Cinta terkadang memang bisa datang dari mana pun,dan dalam kondisi apapun,tanpa seorang pun yang dapat menerkanya...
Siska mendatangi sebuah ruangan khusud di salah satu sudut sekolahnya. Ruangan itu penuh dengab aneka poster, foto dan pernak pernik bertemakan Justin Bieber. Kalian tentu tahu Justin Bieber. Penyanyi terkenal asal Kanada yang bisa membius jutaan penggemarnya di seluruh dunia, termasuk Siska.
Sama seperti orang lain yang memiliki klub untuk artis idolanya, Siska pun demikian. Kebetulan teman-teman di sekolahnya memang banyak yang menyukai penyanyi asal Kanada itu. Ruangan yang akan dikunjungi Siska memang tempat berkumpul dia dengan semua teman-temannya yang sama-sama penggemar Justin Bieber. Sebuah klub yang beranggotakan gadis SMA yang mengaku dirinya fans berat Justin Bieber.
Siska menyukai klub ini. Bukan hanya karena ia salah satu fans dari Justin Bieber, tetapi juga karena ia senang berteman dengan banyak orang. Siska adalah gadis yang supel dan suka berteman. Tidak heran kalau Siska memiliki teman yang banyak. Bahkan bukan hanya orang Indonesia, tetapj temannya pun ada di berbagai negara.
"Siska! Kau mau kukenalkan dengan saudaraku?" tanya Kelly sesaat setelah Siska merebahkan tubuhnya di salah satu kursi di samping Kelly. Kelly yang merupakan keturunan Indo-Amerika ini adalah sahabat Siska sejak awal mereka masuk SMA.
Mendengar sahabatnya yang bersemangat itu, Siska mengernyitkan dahi. "Saudaramu?"
Kelly mengangguk cepat. "Ya. Dia sama-sama penggemar Justin Bieber. Mau kukenalkan ya?" tanya Kelly dengan penug antusias.
"Sepertinya aku sudah mengenal semua saudaramu, Kel..." jawab Siska sambil mengangguk yakin. "Dan di antara semua saudaramu itu, tidak ada penggemar Justin Bieber," tambahnya.
"No, Siska!" sanggah Kelly cepat. "Kau belum mengenal yang ini. Dia saudaraku yang tinggal di Amerika. He's a boy! Same age like us. Dan dia sama-sama penggemar Justin Bieber.
"Boy?" tanya Siska dengan wajah heran. "Laki-laki penggemar Justin Bieber? Wow, sepertinya menarik..." Siska mengangguk dengan wajah yakin. "Baiklah, kenalkan aku padanya. Siapa tahu pengetahuan bahasa Inggrisku bisa lebih baik lagi kalau berteman dengan orang bule, hehe..."
Kelly tertawa lepas. "Haha...kau ini ada-ada saja.. baiklah, aku akan memberikan id skype-mu padanya. Nanti malam kau mengobrol saja dengannya ya. Orangnya baik, aku yakin kau akan senang berkenalan dengannya,"
Siska mengangguk pelan. "Baiklah... we'll see.."
***
Siska sudah duduk manis di depan laptopnya dengan internet standby. Skype sudah diaktifkan. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sudah dua jam Siska menunggu sebuah panggilan dari Skype yang ada di depan matanya sekarang. Tapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda akan ada video call yang masuk.
Siska menghela napas panjang. Padahal ia berharap sekali bisa berkenalan dengan saudara Kelly itu. Entah kenapa rasa penasaran selalu muncul di benaknya saat malam tiba. Padahal teman bule-nya cukup banyak, tapi kenapa Siska merasa sangat tertarik dengan laki-laki ini? Astaga, bahkan Kelly pun belum memberitahu siapa nama saudaranya itu...
Dengan lesu Siska menghela napas panjang dan berpikir untuk mematikan laptopnya. Daripada menunggu terus entah sampai jam berapa, lebih baik ia tidur supaya besok ia tidak kesiangan pergi ke sekolah. Namun saar hendak mematikan aplikasi skype di laptopnya, sebuah panggilan muncul di layar.
Billy
Wajah Siska yang semula muram mulau cerah kembali. Ia terbelalak melihat sebuah nama itu di layar. Rasa penasaran yang lebih tinggi menyeruak di dalam benaknya. Apakah ini saudara yanh Kelly maksud?
Perlahan Siska menekan tombol accept dan menerima panggilan itu.
Kini di hadapannya muncul sosok laki-laki tampan dengan kulit putih dan bibir tipisnya, sedang tersenyum pada Siska. Siska sempat termenung sesaat sebelum kesadarannya mulai kembali. Oke, dia tampan, pikir Siska. Siapapun yang melihatnya pasti akan mengakui kalau lelaki ini memang tampan.
Awal perkenalan pun dimulai. Rasa canggung hinggap pada Siska dan Billy. Saling bertanya nama, tempat tinggal, hobi, dan tentunya membicarakan tentang Justin Bieber. Kesan pertama yang didapat Siska tentang Billy, selain dia tampan, rupanya lelaki ini juga baik. Persis dengan apa yang Kelly katakan siang tadi di sekolah. Billy mengerti bahasa Inggris Siska yang masih belum terlalu lancar. Billy juga bisa membuat Siska tertawa lepas dengan canda-canda yang ia tunjukkan.
Cukup dua jam untuk hari ini. Untuk malam ini. Perkenalan pertama yang sangat berkesan untuk Siska. Satu hal yang membuat Siska tertaril pada perkenalan pertamanya dengan Billy : Billy dapat membuat suasana canggung di awal menjadi cair, dan Siska menyukai bagaimana cara Billy membuatnya tertawa dan merasa nyaman saat mengobrol dengannya.
***
Perkenalan itu beralanjut hingga saat ini.
Sudah satu bulan ini Siska dan Billy terus menjalin komunikasi. Perbedaan negara bahkan tidak menghalangi komunikasi meeka agar dapat terus berjalan. Hampir setiap malam Billy menghubungi Siska lewat skype. Saling mengenal satu sama lain, membicarakan hal yang menarik,sekedar hanya bercanda dan bertukar informasi tentang negara masing-masing. Siska merasa nyaman dengan Billy, begitu pula sebaliknya.
Sampai akhirnya hari itu pun tiba.
Seperti biasa, Billy selalu menghubungi Siska tepat jam sembilan malam. Namun, ada yang sedikit berbeda dengan Billy hari ini. Wajahnya terlihat sangat serius,tidak seperti biasanya yang selalu tersenyum jahil atau bahkan tertawa riang. Kali ini lebih serius dan lebih fokus.
Setelah terdiam sejenak, Billy pun mengatakannya.
"Selama aku mengenalmu aku merasakan kenyamanan yang amat sangat. Aku merasakan ketenangan, kehangatan, dan ketulusan. Dan itu semua aku dapatkan darimu,Siska. Entah kenapa jantungku selalu berdebar saat tiba waktunya untuk menghubungimu. Detaknya akan lebih cepat saat kau menerima panggilanku. Dan detak itu menjadi stabil dan berirama tenang saat aku mulai berbicara denganmu. Rasanya aku tidak mau mengakhiri panggilan ini ketika tiba saatnya kita harus mengakhirinya. Rasanya ingin selalu bertatap muka seperti ini, meskipun hanya lewat media.
"Siska, aku rasa aku menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?"
Siska tertegun mendengar semua yang diungkapkan oleh Billy. Apa yang Billy katakan, yang Billy rasakan, semua sama persis dengan apa yang ia rasakan sekarang. Apakag benar, ini yang dinamakan cinta? Siska baru kali ini merasakan semuanya.
Dan cinta itu ternyata rasanya indah.
Dengan sekali anggukan mantap, Siska pun berkata "Ya" dan menerima perasaan Billy.
Mulai saat ini dan seterusnya. Tidak peduli berbeda negara sekali pun. Tidak peduli dengan perbedaan waktu sekali pun. Tidak peduli dengan perbedaan adat dan budaya sedikit pun. Saat hatimu berkata "Ya", maka cinta itu akan menguasai dirimu dan meleburkan semua perbedaan itu.Dan ketahuilah, cinta itu bisa datang kapan saja, dan akan selalu indah....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Distance Separate Us
Short StorySebuah komunitas bisa mengenalkanmu pada cintamu. Itulah yg terjadi pada Siska. Komunitas pecinta Justin Bieber mengenalkannya pada semua fans baik dalam maupun luar negeri. Membuatnya memiliki banyak teman. Dari sini pula Siska bisa berkenalan deng...