fakta

2.9K 259 31
                                    

HURTS

"Bagaimana kabarmu, Mark?" Yeri tersenyum melihat Mark yang menghampirinya.

Mark mendudukan dirinya di sofa. "Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik." Yeri tersenyum manis.

"Jadi ada apa mengunjungiku malam-malam?" Tanyanya enggan berbasa-basi lagi.

"Aku tidak punya keluarga di Seoul sejak Hyuckie meninggal, jadi aku memutuskan untuk menemuimu. Aku datang dari Busan untuk bekerja di salah satu perusahaan temanku." Ujar Yeri.

Mark melipat kedua tangannya di dada menatap Yeru penuh pertanyaan. "Lalu?"

Yeri terlihat gugup, ia sudah lama tidak menatap mata tajam itu. "Bolehkah aku menginap malam ini? Besok aku akan pergi untuk mencari tempat tinggal."

Bukannya Mark tidak memperbolehkan, saat melihat Yeri membuat Mark mengingat tentang Hyuckie. Mark tidak ingin mengingat Hyuckie lagi, Hyuckie adalah masa lalunya. Sekarang ia memiliki Haechan yang akan menjadi masa depannya.

Yeri memperhatikan Mark yang sedang berpikir. Mungkin Mark tidak akan mengizinkannya menginap karena Mark sudah memiliki kekasih.

"Jika tidak boleh tidak apa-apa. Aku akan mencari tempat tinggal lain malam ini." Yeri bangun dan membawa tasnya.

"Boleh. Disini ada ruang tamu kau boleh memakainya." Setelah itu Mark memanggil salah satu Maid di Mansionnya. "Tolong antarkan Yeri ke kamar tamu."

Yeri tersenyum. "Terimakasih Mark. Ngomong-ngomong dimana anak mu?"

"Leon sudah tidur. Kalau begitu masuklah ke kamarmu." Mark pergi meninggalkan Yeri dan menuju kamar Leon.

Mark memasuki kamar Leon dan melihat Haechan yang sedang tertidur bersama Leon. Mark menghampiri Haechan dan tidur di sampingnya.

Ia memeluk Haechan dari belakang dan mengecup pundak Haechan. "Sleep well." Mark ikut memejamkan kedua matanya dan tidur sambil memeluk Haechan.

Paginya Haechan terbangun karena merasa ada lengan yang melingkar di pinggangnya. Ternyata Mark memeluknya semalaman. Haechan berbalik menghadap Mark yang masih tertidur pulas. Ia mengelus wajah Mark dan mengecup bibirnya.

Haechan terbangun dari tempat tidur pelan-pelan agar ia tidak membangunkan Mark dan Leon. Haechan tersenyum melihat pemandangan didepannya melihat Mark dan Leon yang sedang tertidur pulas, ia hanya berharap semoga ia selalu melihat pemandangan ini setiap pagi.

Haechan menuju dapur membuatkan susu untuk Leon. Haechan terjekut melihat seorang perempuan yang sedang memasak di dapur.

"Ehemmm..." Haechan berdehem. Ia menggeruk tengkuknya yang tidak gatal.

Yeri menoleh, melihat seorang pria manis yang sedang berdiri kaku. Pria manis ini mengingatkan ia pada adiknya. Yeri sampai tidak berkedip melihatnya. Mereka berdua sangatlah mirip.

Yeri tersadar dari lamunannya. "Selamat pagi. Apa kau Haechan kekasih Mark?" Tanya Yeri.

Haechan mengangguk. "Ya. Eumm.. Kau siapa?"

Yeri mendekati Haechan dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. "Aku Yeri teman Mark sekaligus kakak Hyuckie, mantan kekasih Mark yang sudah meninggal."

Haechan terdiam dan bingung harus melakukan apa tapi ia tetap menerima uluran tangan Yeri. "Aku Haechan. Senang mengenalmu, Yeri." Jawab Haechan ramah.

Jaemin menghampiri Yeri dan Haechan.
"Haruskah kau mengenalkan diri sebagai kakak Hyuckie?" Tanya Jaemin ketus.

HURTS (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang