6. Obsesión

850 131 6
                                    

Hidup selibat sudah menjadi kebiasaannya. Meskipun wanita datang silih berganti sebagai teman untuk saling menghibur diri, tapi Juan akui tak pernah sekali pun dia membiarkan seorang wanita masuk terlalu jauh ke dalam kehidupannya. Karena selain tidak pernah benar-benar terikat kepada wanita melebihi hubungan fisik, Juan juga menyadari kalau dirinya dikelilingi oleh bahaya yang tak akan mampu mereka tangani.

Namun kali ini tanpa pertimbangan Juan membawa wanita penghibur yang baru saja ia beli dari La lolita masuk dengan begitu mudah ke dalam hidupnya, tinggal di rumahnya, dan berada di sekitarnya hampir 24 jam penuh. Juan tidak tahu apa yang ia pikirkan sehingga ini dapat terjadi. Dia bersih, tidak mabuk dan tidak mengonsumsi jenis obat terlarang apapun saat ia berpikir untuk membawa Barbara ke sini. Tapi mungkin kecantikan gadis itu punya efek yang jauh lebih kuat daripada kokain, sehingga Juan mengabaikan akal sehatnya dan membiarkan keposesifannya tumbuh menjadi obsesi yang membuatnya tergila-gila pada Barbara.

Juan akui dirinya terobsesi, pesona yang Barbara Isabella miliki tak pernah ia temui pada gadis mana pun sebelumnya. Padahal tidak seharusnya Juan terlibat hubungan panas bersama gadis itu, namun kini mereka telah terlanjur terjebak di dalam lingkaran api gairah sehingga Tuhan sekali pun tak dapat mencegahnya.

Sebutlah Juan seorang bajingan, karena alih-alih membebaskan Barbara dari dunia prostitusi dia justru menjadikan gadis itu sebagai 'teman mesranya'. Akan tetapi, Barbara juga telah menentukan pilihannya sendiri. Ketika Juan memberikannya kesempatan untuk meninggalkan La lolita dan hidup di jalan yang lurus, Barbara justru lebih memilih untuk tinggal bersamanya, menjadi bagian dari kehidupannya yang gelap nan berbahaya.

Padahal Juan tak dapat menjanjikan apapun kepada gadis itu selain kemewahan, tidak hubungan yang romantis dan tidak pulah komitmen di masa depan. Bukannya Juan bersikap kejam tapi dirinya tidak pernah tertarik menjalin hubungan yang serius dengan gadis mana pun, termasuk Barbara, sebab Juan menyadari pekerjaannya cukup berbahaya bagi dirinya sendiri apalagi orang-orang terdekatnya. Ia tidak mau jika kelak musuhnya mengetahui kalau ia memiliki istri atau seorang kekasih maka orang itu akan dijadikan pion untuk menghancurkannya. Lagi pula gadis bodoh mana yang mau membangun rumah tangga dengan seorang gembong narkoba? Jelas tidak ada.

Sosok gadis berambut pirang dan bergelombang menggeliat di dalam dekapan Juan. Barbraa yang sebelumnya berbaring membelakanginya kini secara tidak sadar mengambil posisi berhadapan dengannya. Sepasang mata Juan lantas terpaku pada wajah cantik itu, dia tak pernah puas memperhatikan hidung Barbara yang mungil dan tinggi, bibirnya yang ranum, dan pipi yang selalu nyaman untuk dibelai. Barbara terlelap dengan sangat damai bagaikan bidadari tak bersayap, siapa pun yang melihatnya tanpa mengetahui masa lalunya tidak akan percaya bahwa gadis itu pernah menjajahkan diri di La lolita.

Namun, dengan berat hati Juan harus membangunkan Barbara dari tidurnya yang pulas, sebab sejak gadis itu tiba dia belum memakan apapun sementara matahari sudah terbenam sejak mereka selesai bercinta.

"Barbara" panggil Juan, berbisik di depan wajahnya. Dahi Barbara berkerut sebelum gadis itu mengerjap dan membuka kedua matanya untuk menatap Juan, "Bangunlah, kau harus makan"

Barb mengangguk, tanpa menghiraukan tubuhnya yang polos gadis itu mengambil posisi duduk sambil mengucek kedua matanya. Oh, dia masih sangat mengantuk.

"Pukul berapa ini, Señor?"

"Tujuh malam" jawab Juan sembari turun dari ranjang sebelum ia berpikir untuk menerjang gadis cantik itu lagi. Mengenakan kausnya, Juan berkata, "Aku tunggu di bawah"

Juan meninggalkan kamar lebih dulu untuk menemui anak buahnya, Tito. Sebenarnya mereka punya banyak hal untuk diurus hari ini, tapi Juan malah mengesampingkan semua urusan begitu ia tahu Barbara telah tiba. Anggap saja dia merasa jenuh dengan pekerjaannya dan kehadiran Barbara di rumahnya menjadi tempat baginya untuk mengumpulkan kembali semangat dan energi.

"Tito" Tito segera menghampiri Juan saat pria itu baru saja muncul di gudang dan memanggilnya, "Ada kabar dari orang Amerika itu?" tanya Juan, begitu Tito muncul di hadapannya.

"Dia sedang dalam perjalanan, Don Juan"

"Sendiri?"

"Si" Ya.

Juan mengangguk, "Kabari aku begitu dia tiba" ucapnya. Dia kemudian kembali masuk ke rumah dan melanjutkan langkahnya menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama Barbara yang sudah tiba lebih dulu di sana.

"Maaf membuatmu menunggu" kata Juan sambil menarik bangkunya. Barbara yang terlihat masih malu-malu hanya mengangguk.

Di meja makan sudah tersaji berbagai macam hidangan, sebelumnya Juan mengatakan kepada tukang masak di rumahnya agar menghidangkan sesuatu yang spesial malam ini kepada tamu cantik mereka, yaitu Barbara.

"Silakan dinikmati, katakan kepadaku jika ada yang kurang atau kau mungkin menginginkan makanan yang lain"

"Ah, tidak perlu Señor ini saja sudah lebih dari cukup, terima kasih" sahut Barbara.

Mereka mulai mengisi piring masing-masing dengan hidangan yang tersaji, lalu makan dengan hening karena situasi di antara mereka masih sama canggungnya seperti pertemuan pertama. Juan sendiri adalah tipe pria yang tidak ramah, ia tidak tahu bagaimana cara untuk berbasa-basi dengan seorang wanita untuk mencairkan suasana di antara mereka. Ini konyol, bahkan hingga sekarang Barbara pun masih memanggilnya dengan sebutan Señor.

Di tengah-tengah makan malam yang begitu hening, kemunculan Tito sangatlah mengganggu meskipun Juan tahu dia yang memerintahkan lelaki itu untuk menemuinya begitu tamu mereka sudah tiba.

"Dia sudah tiba, Don Juan"

Mengangguk, Juan mengelap mulutnya dengan serbet, "Lanjutkan makanmu, aku punya tamu" ucapnya pada Barbara. Juan hendak meninggalkan meja makan ketika Barbara dengan begitu hangat bertanya kepada anak buahnya, "Di mana Eliza, Señor?"

Juan lantas menghunus Tito dengan tatapan tajamnya, siapa sialan Eliza? Jangan katakan Tito nekat membawa gadis lain ke dalam lingkaran mereka karena itu sangatlah berbahaya. Sebagai mafia narkoba terbesar di Kuba, tentu Juan tidak dapat membiarkan sembarangan gadis terlibat dengannya dan anak buahnya. Apalagi tanpa penyelidikan terlebih dahulu, karena bisa saja gadis itu adalah agen atau mata-mata yang ditugaskan oleh polisi untuk mengumpulkan bukti tentang bisnis mereka.

Ditatap seperti itu oleh bosnya membuat Tito menjadi gelisah, tapi mau tak mau ia harus menjawab pertanyaan Barbara, "Dia tinggal di apartemenku, Señorita" Barb mengangguk paham, meski ketegangan di wajah Tito dan Juan membuatnya merasa heran.

"Aku tidak ingat kalau aku menugaskanmu menjemput gadis lain selain Barbara" cetus Juan, Tito lantas terdiam menyadari dirinya berada dalam masalah. Mendengus, Juan berjalan melewati Tito sambil berkata, "Kita bicarakan setelah ini"

- TBC -

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

Don Juan Mistress (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang