bian tersenyum, ia mengucup sekilas bibir sang istri. Kemudian pelipis turun ke dua pipi. Tidak ada reaksi dari lysta. Bian mengucup bibir lysta berkali-kali.
"Udah ah!!." Lysta memukul dada bian.
Bian menarik lysta untuk duduk di pangkuannya. Ia memeluk wanitanya erat menyembunyikan wajahnya di dada sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END| (Revisi)
Genel KurguFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...