Nafasnya berderu, dia memegang lututnya yang gemetar habis berlarian dan melompat dari pohon pepohonan lain.
Ujung jaketnya mengusap peluh didahinya, dan tangan kirinya memegang batu besar. Menetralkan nafasnya.
Dia kemudian berdiri tegak dan membersihkan debu dipundaknya, langkah kakinya menghampiri pria yang biasa dipanggil Kapten Yamato.
Dia menghembuskan nafasnya dan menatap tegas pria dihadapannya.
"Kapten Yamato, saya---"
"Anak Uzumaki...?" celetuk seseorang tiba-tiba dari dalam yang memotong ucapan Boruto, Yamato dan Boruto kemudian menoleh.
"... Kabuto... San?..."
Kabuto berjalan kearahnya dan mengode Yamato untuk pergi, Yamato mengangguk paham dan memundurkan langkahnya kemudian menghilang.
Boruto kemudian menatap kearah Kabuto, dia meneguk ludahnya kasar mencoba untuk tetap tenang.
"Kabuto-san... Saya--- saya ingin bertemu dengan [Name]." ucap Boruto dengan sedikit gugup.
Jantungnya berdegup kencang dan netranya menatap tegas kearah Kabuto. Pria ular menaikkan alisnya sebelah, senyuman remeh tercetak diwajahnya.
Dia bersedekap dada, lalu menengok kebelakang.
"Ntahlah..., kuijinkan tidak ya...?" jawab Kabuto yang menatap kearah lorong panjang yang minim pencahayaan.
Boruto menatap kearah Kabuto sebentar, dia mengangguk paham dan kemudian menunduk dan berlari masuk ke lorong itu.
Kemudian, Netra hitamnya menyipitkan matanya dan berjalan dengan santai mengikuti Boruto. Jenjang kakinya melangkah sembari bersenandung pelan.
Bak terbiasa dengan kegelapan, dengan santainya Kabuto berjalan didepan Boruto yang terlihat bingung dan sedikit siaga karna gelap.
Ditangan Boruto, terdapat kunai yang siap untuk dilempar. Boruto kemudian menatap Kabuto dengan curiga.
Apa selama ini ia dibohongi??
Atau..... Saat masuk, dirinya dijebak oleh Kabuto?
"Kabuto-san, dimana [Name]?" tanya Boruto to the poin, dia menatap serius kearah Kabuto.
Suara high heels milik seseorang datang kearah mereka berdua. Sosok itu, Orochimaru datang menghampiri mereka sembari membawa lilin kecil ditangannya.
(Mau ngepet mbak?)
"Boruto, anak Nanadaime. Ada perlu apa datang kemari." Suara berat Orochimaru yang menggema dilorong yang panjang nan luas.
Boruto menghadap kearah Orochimaru dan menunduk sebagai tanda hormat, dia kemudian berdiri dengan tegap dan menatap tegas kearah Orochimaru.
"Aku suka tatapanmu," balas Orochimaru yang paham akan kedatangan Boruto ke laboratoriumnya.
Siluman ular itu kemudian berjalan mendahului Boruto. Si sulung dari Uzumaki itu berjalan disamping Orochimaru dan sesekali melirik kearahnya.
"... Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?..." tanya Boruto membuka topik dan berdehem pelan.
Orochimaru hanya membalasnya dengan senyuman. Bukan, bukan senyuman hangat ataupun senyuman kematian.
Tapi senyuman misterius miliknya membuat bulu kuduk Boruto berdiri.
Kemudian, tepat disebuah pintu kayu. Orochimaru hanya menatapnya, Boruto mengangguk paham dan membuka pintu itu.
Netranya menatap seorang gadis Uchiha yang tampak sibuk mengikat rambutnya. Boruto jalan lebih cepat mendahului Orochimaru, siluman ular itu hanya bisa tersenyum memaklumi.
Maklum lah.. Namanya juga bocah puber, pikir Orochimaru.
Boruto mengambil ikat rambut milik [Name] kemudian membantu mengikat rambut panjangnya. "He-- Boruto?!"
"Kalau mau mengikat rambut itu,,, semua rambut harus terbawa semua. Nanti gerah kalau tidak terbawa semua rambutnya" ujar Boruto tidak mendengarkan pekikan [Name].
Boruto sibuk mengikat rambut [Name], setelah selesai mengikat rambutnya. Tangan kekar Boruto turun kebahu dan memegang pinggang [Name].
Boruto memeluk [Name] dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di celuruk leher [Name]. Aroma kopi hitam yang khas milik [Name] candu untuknya.
"Kalau lelah itu istirahat. Bukan pergi tanpa kabar, bikin khawatir saja, sialan" gumam Boruto yang semakin mempererat pelukannya.
[Name] hanya bisa diam gumaman pelan Boruto. Tak lama, senyuman lembut terukir diwajahnya. Jemari lentiknya mengelus rambut Boruto.
"Gomen..." lirih [Name] yang masih tersenyum.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...