Special room

67 3 1
                                    

Hujan lebat mengguyur kota kami,
Ayah dan ibu sedang bekerja di luar,
Kami hanya berdua di mansion putih yang dikelilingi pepohonan.

"Kakaaa..ayooo Rin mau sup..ayo kaaak"
Rengekan itu terdengar dari kamar si kakak.
"Rin, kita akan meminta kak lily membuatkan sup untuk malam ini, kita akan pergi lain waktu, ya ?"
Kakak itu berusaha meyakinkan adiknya tuk tidak keluar di maktu lebatnya hujan.

"Tidaaakkk, tidak mauuu..Rin mau yang ada di restoran ituu..ayolah kaaakk..ayoo"
Namun sepertinya sang adik tidak mendengarkan apapun yang kakaknya bicarakan.
Mau tidak mau sang kakak harus menuruti permintaan adik tersayang nya itu, mereka pergi menggunakan mobil yang yang di kendarai oleh anak perempuan dari kepala pelayan di mansion itu.

"Dengarkan kaka..kau tidak boleh bermain di luar resto, ok ? Saat ini hujan, kau bisa terserang demam.."
Kata sang kaka sambil menggenggam tangan adik kecilnya.
"Iya iyaaa, Rin tau kookk, Rin kan sudah besar" kata si adik dengan penuh percaya diri, mereka berpelukan dengan diselingi tawa dari keduanya.

Sungguh persaudaraan yang hangat,
Namun kau tahu ?
Terkadang tuhan punya sesuatu yang...bahkan tak pernah terbayangkan akan terjadi sebelumnya.

"RIIINNN..."

Entah bagaimana sang kakak mendorong keluar mobil si adik.

"Huaaaaa..kakak...kakak bangunnn..kakak..."
Kepala sang adik terluka, terlihat cairan merah bercampur dengan derasnya hujan, gemuruh yang bertaut dengan suara tangis sang adik membuat malam itu menjadi tragis.

"Rin..dengar..dengarkan..kakak.."
Sungguh sulit mengucapkan beberapa kata bagi sang kakak yang sudah berlumur darah, ia menggunakan tubuhnya tuk melindungi sang adik.

"Hu..hubungi ibu...saku..sakuku.."

Adik yang sudah tak mengerti apa yang baru saja terjadi segera mengambil telepon genggam dari saku kakaknya.
Sambil terisak ia menghubungi ibunya.
"IBUUUU..IBU KAKAK TERLUKAA..TOLONGG HUAAAA RIN TAKUT IBUUU.."

selanjutnya ia melepas telepon itu dan melihat kakaknya yang sudah terbaring lemas di jalan, beberapa orang mulai mengelilingi mereka..
"Rin...tenanglah..kita..akan..baik..baik..
saja.."
Kakak itu menggapai kapala adiknya dan menariknya dalm pelukannya.

Sang adik merasa pandangannya mulai kabur..pendengarannya perlahan menghilang.
Terdengar banyak sirine disana..semua orang mengerubungi tempat itu, beritanya tersebar dengan cepat..

-Reality-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang