Sekolah adalah tempat paling menyenangkan untuk Kala, karna di sana gadis itu bisa melakukan banyak hal yang membuat nya merasa bahagia. Ketimbang terus di rumah dan merasa jenuh.
Senyum di bibir ranum itu terpatri, ia melambaikan tangan pada Hyun yang mengaantar nya ke sekolah hari ini.
Tubuh nya sudah jauh lebih sehat, bahkan sore kamarin gadis itu pergi bersepeda bersama Kai.
Beberapa hari ini pun, gadis itu sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa tanpa terkendala apapun. Kala pikir mungkin hasil dari kesakitan nya kemarin saat kemo terapi membuahkan hasil yang cukup baik.
Kala jadi tak sabar untuk kemoterapi kembali, karna memang cukup membantu nya, meski rasa sesak itu terkadang tetap hinggap. Setidaknya perjaungan nya tak sia-sia.
"Bapak lo ganteng banget Kal, kaya Siwon."
Kala tertawa kecil saat salah satu teman perempuan di kelas nya berujar, berjalan beriringan menuju kelas.
"Tumben gak berangkat sama Lila?"
"Kan gue di anter Papah." Jawab Kala lembut, usai pulang dari rumah sakit kemarin kala merasa cukup berbeda karna kini tak ingin lagi membuat masalah.
"Kal?" Gadis itu menghentikan langkah nya, menyentuh kening Kala. "Lo demam?"
"Hah?"
"Suara lo? Tingkah lo? Kok jadi aneh gini. Lo salah minum obat?"
Kala menepis tangan teman nya, mengerucutkan bibir sebal. "Apasih!"
"Ini Bukan Kala! Tapi Senja!" Ia berjalan lebih cepat meninggalkan Kala, masuk kedalam kelas lebih dahulu.
"GUYS! KALA LAGI MODE SENJA! TOLONG BANGET NIH DI PERBAIKIN SIFAT-SIFAT NYA YANG KAYA DAKJAL!"
Ia berteraik nyaring, membuat seisi kelas ikut heboh.
"PUTRI JAYABHAYA MEMASUKI KELAS!" Aiden ikut menyahut, membungkuk pada Kala yang menatap nya heran.
Seingat Kala, saat masuk kemarin mereka tak seaneh ini?
"Kalian–"
"SELAMAT DATANG KEMBALI KALA!"
"Ngasih kejutaan nya hari ini, soalnya kemarin lo masuk mendadak kita belum siapin apa-apa!" Lila terseyum lebar, memberikan satu tangkai tulip kuning pada Kala. Memeluk gadis itu erat.
"Kelas gak ada lo sepi banget, maaf ya Kala kalo kita telat nyambut lo nya."
"Buat Formasi!" Aiden berujar, membuat anak-anak itu seketika membuat lingkaran mengerubungi Kala.
Mulai bernyayi pelan.
Kini kita sahabat, teman begitu hangat. Mengalahkan sinar mentari.
Kini kita sahabat, berteman bagai ulat. Berharap jadi kupu-kupu.
"HEI! KALIAN NGAPAIN!"
"Yailah bu Endah, baru intro!"
~•~
Matahari sudah cukup terik, namun pelajaran olahraga di kelas Kala baru akan di mulai. Saat semua teman-teman nya sudah berganti baju gadis itu masih harus berdebat dengan sang guru.
"Trus nilai saya gimana?"
"Nanti bapak kasih."
"Gimana bisa? Kalo saya gak ikut praktek tapi tetep dapet nilai? Itu nilai Kasihan?"
"Kala—"
"Saya selemah itu ya di mata bapak?"
Bambang menghembuskan nafas pelan, "Ini udah perintah dari Bu Endah kal, bahkan kepala sekolah. Kalo kamu tetep kukuh mau ikut mapel saya, saya yang bakal kena Marah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Novela JuvenilNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...