Malam itu, dia datang lagi. Makhluk sialan buruk rupa yang selalu membuatku menjadi biru.
Ia selalu datang tepat disaat jiwaku sedang lelah lelahnya, ia selalu datang tepat disaat ragaku penuh dengan luka, ia selalu datang membawa kekacauan. Aku sering dibuat terperangkap karenanya.Aku berusaha menepis semua kata tidak berguna yang keluar dari mulutnya, ku tekan dadaku untuk mengurangi rasa panas dan pengap yang menyergap. Kepalaku seolah berputar, kata kata tidak berguna itu saling sahut menyahut dikepalaku yang aku rasa sebentar lagi akan meledak.
Cairan kental berwarna merah mengalir dari hidungku tanpa permisi, hal ini membuat makhluk itu semakin puas dan semakin gencar menghina, memaki, dan menghakimiku.
Jemariku kini sudah berpindah ke mulut, karena rasanya isi dari perutku akan kumuntah kan melalui mulut, tapi tidak berhasil.
Sialan, makhluk itu kini melontarkan rayuan mematikannya, rayuan yang tidak berguna dan mengajakku ke neraka. Aku meraung raung diatas kasur, menendang nendangkan kakiku agar makhluk itu segera pergi, karena aku sudah tidak tahan.Aku menarik nafas dengan menggebu, dalam hati aku berharap kepada Tuhan untuk mengusir makhluk itu. Karena aku tidak bisa mengusirnya dengan kakiku, aku juga tidak bisa mengusirnya dengan tanganku, atau ku usir ia dengan tenagaku. Karena makhluk itu, tinggal dikepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makhluk itu tinggal dikepalaku
Short Storymakhluk yang kehadirannya tidak diharapkan oleh setiap manusia didunia, termasuk oleh mu.