31. Bertemu Rindu

1.4K 321 85
                                    

Yasha bukan tak merasa berdosa sebab meninggalkan tanggung jawabnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasha bukan tak merasa berdosa sebab meninggalkan tanggung jawabnya. Yasha tahu betapa buruknya dirinya. Bukan maksudnya membiarkan sang buah hati berada di tangan orang lain, hanya saja saat melihat wajah anaknya itu, dirinya seperti mengulang memori buruk dengan Syamil. Banyak hal hancur karenanya.

Termasuk pernikahannya dengan Kun.

Natta. Panggilan favoritnya untuk Kun. Laki-laki yang dicintainya namun juga dikhianatinya. Keduanya menjalin hubungan cukup lama. Jauh sebelum keduanya memikirkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, keduanya sudah saling jatuh cinta.

Yasha cukup tahu diri untuk tak menampakkan wajahnya di depan laki-laki sebaik Kun. Laki-laki yang mengurus bayi hasil dari penghianatan yang dilakukannya dengan Syamil. Laki-laki yang notabenenya adalah sahabat dari Kun sendiri. Yasha tak tahu terbuat dari apa hati laki-laki itu sehingga mampu menampung banyaknya luka sendirian.

Tidak seperti dirinya yang berlari sejauh ini.

Ternyata benar kata orang, tak mudah menjadi ibu. Apalagi dirinya tak mendapatkan support yang cukup. Syamil terus-terusan menyalahkan akan hal itu. Keluarga dan Natta juga kecewa padanya. Yasha bagai sendirian. Rasa benci dan marah itu tumbuh begitu saja pada dirinya.

Menyalahkan si kecil yang bahkan hanya tahu menangis saja. Yasha menjadi frustasi.

"Nakhla udah ganti nama. Natta yang ganti namanya sendiri. Mungkin karena nggak mau inget lo lagi. Sekarang namanya Nakhala."

Suara dari adiknya itu terus terputar dalam kepalanya. Terus seperti itu apalagi saat melihat potret Nakhala yang selalu di update oleh Yudhi, sang adik. Tak lupa juga Kun yang senang sekali mengabadikan tumbuh kembang si kecil di laman pribadinya.

Namun lima tahun belakangan, laki-laki itu tak pernah lagi memposting apapun di sana. Membuat rindu Yasha pada rumahnya semakin besar.

"Gue nggak akan tahan lo, Cha. Karena mau lho pergi sejauh apapun, dosa dan penyesalan akan selalu ngikutin lo. Jadi, gue harap lo nggak salah langkah. Anak lo aman sama gue dan Natta."

Waktu itu, Yudhi dan kedua orang tuanya mengantarkan dirinya ke bandara. Dirinya akan kembali ke Melbourne. Yudhi yang tengah menggendong Nakhala yang sedang tertidur terus saja mengucapkan kata-kata pedas padanya. Adiknya itu sudah terlanjur kecewa.

Dirinya pun tak tahu ada apa dengan dirinya. Entah keputusan dari mana hingga dia memutuskan untuk pergi.

"Gue nggak tahu ada apa di sana, tapi gue harap lo masih ingat rumah, Cha. Jangan lupa pulang. Nakhala akan selalu menunggu Mama-nya untuk pulang."

Setelah mengatakan itu, Yudhi berbalik meninggalkan Yasha yang senantiasa menunduk. Kakak kembarnya itu seperti menahan tangis.

Sudah lebih dari empat belas tahun. Yasha selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri, setinggi apa Nakhala sekarang. Apa makanan kesukaannya, apa warna favoritnya, juga apa hobinya. Apakah anak itu tumbuh seperti kebanyakan anak yang akan sulit dibangunkan ketika akan pergi sekolah? Apakah Nakhala tumbuh dengan baik walaupun tanpa kedua orang tuanya? Apa anak itu bahagia?

Nakhala (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang