Seperti judulnya, kisah ini berpusat pada saudara kembar keluar Andreas. Mikhael Andreas dan Izekiel Andreas. Mereka terlahir sebagai kembar identik namun mulai berbeda ketika mereka tumbuh dewasa. Yang paling kontras adalah sifat mereka.
Mikhael atau biasa dipanggil Kael lahir 10 menit lebih awal daripada saudaranya sehingga dia mendapat posisi sebagai Kakak. Kael adalah seorang Pure Top. Dia memiliki tubuh yang selalu dipuja oleh para wanita maupun pria bottom. Bahkan para Top rela menjadi bottom untuknya.
Jika itu Kael maka lain cerita dengan adik kembarnya. Izekiel atau biasa disapa Kiel. Kiel adalah seorang bottom. Jika Kael memiliki tubuh gagah dan berotot maka lain dengan Kiel. Tubuhnya langsing dan indah seperti para bottom yang banyak menjadi incaran para Top. Dia juga berolahraga meski tidak segila Kael sehingga ada sedikit garis tipis six pack di perutnya namun justru itu menjadi daya tariknya karena beberapa bagian tubuhnya ikut terbentuk dan membuat kesan sexy dengan konsep berbeda dengan saudara kembarnya.
Bukk...
Bakk...Suara pintu yang ditendang juga barang yang dilempar asal. Siapa? tentu itu kelakuan si bungsu. Kiel melangkah memasuki rumah sambil menghentak-hentakan kakinya kesal. Kael? si Kakak hanya bisa menggeleng melihat aksi adiknya.
"Kenapa lagi adik gue?", tanya Kael yang membuka lebar tangannya menyambut sang adik dalam pelukannya.
Kiel menghambur ke pelukan saudara kembarnya yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv.
"Itu... gue digodain sama Seme-seme laknak di sekolah. Masa gue digodain kayak botty-botty!!"
Kael menahan tawanya agar tidak pecah dan membuat si adik semakin kesal. Yap! Kiel tidak mengakui diri sebagai seorang bottom. Alasan dia sering ikut Kael ke gym meski ujungnya tidak betah karena katanya dia ingin terlihat sebagai Top seperti saudara kembarnya.
"Iya, iya. Besok kan gue pidah ke sekolah lo! gue hajar siapa pun yang berani goda adik gue", ucap Kael mengusap sayang kepala sang adik. Sementara Kiel masih cemberut namun bersandar di dada Kael.
"Kiel, kiel. Gimana nggak digodain? tingkah lo gemesin gini yah jelas botty lah!", batin Kael.
Pindah? yap! sebelumnya Kael bersekolah di luar negeri tapi dia akhirnya memutuskan pindah. Alasannya? karena dia sering pulang pergi, setidaknya sekali seminggu dengan alasan merindukan saudara kembarnya. Orangtua merekalah yang mengeluh karena biaya tiket yang kini seperti tagihan wajib setiap minggunya.
Tap...
Tap...
Tap..."Permisi Tuan muda!"
Keduanya beralih pada pria yang memakai setelan jas serba hitam. Itu salah satu pekerja mereka.
"Ada apa?", tanya Kiel yang masih betah bersandar di pundak sang Kakak.
"Tuan besar mengirimkan beberapa pekerjaan untuk kalian"
Keduanya pun menghela nafas lalu bangun dari sofa. Mereka berjalan beriringan ke ruang bawah tanah. Andreas bersaudara itu melewati lorong panjang yang hanya dipasangi lampu remang-remang. Aura gelap nan mencengkap saat melewati beberapa pintu yang berjejer di sepanjang tembok lorong itu. Suara jeritan, tangis dan memohon. Bau darah pun mendominasi tempat itu hingga mereka tiba di ujung lorong dimana sebuah pintu dengan keamanan tingkat tinggi berada.
"Kemana petugas kebersihan? kalau bau darah sampai ke atas gimana?", emosi Kiel yang kesal karena harus menahan nafasnya hingga mereka selesai melewati lorong. Dia tidak suka dengan bau darah.
"Maaf Tuan muda!"
"Berhenti minta maaf dan lakukan tugas kalian dengan benar!", kali ini giliran Kael yang berkata dengan nada dinginnya meski dia sebenarnya baik-baik saja dengan bau darah. Tapi adiknnya adalah prioritas.
Keduanya duduk di depan banyak layar LED yang disusun sedemikian rupa disana. Satu layar terbesar kemudian menampilkan wajahh yang sangat familiar. Itu Ayah mereka.
"Kael, semua berkas kepindahan sudah diurus. Besok kamu bisa langsung berangkat sekolah!"
"Nggak usah basa-basi. Langsung aja!"
Vanno, sang Ayah hanya bisa menghela nafas dengan sifat dingin si sulung.
"Hai Ayah! I miss You, kapan pulang? kok honeymoon nggak selesai-selesai?"
Lain cerita dengan si bungsu yang selalu bertingkah manis pada orangtuanya. Vanno tidak jadi memasang ekspresi garangnya dan malah tersenyum hangat pada Putra bungsung.
"Sabar ya baby, Ayah akan pulang nanti bawa ole-ole yang banyak buat kamu. Semuanya punya kamu, si anak batu nggak dapat apa-apa"
"Huahahaha... kasihan Kak Kael wlee"
Kael hanya bisa menggeleng lagi dan lagi. Ini yang katanya mau jadi Top? Tidak heran jika banyak yang ingin menculik adiknya dan dijadikan botty pribadi. Tante-tante girang pun banyak yang ingin jadi sugar mommy nya.
"Oke back to the topic! nah jadi tugas kalian berdua itu nagih utang sekaligus ngasih pelajaran si tukang ngutang tapi songong minta ampun", jelas si Ayah yang jelas terdengar begitu kesal.
"Kenapa emang?"
"Itu si anggota dewan mines akhlak. Pas nyalon minjem uang Ayah banyak sampe milyaran. Nggak masalah sih nggak dibalikin, masih tetap kaya kita. Tapi kelakuannya itu loh! bukannya balas budi malah bisnis Ayah diganggu. Masa pabrik Ayah dilaporin karena nggak bayar pajak"
"Kan memang iya!", polos si adek.
"Hahhhh... maka dari itu yang namanya koneksi loh Kiel... alasan Ayah ngasih pinjem dana buat para pejabat lah biar bisnis Ayah lancar tanpa hambatan gitu!!!"
"Oh gitu!"
Rapat singkat itu selesai begitu sambungan video call itu diakhiri. Andreas bersaudara itu pun menuju ke ruangan berbeda yang masih terhubung dengan ruang rapat. Mengambil perlengkapan masing-masing sebelum menuju garasi.
"Dek lo ikutan turun?"
"Hmmm lihat aja nanti. Kalo seru gue gabung nanti!"
Mobil van itu melaju meninggalkan kediaman keluarga Andreas. Ada yang penasaran dengan apa yang sebenarnya mereka lakukan? keluarga seperti apa mereka? Sebelumnya mari kita ikuti si kembar.
Mobil itu berhenti di dekat sebuah gedung hotel sesuai dengan lokasi yang dikirimkan pada mereka. Kiel memulai aksinya. Dia menyalahkan beberapa laptop yang terhubung ke sebuah alat lainnya. Memberi sepasang earpiece dan handphone.
Jari-jari lentik si bungsu mulai menari di atas keyboardnya. Beberapa code aneh memenuhi layar laptop di sekita mereka hingga sebuah tampilan progres mencapai 100%.
"Oke, lo bisa masuk Kak!"
Kael mengangguk lalu turun sambil membawa tas di punggungnya. Dia langsung berjalan dengan santai melalui pintu utama menuju lobby. Masuk lift yang butuh kartu akses namun dia bahkan tidak perluh menekan tombol lantai karena lift itu otomatis menuju lantai 30. Bagaimana bisa? karena sistem di hotel itu kini di bawah kendali saudaranya.
"Kamar 308", terdengar suara Kiel di seberang earpice nya.
Lagi dan lagi pintu yang butuh kartu akses sebagai kunci kini terbuka otomatis untuknya membuat orang-orang di dalamnya terkejut.
"Kalian siapa?"
"Hmmm... saya disuruh Ayah kemari", jawab Kael tersenyum miring.
"Ayah kamu?"
"Iya, Ayah saya. Vanno Andreas. Kenal kan?"
---tbc
Heloo cerita pertama gue nih... semoga suka😘💦
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Twins
ActionWarning!!! Khusus cerita bl, so yang homophobic menyingkirlah jangan menyampah disini!!! Banyak adegan dewasa🔞 bxb Mpreg