16. izin pulang

3.6K 382 43
                                    

_________________________
_________________________
___________________
Pagi ini terlihat begitu cerah. Gus Farhan dan Gus Farzan tengah duduk di ruang tamu sembari mengobrol santai.

"Han, gue kan udah punya niatan buat ngelamar cewek tuh,kan kalo gue diterima gue bakal nikah sama dia," ujar Gus Farzan, entah kemana arah pembicaraannya.

"Hmm terus?"

"Gue takut grogi pas akad nikah, lo mau gak bantuin gue buat simulasi akad nikah sekarang?"

Gus Farhan mengangguk antusias, "boleh, gue yang jadi penghulunya."

"Sini tangan lo." Gus Farhan menjabat tangan Gus Farzan.

"Ya Farzan Habibie Alfaqih, Ankahtuka wa zawwajahtuka makhtubataka binti Nazira Shafira Aulia alal mahri majmueat min 'adawat alsalaa hallan."

Gus Farzan menghela napas sebelum mengucapkan kalimat ijab qobul.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bi mahril madzkuur hallan"

"Bagaimana para saksi?sah?" Tanya Gus Farhan.

"SAH!" Teriak Gus Farzan dengan heboh.

"Masya Allah Farzan," ucap seseorang berhasil membuat kedua lelaki itu menoleh ke sumber suara.

Betapa malunya mereka berdua saat melihat kedua orang tuanya  berdiri dan memperhatikan mereka.

"S-sejak kapan kalian di sini?" Tanya Gus Farzan gugup.

"Sejak kamu teriak sah," jawab Queen.

"Liat sayang, anak kita udah besar, udah gak main bola lagi, sekarang mainnya nikah-nikahan," kekeh Gus Syaqil menatap sang istri.

"Jangan-jangan sebentar lagi dia mau bawa cewek ke sini," ucap Queen.

"Cerita dong, siapa ceweknya?" Tanya Gus Syaqil dengan alis menggoda.

"Santriwati Bi." Bukan Gus Farzan yang menjawab melainkan saudara kembarnya.

"Siapa tuh?"

"Na..." Gus Farzan membekap mulut saudara kembarnya saat lelaki itu hampir membocorkan rahasianya kepada kedua orang tuanya.

"Berani lo bocorin, gue bilang sama Zayra kako lo pernah ngompol di celana, mau lo?" Bisik Gus Farzan.

Gus Farhan menggeleng cepat.

"Makannya jangan bilang."

Gus Farhan hanya mengangguk, akhirnya Gus Farzan menjauhkan tangannya dari mulut saudara kembarnya itu.

"Siapa hayo,kok gak mau cerita," goda Queen.

"Bukan siapa-siapa kok, Farhan itu cuma ngelantur."

"Afah Iyah?" Tanya Queen.

"Eh buset, Umi tau dari mana bahasa kayak gitu?" Batin Gus Farzan.

"Iya Umi, bukan siapa-siapa kok," ucap Gus Farzan.

****

Kini jam telah menunjukkan pukul dua siang, Gus Farhan dan Gus Farzan tengah duduk di teras Ndalem sembari menikmati secangkir es teh manis dan sepiring seblak yang dibeli oleh mereka tadi.

"Zan, kita kan hobi makan gorengan sama yang pedes-pedes, tapi kok suara kita masih bagus ya?" Gus Farhan memulai pembicaraan.

"Iya ya, gue juga heran" ucap Gus Farzan.

"Assalamualaikum," salam seorang gadis yang mengenakan gamis pink dan Khimar yang senada.

Sepasang saudara kembar itu pun menoleh ke sumber suara, "waalaikumsalam."

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang