BAB SEMBILAN

5.2K 947 25
                                    

Juju menyelesaikan rekap medis pasien sebelum jam makan siang dan ia membaca pesan singkat dari Minnie yang memintanya untuk bertemu di kamar mandi staf dekat ruang jaga: Juju apa kamu bisa bertemu denganku di sebelum makan siang? Kamar kecil lantai tujuh belas. Sepertinya aku membutuhkan bantuanmu. ASAP.

Dengan cepat ia berterima kasih kepada perawat jaga dan menekan lift menuju lantai tujuh belas. Ketika ia berjalan masuk ke dalam kamar kecil ia hanya melihat satu pintu dari lima stall tertutup. "Minnie?" tanya Juju kepada pintu tertutup.

"Minnie?" tanya Juju lagi ketika tidak ada jawaban ketika ia memanggil nama temannya itu. "Ini Juju...."

Minnie memutuskan pada saat itu untuk keluar dari stall kamar kecil yang tertutup dan ketika Juju menatapnya, ia melihat kepanikan di mata temannya. "Ada apa Minnie? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Juju.

Lalu Minnie mengulurkan alat tes kehamilan kepadanya dan temannya menutup mata, "Tolong bacakan kepadaku. Aku sudah menunggu di dalam kamar kecil selama kurang lebih dua jam dan aku sangat takut untuk melihatnya. Hari ini aku.... Aku sangat kacau. Aku mendapatkan kabar dari mentorku kalau nilaiku tidak mencukupi untuk melanjutkan spesialisku. I can't do my fellowship. Aku harus mengulang satu tahun.

"Aku tahu kalau untuk mengambil spesialis bedah tidak mudah dan penilaiannya lebih sulit, tapi aku tidak pernah menyangka... aku akan gagal. Aku gagal Juju," kata Minnie dan Juju sekarang melihat temannya yang selalu ceria, menangis.

Juju tidak yakin apa yang harus ia lakukan tapi Minnie berjalan mendekat dan ia memeluk Juju tiba-tiba. "Juju, aku sangat takut. Aku takut kalau aku gagal menjadi dokter dan hari ini aku menyadari kalau aku belum mendapatkan menstruasiku. I never missed my menstruation cycle before, this is the first time."

Juju mengangguk dan menjawab, "Aku akan membacakannya."

"Bagaimana kalau aku hamil?"

"Bagaimana kalau kita membacakan hasilnya terlebih dahulu dan kita bisa mengulangi hasilnya kalau tidak akurat—hasil tes dengan alat seperti ini bisa saja tidak akurat, bukan?" Juju mencoba menenangkan Minnie.

"Bagaimana kalau aku harus mengulang satu tahun residenku dan hamil, Ju?"

"Minnie, biarkan aku membacanya terlebih dahulu dan kita akan membicarakan hal itu nanti," kata Juju yang sekarang mengangkat alat tes kehamilan sementara Minnie mengambil langkah mundur sehingga ia tidak bisa melihatnya hasilnya.

Juju mengerutkan dahinya dan Minnie membaca raut wajahnya, "Aku hamil, bukan?"

"Ya—tunggu, Minnie—kita harus ke dokter dan memastikan keakuratan ini."

"Aku hamil, Juju."

"Ya, Minnie, tapi tentunya ada yang bisa kita lakukan...."

"Dan aku gagal tahun terakhirku...."

"Tapi bukan berarti kamu—"

"Abi tidak boleh tahu," kata Minnie tiba-tiba setengah berteriak tegas kepada Juju.

"Oke?" tanya Juju dengan bingung. "Abi tidak boleh tahu karena...."

"Karena aku tidur dengannya Juju! Sial, aku dan Abi selalu bertengkar dan satu hari, entah kenapa pertengkaran kita menjadi ciuman dan... ya, kami bercinta, Juju. Abi tidak boleh tahu. Apa kamu mendengarku, Juju?"

Juju mengangguk dengan kaku karena satu-satunya reaksi yang ia bisa berikan adalah sebuah anggukan. Ia masih mencoba mencerna semua informasi yang diberikan Minnie kepadanya. "Kamu tidak akan mengucapkan satu hal pun kepada Abi. Tidak kegagalanku dan juga kehamilanku—hidupku dan Abi sangat berbeda."

Juju mengerutkan dahinya dan dengan spontan ia berkata, "Tapi ia adalah bagian dari hidupmu, Minnie. Mau tidak mau—"

"Aku punya pilihan untuk tidak mengikutsertakan dirinya di dalam hidupku, Juju."

Juju tidak bisa berkata-kata dan membiarkan Minnie mencerna kata-katanya sendiri. "And what are you going to do when you meet him? Apa yang akan kamu lakukan? Melarikan diri?" tanya Juju kepada Minnie.

"Aku akan melarikan diri," Minnie mengangguk.

"Kehamilanmu akan terlihat beberapa bulan lagi, Minnie."

"Aku akan mengatakan kalau aku hamil, tapi Abi tidak akan tahu kalau dirinya adalah pria yang menghamiliku," kata Minnie mencoba memikirkan rencana yang baru saja dibuat olehnya masuk akal atau tidak. Tapi bagaimanapun Minnie mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri ia tahu kalau rencananya akan pasti gagal. Abi akan tahu kalau ia adalah pria yang menghamili Minnie. Hanya Abi yang pernah tidur dengan Minnie. Hanya Abi.

"Jangan katakan apapun kepada siapapun, terutama Abi," ulang Minnie kepada Juju yang sekali lagi mengangguk. "Kita tidak akan membicarakan ini seolah-olah tidak pernah terjadi. Kamu mengerti?"

Juju mengangguk lagi sebagai jawaban. Minnie mencuci wajahnya yang pucat dan mengeringkannya dengan tisu. "Kita akan makan siang sekarang, bekerja dengan baik, dan tentu saja aku akan menjalani satu tahun program residenku lagi bersamamu. I'm happy that you're still here, Juju. Kalau tidak aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Ayo kita makan dan... dan mencoba untuk melupakan semua ini."

Minnie menariknya keluar dari kamar kecil dan mereka sekarang berjalan ke kantin untuk makan siang. Selama perjalanan Minnie sama sekali tidak berbicara dan Juju memberikan temannya jarak. Juju sama sekali tidak tahu apa yang Minnie pikirkan sekarang tapi ia tahu kalau wanita itu pasti sangat takut.

Kalau Juju berada di posisi Minnie sekarang, ia mungkin juga akan takut. Harus mengulang satu tahun program residennya dan hamil adalah hal yang sulit dilakukan. Juju tidak bisa membayangkan pergumulan hati Minnie sekarang.

Juju menarik napasnya dan bersyukur ia tidak berada di posisi Minnie sekarang. Aku bekerja dengan baik dan menjalani program residenku selama ini dengan nilai yang pas untuk maju ke tahun berikutnya. Aku juga tidak hamil dan tidak mungkin hamil karena tentunya tidak ada lagi pria yang berada dihidupku. Aku hanya perlu fokus.

Ia akan memulai tahun keempat program residennya dengan lembaran baru dan isinya akan menjadi cerita termudah yang ia tuliskan.

Ode to the Stars | Makna #05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang