Chapter 11

251 37 5
                                    

Happy Enjoy and Reading ~

.

.

.

.

.

    Nampak seorang pria tengah menatap keluar jendela. Menatap anak- anak didikan mereka– 4 pilar utama, yang sedang memetik buah di halaman belakang rumahnya. Yah, anak asuhnya yang meminta izin untuk memetik buat itu dari pada busuk.

    "Keluarlah dari sana, sialan." Gumamnya tapi memenuhi ruangannya.

    "Wah, aku tak menyangka kau menyadari keberadaan ku, Nazi" Ucap sosok yang tiba- tiba keluar dari sisi gelap ruangan itu.

     Pria itu adalah Nazi. Ia berbalik, menghadap sosok itu.  Sosok misterius bertopeng. Ia terlihat berjalan kearah Nazi dengan santai, hal itu membuat si empu mulai waspada. Dia mulai siaga dengan mengeluarkan revolver dan pedang pendeknya. Memasang kuda- kuda.

     "Woah, kau sangat siaga. Tapi."

    Jlebb

     "Kau tak cukup cepat menghadapi ku." Tambah sosok itu yang tiba- tiba sudah menikah perut Nazi.

   Pria itu– Nazi, terkejut. Ia melirik perutnya yang sudah mengalir oleh cairan pekat merah. Sosok itu menarik pisaunya dari perut Nazi, ia mengambil jarak dengan santai. Seakan- akan dia tak dalam bahaya.

     "Ah, darah mu mengenai tangan ku, tapi tidak apa- apa aku akan melukis wajah kalian yang sudah ku bunuh menggunakan darah ini." Ucap sosok itu tenang.

    "Apa mau kalian?." Tanya Nazi menahan rasa sakit di perutnya, ia tau kalau luka yang di berikan dari sosok itu tepat dia area organ vitalnya. Sesekali itu memuntahkan darahnya.

    "Ahahaha, jangan terlalu banyak bicara. Kau akan memperpendek umurmu dan mempermudah kau untuk mati. Atur saja nafas mu agar racun yang sedang menyebar di dalam tubuh mu melambat." Tawa sosok itu sambil memutar pisau itu dengan santai.

Deg–

    'Keparat kau, pantas saja. Apa di dalam racun itu ada anti regenerasi?.' batin Nazi.

     "Gotcha-! Kau benar. Aku juga tak menyangka kalau orang itu bisa membuat hal seperti ini." Ucap sosok itu yang seakan- akan mengetahui isi kepala Nazi.

    "S-uhuk-!." Nazi terbatuk darah. Tubuhnya, sudah tak bisa toleran terhadap racun ini.

   "Hey- hey, jangan mati dulu. Tak asik bukan kalau kau mati hanya dengan racun ini? Lagi pula aku belum menikmati sensasi anggota tubuh mu terpisah. Tak menyangka kau lebih lemah dari tim Axis power mu." Sosok itu tersenyum miring di balik topengnya, dia sengaja memprovokasi Nazi.

   Nazi menggeram. Ia mulai terpancing dengan provokasi itu.

    "Bagaimana kau tau nama tim itu." Geram Nazi.

    Ya, tim Axis power adalah tim rahasia yang sangat di rahasiakan. Tim itu di usul oleh pihak pemerintah itu sendiri. Hanya terdiri dari 3 pilar utama karena mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu mendominasi kekuatan dari para pilar di bawah mereka. Awalnya, USSR ingin di ikut sertakan tapi pria itu menolaknya dengan keras. Sebab dia memiliki caranya sendiri, dan tidak ingin menjadi boneka konyol para pemerintah itu.

    "Itu R- A- H- A- S- I- A." Ucap sosok itu.

Dor–

Dor–

[ B ] Silence | RussXfemIndo [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang