Sunoo sungguh masih mempertanyakan kejadian tadi, setelah semua acara selesai dan keluarga dibubarkan, Sunoo kini sudah berada ditaman belakang mansion Park. Mereka berdua berdiri sambil memandangi danau kecil buatan ditaman.
"Kakek tidak hidup kembali, ataupun menjadi hantu. Itu hanya bayangan yang terbentuk dari tekad keluarga kami. Kami menyebutnya bayangan. Karena itu mereka tidak punya wujud fisik yang sesungguhnya, tapi mereka terasa nyata bagi kami keluarganya, dan kami merasa benar-benar bicara dengan mereka. Namun, itu mungkin hanya sekedar ilusi. Dalam percakapan pun, mereka tak akan menjawab diluar perkiraan kita yang masih hidup. Meskipun begitu kami tetap menciptakan bayangan keluarga kami." Sunghoon memandang danau tersebut dengan pandangan dalam, seolah terdapat perasaan pedih ditiap kalimatnya. Seolah terdapat kisah yang mencubit hatinya.
"Mereka, bayangan itu, membantu mengisi hati yang kosong saat seseorang dalam keluarga meninggal." Entah mengapa, hati Sunoo mencelos sangat mendengarkan kalimat yang Sunghoon ucapkan. Sunoo memilih terdiam, terus mendengarkan penjelasan Sunghoon.
"Merekapun terus menjadi bagian dari keluarga. Tapi, bayangan itu semakin memudar. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai melemah dan makin transparan. Lalu, sekitar 20 tahun mereka akan menghilang sepenuhnya. Dalam kurun waktu 20 tahun itu, harapannya membantu anggota keluarga yang ditinggalkan untuk ikhlas. Itu membuat mereka mendapatkan perpisahan yang tenang. " Sunghoon membalikkan badannya, menatap Sunoo dengan tatapan menyakitkan.
"Aku mengerti, terima kasih sudah mau bercerita. Aku tau itu sangat sulit." Sunoo berucap menenangkan sembari memeluk Sunghoon. Terdengar Isak tangis pelan milik Sunghoon.
Sunghoon mengusap pelan air matanya. Ia tersenyum, terkekeh pelan.
"Maafkan aku, aku terlalu emosional. Sunoo jangan mengantuk dulu ya? Ceritaku belum selesai." Sunghoon tersenyum manis menampakkan gigi taringnya. Meskipun suaranya masih terdengar bergetar, Senyuman Sunghoon tetap terlihat manis.
"Hahaha, iya lanjutkan aku masih mendengarkanmu." Sunoo mengusap pipi sepucat saljut milik Sunghoon.
"Baik aku lanjutkan, sekarang sudah hampir 20 tahun sejak nenek canggahku yang berusia 125 tahun mulai menjadi bayangan. Beliau mungkin akan segera menghilang. Tapi saat ini, aku, ayah atau nenek sudah bisa merelakannya. Namun, itu semua terjadi karena kami memiliki waktu 22 tahun setelah ia meninggal sehingga kami bisa sampai ikhlas dan berpisah."
"Aku mengerti Sunghoon, um tapi hoonie. Nanti, kalau ayahku meninggal, apa kita bisa membuat bayangan dirinya?" Sunoo bertanya penuh harap. Ia sungguh mencintai sang ayah.
"Kupikir kamu pasti akan menanyakan itu. Aku tau kenapa kamu ingin bayangan keluargamu sendiri. Akan coba kutanyakan." Sunghoon menggenggam tangan Sunoo dengan erat, sembari menatap netranya penuh cinta.
"Apa yang kau katakan, Sunghoon?" Suara tersebut terdengar sangat tak setuju dengan pendapat Sunghoon.
"Tentu saja tidak boleh!" Sang ibu berseru marah kepada Sunghoon.
"Apa gunanya membuat bayangan ayahnya Sunoo?" Tanya sang ibu dengan ketus dan dingin.
"Itu mustahil." Tambah sang ayah, mutlak.
Sungguh, Sunoo sudah tak tahan berdiam diri dibelakang pintu. Sunghoon memintanya untuk mendengarkan saja tanpa masuk.
Brakk
"Maaf! Kumohon maafkan saya, saya sudah salah memintanya!" Sunoo berlutut dibawah kaki ayah dan ibu Sunghoon.
"Tolong maafkan permintaan egois saya!" Sunoo kembali menundukkan badannya. Sunoo menangis, ia benar-benar menyesal meminta hal mustahil, betapa tak tahu dirinya ia.
Sunoo menatap seluruh anggota keluarga Sunghoon yang tak bergeming, bahkan memandangnya sedikit saja tidak.
"Tolong berdiri Sunoo, kita kekamar." Bisik Sunghoon sembari menuntun Sunoo untuk berdiri.
.
.
.To be Continued
[260623]
.
.
.Milky's side note:
Sabar yaaa, kita pelan pelan sampe di klimaksnya 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Love(lies)
Fanfiction[sungsun] [short story] Benua seolah mempermainkan takdir hidupku, membiarkan aku hidup dalam ketidaktahuan berkepanjangan, membiarkan aku hidup dalam kisah fiksi belaka, membiarkan aku hanyut dalam kisah yang sang penciptanya sendiri mengakhirinya...