Bab 1 awal mula

26 3 0
                                    

Ini cerita pertama aku jadi mohon maklum saja kalau tidak bagus.

Hai,namaku Bagus Cakra Erlangga aku adalah mahasiswa semester akhir yang lagi berjuang dengan skripsi yang harus selalu direvisi karena kurang puasnya dosen pembimbing ku.

Tapi aku selalu berusaha buat enggak stres salah satu caranya ya baca WP.

Aku sekarang lagi seneng baca satu novel yang lagi naik daun,judulnya "Bersemi kembali". Bercerita tentang perjuangan Narendra Graham Putra untuk mendapatkan kembali cinta dari sang mantan pacar Lumina Sonya Prada, ceritanya seru banget tapi yang aku enggak suka itu, adalah cara dia buat dapet perhatiannya Sonya adalah dengan cara nyakitin tokoh favorit aku!.

Cakra Cayantra Prasya si antagonis yang paling ngenes. Dari segi keluarga juga percintaan, Dia anak tunggal dari pasangan toxic Danuja Baskara Prasya dan Braham Adicandra Prasya, sang Daddy yang selalu memberi tekanan pada nya katanya supaya ia menjadi pribadi yang "sempurna", dan sang papa yang selalu tutup mata dengan segala kekerasan yang diterima anaknya dari sang suami dan kadang dia juga ikut ngelakuin kekerasan,tapi bedanya dia bagian mental.

Pertemuannya dengan Sonya sedikit memberi warna dihidupnya yang suram dia yang mulai memiliki keinginan untuk menguasai Sonya namun dia juga harus bersaing dengan sang Protagonis Narendra dan gengnya. Setiap hari dia berusaha untuk menarik perhatian Sonya mulai dari selalu memboncengnya dari rumah kesekolah dan dari sekolah ke rumah, dia juga akan selalu membuatkan bekal untuk Sonya , walaupun dia tau kalau bekal itu akan dibuang atau di berikan ke orang lain.

Namun tetap saja dia akan mengulang itu setiap hari. Sampai-sampai disekolah dia memiliki julukan yang cukup terkenal yaitu 'Bunya' dan terkadang dia juga akan dibully oleh Narendra juga gengnya. Karena sudah terlalu lelah dia pun mengakhiri hidupnya dengan cara menyayat pergelangan tangan nya
dan akhirnya mati ,ke esokan harinya mayatnya di temukan oleh sang Papa di dalam bathtub bermandikan air bercampur darah, disebelahnya dia juga menemukan sepucuk surat.

Isi suratnya

'Siapapun yang menemukan ini tolong sampaikan pada papa aku menyayanginya.katakan pada Daddy aku menghargainya.katakan pada Sonya aku akan selalu mencintainya sampai kapan pun itu,dan katakan pada Narendra kalau aku sudah pergi dia pasti akan senang karena tidak ada lagi orang yang bisa mengganggunya untuk memiliki Sonya, juga tolong kubur aku dengan layak dan aku tidak ingin di kremasi, terimakasih :)'

Dan bersamaan dengan itu tubuh sang Papa meluruh di lantai di barengi dengan air mata yang mulai turun, sang Papa mulai merangkak menuju jasat sang anak yang sudah membiru, dia membawa jasad sang anak kedalam pangkuannya tangannya terulur untuk mengelus wajah sang anak yang terlihat sangat damai.

Dia menelusuri setiap jengkal tubuh sang anak, dan menemukan pergelangan tangan sang anak yang berisi luka yang sangat lebar. Dia pun mulai menangis dan terisak keras yang dapat memenuhi kamar. Pedih ia rasakan di dalam lubuk hati nya saat ini tak kuasa menahan rasa sakit kehilangan yang baru dia rasakan dalam hidupnya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki dan dobrakan pintu berasal dari pintu kamar sang anak.
"Berisik! Bisakah kau diam suara mu sampai terdengar oleh ku" Suara Barito itu menghentikan tangisan sang Papa.
"Mas tolong "ucap sang papa lirih berusaha untuk memanggil sang suami.
Terdengar langkah kaki itu mulai mendekat. Saat sampai di depan pintu kamar mandi pria itu tertegun sejenak. Karena merasakan keberadaan sang suami Candra pun mendongak dengan wajah yang berhiaskan air mata.
"Mas... Cakra... Tolong....."
Dengan tanpa aba-aba Baskara pun langsung mengambil tubuh sang anak  dan membawanya ke kasur Candra mengikuti di belakang. Saat Baskara akan memeriksa nadi sang anak dia melihat luka yang sangat lebar di sana.
"Apa yang terjadi?"
"Bagaimana bisa...ini...bagaimana bisa...." tanya Danu dengan nadal yang lirih
"Aku juga tak tauuu, saat saat aku mau memeriksanya Cakra Cakra sudah seperti iniii"ucap Candra yang masih sesenggukan.
"Cakra juga meninggalkan surat ini"
Ucapnya lagi sambil memperlihatkan surat yang dia temukan.

Sang Daddy lalu menerimanya dan langsung membacanya, dipertengahan surat sang Daddy memijat pelipis matanya dan dengan mata yang berlinang juga dia memeluk tubuh sang anak yang sudah kaku itu.
"Maaf...maaf kan aku nak maafkan aku karena telah menjadi daddy yang tidak becus, maafkan Daddy karena tidak pernah memperdulikanmu maaf kaaan daddyyy"ucap Baskara dengan penuh penyesalan

Sang papa hanya bisa melihat pemandangan tersebut dengan rasa sedih yang amat besar.

Tak lama terdengar suara ketukan dari arah pintu dan di barengi dengan suara pria tua.
"Maaf mengganggu waktunya tuan, saya ingin memberitahu bahwa para investor sudah menunggu tuan"

"Jangan pedulikan mereka, Aldwin sekarang yang ku ingin kamu lakukan, tolong, tolong siapkan pemakaman yang mewah dan buatkan aku undangan untuk anak tengah Prada grup dan anak bungsu Graham kompeni, sekarang"ucap Baskara dengan suara yang sedih

"Baik tuan" sambil berlalu pergi

Dengan perlahan Danu bangun dan menghampiri tubuh suaminya yang sedang melamun, yang lantas membuyarkan semua lamunan sang suami.

"Apa yang sedang kau pikirkan disaat ini... Apakah itu sama dengan yang aku pikirkan?"

"Entah lah isi pikiran orang berbeda-beda... Dan aku tidak tau apa yang kau pikirkan.... Namun kalau kau bertanya apa yang ku pikirkan saat ini, aku pun tidak tau aku hanya tersadar betapa aku sangat keterlaluan dan aku bukan orang tua yang baik, apakah kita memang belum pantas menjadi orang tua?"

"Itu hal yang mungkin terjadi dan kita baru menyadarinya ketika semua telah berakhir dan ada yang hilang...... memang penyesalan datangnya belakangan"

"Ya, kau benar, aku sangat berterima kepada Cakra untuk rasa bersalah yang sangat besar ini, dulu dia sangat ingin di perhatikan namun dia baru bisa mendapatkannya sekarang, maaf kan aku Cakra, maaf " ucap Candra lirih sambil mengusap tangan Cakra lembut.

"Ini sudah berakhir nasi telah menjadi bubur, kita tidak bisa mengubahnya yang bisa kita lakukan hanya memberikan yang terbaik untuk keinginan terakhirnya" ucap Baskara sambil menepuk pundak sang suami.

"Iya kita harus merelakannya, mungkin hidup yang baru"ucap Baskara sambil mengulurkan tangannya sambil menunggu tangan sang suami.

"Ya, mari kita coba" ucap Candra dan langsung menggenggam tangan Baskara Namun matanya tetap mengarah kepada Cakra.

Keesokan hariny-

"Bangke kok gini sih, ini baru 2/3 buku loh masak udah mati, gak bisa gini gak bisa harus di kasih paham ni author" lantas mencari aplikasi watpattnya lalu memberi komen di salah satu bab dari cerita yang dia baca sekarang.

Ternyata cukup banyak yang tidak terima kalau Antagonis dalam cerita harus mati di bagian itu bahkan ada yang mengetik 'semoga baby Cakra dilahirkan kembali terus punya orang tua baru dan hidup bahagia selamanya'

"Semoga apa yang dia ketik menjadi kenyataan, minimal kalok gak dapat gebetan mending keluarga Cemara" ucap Cakra sambil membaca semua komen yang ada di bab itu sambil di selangi dengan tawa karena komentar  yang cukup menghibur

Hingga ia tertidur

Dengan wajah yang damai namun ia tidak tahu entah kejutan apa yang akan menunggunya setelah bangun.

Bersambung....




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 mama antagonis (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang