Chap 56 : Inspection Test

10 1 0
                                    


Sheana membaca chat singkat dari Nabiru dan langsung terjatuh lemas. Abigail berada di sebelahnya menenangkan gadis itu, sedangkan tangannya yang lain sibuk untuk menelfon orang tua Anan, dirinya pun sama paniknya.

"Halo, ma—Shea, gue tinggal bentar, ya?" Abigail memotong pembicaraan sebentar lalu pergi meninggalkan Sheana yang masih blank di sana.

Abigail melanjutkan telfonnya dan setelah selesai menelfon, gadis itu berlari panik ke arah Sheana.

"Shea, bangun! Kita juga harus ke rumah sakit."

Sheana berusaha mengembalikan fokusnya, lalu ia bertanya,"ada apa? Kenapa lagi?"

"Mama Anan pingsan pas denger anaknya di kantor polisi. Kita harus ke rumah sakit. Lo gak papa?"

Sheana mengangguk. "Gue harus baik-baik aja, gue percaya sama Hilmy..." Gadis itu berucap seperti tak percaya diri.

"Nggak. Hilmy gak pernah lakuin itu kok, gue temenan lama sama dia, dan dia gak berani cobain gituan. Gue juga mau ke sana, gue marah sama Anan, tapi, mama Anan sekarang gak ada yang jagain."

Sheana akhirnya bangkit setelah mengangguk yakin. "Kita ke sana sekarang." Ujarnya kemudian.

"Gue bakal marahin Anan nanti, Lo juga bisa lakuin hal yang sama."

"Ini kunci mobil gue. Lo yang setir." Abigail mengangguki ucapan Sheana. Ia mengambil tempat di kursi kemudi sedangkan Sheana berada di sebelahnya.

Abigail baru saja menelfon, dan walaupun yang mengangkat telfonnya adalah papa Anan, tapi suara panik langsung menyambar pendengaran Abigail, gadis itu tahu apa yang sedang terjadi di sana, dan dalam beberapa menit, suara di seberang sana menyadarkan Abigail. "Bigel, ini masih papa. Sekarang mama Anan pingsan, setelah papa bawa mama ke rumah sakit, kamu tolong susul papa. Papa harus ke kantor polisi buat jemput Anan." Dan Abigail membalasnya dengan terburu-buru dan yakin.

"Mama Anan beneran gak papa?" Tanya Sheana kemudian, melihat ekspresi Abigail yang bahkan membawa mobil dengan ugal-ugalan.

"Gue gak tau, semoga aja nggak. Mama Anan emang sering banget pingsan kalo denger anaknya berbuat hal aneh. Pas SMP aja orang tua Anan pernah ditelfon pas Anan masuk BK, itu pertama kalinya gue panik karena mama Anan tiba-tiba pingsan." Abigail menjelaskan, namun fokusnya masih pada jalanan di depannya.

Sheana mengangguk paham. "Sebenarnya mereka tuh ngapain sih..."

"Pasti ulah Kalingga anjing." Tuduh Abigail kesal.

"Heh malah nuduh, dia aja ada di sana." Ujar Sheana kemudian.

"Ya, soalnya dia doang yang mencurigakan." Ujar Abigail lagi.

Sheana tidak tahu harus berperilaku sepeti apa, di sisi lain dirinya marah, namun, di sisi lain dirinya juga mencoba untuk percaya. Tapi, kata 'narkoba' benar-benar membuatnya hampir gila.

Sheana merapalkan tangannya lalu memejamkan matanya sejenak, ia berdoa agar semua pikiran buruknya pergi, juga, baik teman maupun pacarnya diberikan keselamatan. Setelah melakukan hal itu, Sheana langsung sedikit lega.

"Mereka pasti gak papa." Ujarnya meyakinkan, lalu, diangguki dengan Abigail setuju.

Tak!

Salah satu petugas membanting buku kasus miliknya dengan brutal ke atas meja. Baik Hilmy maupun Kalingga langsung tersentak kaget. Mereka kini berada di salah satu ruangan khusus untuk diinterogasi, dan sepertinya, petugas itu terlihat sangat tidak bersahabat.

"Jadi, siapa yang mau menjelaskan tentang ini." Petugas itu menunjuk pada dua kantong kecil narkoba yang sengaja diletakkan di atas meja, tepat di depan Hilmy dan kalingga.

The Journey Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang