4 : Adik

1.3K 183 4
                                    

Hao merasa tidurnya kali ini sangat nyaman. Walau sebenarnya Ritme Sirkadian tubuhnya meminta untuk bangun sekarang, Hao menolak. Hao mengeratkan pelukannya ke bantal gulingnya yang keras dan bidang. Tunggu, gulingnya keras dan bidang?

Hao mengerutkan dahinya namun enggan membuka mata, ia mencoba meraba gulingnya yang tampaknya sangat lebar. Seingat Hao, gulingnya berbentuk lonjong dan muat masuk ke dekapannya. Bukan Hao yang malah masuk ke dekapan gulingnya.

Dengan cepat Hao membuka mata dan melotot begitu melihat apa yang terpampang di hadapannya. Sebuah dada bidang polos tanpa pakaian dengan tatto matahari, bulan, dan bintang di atas tengah kedua tulang belikat. Tanpa perlu melihat lebih jauh ke wajah orang di hadapannya, Hao sudah tahu ini siapa dari feromon yang selalu menggodanya. Tentu saja Sung Hanbin, mate nya.

"Sung Hanbin sialan..."

BRAK

Hanbin terjatuh dari tempat tidur saat Hao menendang pinggangnya dengan keras. "Aww..." keluhnya memegang bokongnya yang baru saja menghantam lantai itu. "Kak jangan pakai kekerasan dong" kesal Hanbin.

Hao menunjuk Hanbin dengan ekspresi marah. "Apa yang kau lakukan di sini? Dan tanpa pakaian?" amuknya.

"Jangan marah-marah di pagi hari kak" balas Hanbin santai sambil mengutip kausnya yang berceceran di lantai. Ia dengan cepat memakai kausnya lalu keluar dari kamar. "Tenang, kejadiannya tidak seperti khayalan kakak. Kita hanya tidur. Aku yang buat sarapan hari ini, kakak istirahat saja" Hanbin lalu keluar dari kamar.

Hao mematung melihat sikap Hanbin yang sangat biasa saja itu padahal ia sudah menggila disini. Bagaimana tidak, ia tentu saja sangat terkejut terbangun dalam keadaan memeluk seorang Alpha tanpa pakaian. Siapa yang bisa berpikir positif di situasi seperti ini?

"Hanbin wangi sekali.. eum"

"Nantihh kita mating ya, katanya enak heheeee"

"Huaaa Hanbin jangan pergi"

"Peluk aku"

"Buka baju"

"Mau dipeluk tanpa baju Hanbin, mau dipeluk"

"Hanbin, ayo naik disco pong pong"

.

"ZHANG HAO!! Gila, apa yang otakmu pikirkan. Mau taruh dimana wajahku sekarang" Hao berteriak heboh saat sudah mengingat kejadian semalam. Iya mengubur dirinya di dalam selimut. Hao tidak sanggup menghadapi Hanbin terutama di hari libur seperti ini yang membuat intensitas mereka bertemu sangat tinggi.

—- Chunhee Hwang —-

Setelah makan Ramyeon di sungai Han, Hao mabuk total. Hanbin bersusah payah membuka pintu apartemen sambil menjaga Hao di punggungnya agar tidak terjatuh karena anak ini lasak sekali sepanjang jalan. Hao yang mabuk tidak mau jalan sendiri masuk ke Apartemen dari basement parkiran. Hanbin tidak mungkin meninggalkan Hao di mobil. Maka dari itu, Hanbin menggendong Hao sampai ke Apartemen.

"Hanbin wangi sekali.. eum" sepanjang jalan Hao terus merancau sambil menduselkan kepalanya di leher Hanbin.

Hanbin menggigit bibirnya menahan semua godaan dari Hao saat ini. Jangan mencerca dirinya, tentu saja semua ini godaan. Hao mendekap erat punggungnya, dengan tangan Hanbin yang menyangga kedua paha Hao, serta Hao yang terus membisikkan kata-kata yang cukup nakal.

"Nantihh kita mating ya, katanya enak heheeee"

Hanbin tentu saja menghiraukan rancauan itu, ia berjalan lurus menuju satu-satunya kamar di Apartemen mereka. Dengan lembut Hanbin menidurkan Hao di atas tempat tidurnya. Ia membuka sepatu dan kaos kaki Hao beserta jaket yang Hao pakai tadi. Untung Hao memakai kaus dan celana training, walau sepertinya ia kurang nyaman karena Hao sering tidur dengan piyama namun Hanbin berkesimpulan Hao bisa tidur seperti itu tanpa perlu diganti pakaiannya. Karena kalau perlu diganti, Hanbin menyerah. Dia tidak akan sanggup.

Milk Rose (BinHao/Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang