● CHAPTER 2

871 87 23
                                    

🌊🌊🌊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌊🌊🌊

Dan meskipun begitu, dia adalah seseorang yang rapuh...

Rapuh seperti dandelion yang mudah terbawa angin

Rapuh seperti pasang surut ombak laut

Rapuh seperti istana pasir yang mudah melebur

🌊🌊🌊

.

.

.

.

"hallo.. hallo.. katt?" James gemetar didalam selimut yang menggulung, membungkus tubuhnya seperti kebab turki, keringat dingin membasahi tubuhnya, merembes dibalik piyama katun-nya. punggungnya basah, pelipisnya berembun. Semilir angin samar-samar menerobos lewat jendela, bulu kuduk james berdiri dan bergetar sambil menelfon kattie

"hmmm??" jawab kattie dengan malas, suaranya terdengar setengah sadar dan mengantuk, sudah pasti dia mengantuk, lagipula james gila menelpon dini hari pukul 3 pagi????

"sekarang aku tau alasan kenapa Mrs. Rachel menjual rumah ini begitu murah! bukan karena sempit dan rumah sitaan, lebih dari itu! RUMAH INI BERHANTU!!! OHOOO, KATTTT!!!" suara james gemetar.

Yaps setelah diyakinkan berkali-kali oleh kattie, james akhirnya membeli rumah sempit No.212 itu, karena Mrs.Rachel juga memberikan potongan harga lagi menjadi 195ribu euro saja, Mungkin Mrs. Rachel memang lagi membutuhkan uang itu mendesak hingga rela menjual rugi, entahlah... apapun itu, tapi yang jelas, james melihat ini sebagai keuntungan! kapan lagi dia bisa membeli rumah dengan harga semurah itu, seluruh dublin tidak akan ada yang menjualnya.

"aduh james, berapa umurmu? kenapa masih takut hantu? tidak ada hantu! hah kau berlebihan"

"2 hari kat!!! sudah 2 hari ini, aku mendengar suara seseorang ribut dilantai atas, aku selalu tidur dilantai bawah, lalu siapa dilantai atas?"

"kenapa kamu tidak mengeceknya? apa kamu beneran detektif hah? james aku mengantuk, pergi dan check sendiri, siapa tau itu kucing atau burung yang terjebak di lorong cerobong asap"

"kucing atau burung tidak bersuara dan mengobrol katt, kecuali mereka kucing dan burung jadi-jadian.. aw.. halo.. halo... katt? katt???" james mengetuk-ngetuk layar ponselnya, katt mematikan telfonnya. dan dia sudah tidak bisa dihubungi lagi.

mau tak mau, demi menyelesaikan semuanya, james terpaksa keluar dari gulungan selimutnya, meraih pistol genggam yang selalu dia selipkan dibawah bantalnya untuk berjaga-jaga. menjadi detektif memang nyawanya bisa terancam kapan saja, tapi siapa yang menyangka pistol itu malah dibuat melindungi dirinya dari hantu, bukan dari seorang kriminal, tapi dari hantu!!! yang secara teori dia sudah mati, kenapa pula james harus menodong dengan pistol? entahlah, apapun itu yang terpenting adalah menyelamatkan perasaan takutnya. James selalu berakhir merasa tenang selama ada senjata ditangannya.

Gosh Hunters | GEMINIFOURTHWhere stories live. Discover now