***
Kino melirik ke sekitar, ia berusaha meminta Ara untuk duduk kembali. Namun, isyaratnya tak dipedulikan cewek itu.
"Kalo gue gak mau minta maaf, kenapa emang?" Bella melipat tangannya, menatap remeh pada Ara.
"Oh gak mau minta maaf?" Ara melirik ke arah es teh Kino yang masih penuh, Kino yang mengerti jalan pikiran cewek itu menggeleng. Namun terlambat, waktu bergerak begitu cepat.
Byurr...
"Impas."
Bella ternganga, melihat seragamnya yang basah. "Anjing lo ya!"
Hal yang sejak tadi dicemaskan Kijo terjadi. Bella mulai menyerang Ara, namun cewek itu tak diam saja. Ia membalas dengan menjambak rambut cewek itu hingga bandananya terlepas. Kedua teman Bella berusaha membantu, namun tiga orang itu tetap kalah dengan tenaga Ara.
"Dasar cewek badak! Lepasin rambut gue!" teriak Bella berusaha menyingkirkan cengkreman Ara.
"Berhenti!"
"Land, ini gak bisa dibiarin!" seru Jessi.
Tidak ada yang berani melerai, hingga Jessi dan Erland nekat menarik kedua cewek saling menjauh. Jessi menarik Bella sementara Erland menarik Ara.
"Lepas! Gue mau bikin perhitungan sama tuh anak!" ucap Bella dengan sorot mata tajam.
"Gue bilang berhenti!"
Keadaan perlahan tenang, Erland berdiri di antara keduanya dengan tangan terangkat. "Kalian apa-apaan! Berantem gak jelas."
Kino segera mendekati Ara. Di luar dugaan, raut wajah Bella seketika berubah seperti teraniaya. Ia mendekati Erland yang membuat Jessi yang disebelahnya sedikit terdorong. Tangannya langsung memegang sebelah tangan Erland.
"Land, aku gak salah kok, dia duluan bikin keributan. Liat nih, baju aku basah gara-gara dia." Bella melirik Ara sambil menekan kalimat terakhirnya.
Erland segera melepaskan pegangan Bella dari tangannya. Menarik napas dalam, lalu berganti melihat Ara yang tak geleng-geleng melihat skil acting Bella.
"Gue gak peduli siapa yang mulai duluan, yang jelas gak ada yang boleh buat keributan di sini!"
Ara dapat merasakan aura tegas dari raut dan perkataan Erland. Ia tanpa sadar memperhatikan cowok itu dari atas sampai bawah. Kalau dilihat dari fisiknya, Erland memang tampan. Tubuhnya tinggi, alis tebal, hidung mancung dengan bibir yang tipis. Suaranya juga tegas dan keliatan bertanggung jawab.
Bella menyadari sorot mata Ara yang nampak memperhatikan Erland. "Heh ngapain lo ngeliatin Erland kek gitu."
Ara berdecih.
"Sekarang gue minta kalian baikan," ucap Erland lagi.
"Gue bakal baikan sama nih orang, kalo dia udah minta maaf sama temen gue." Kino melotot saat Ara menunjuknya, mengapa masalah ini jadi bertambah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My (Perfect) Boyfriend?
Fiksi Remaja"Jadi pacar gue, dan gue bakal bermanfaat buat lo." ----------------------------------------------------------------------- Araina Silvanska. Cewek yang selalu ingin hidup bebas, lingkup pergaulannya yang 'dianggap' aneh oleh ayahnya. Membuat Ara in...