We Are Your Family
.
Happy Reading
.
Don't forget to vote like and comment
.
.Menjelang sore hari mereka sampai di kediaman Kakek. Turun dari mobil Yayan langsung lari menghampiri kakek dan nenek yang sudah menunggu di depan rumah. Kakek langsung memeluk Yayan dengan erat,
"Kakek kangen banget sama Yayan, kamu sehat Nak?"
"Alhamdulillah Yayan sehat, Yayan juga kangen banget sama Kakek, kakek sehat kan?" Yayan menjawab dengan masih memeluk erat sang Kakek.
"Alhamdulillah Kakek juga sehat,"
Ke-enam kakaknya menatap haru Yayan dan Kakek yang masih berpelukan erat sampai melupakan yang lain.
"Jadi, kakek cuma kangen Yayan doang, sama kita enggak?"ucap Hengky.
"Enggak dong, kakek juga kangen sama kalian semua, sini peluk kakek juga," Kakek membuka sebelah tangannnya agar yang lain bisa ikut berpelukan.
Mereka semua berpelukan dengan erat untuk melepas rindu, Nenek menagis haru melihatnya. Setelah puas berpelukan untuk melepas rindu mereka masuk ke dalam rumah membawa barang bawaan masing-masing kecuali Yayan yang sudah terlebih dahulu lari dan meninggalkan kopernya untuk dibawa Kun.
"Langsung istirahat di kamar aja Mas, udah nenek bersihin semua kamarnya," printah Nenek pada Kun.
"Iya Nek, kita istirahat dulu ya nanti sore baru bantu-bantu Nenek," jawab Kun.
"Nggak usah mikir bantu-bantu, sekarang istirahat aja kasian itu adiknya udah pada capek, kamu juga pasti capek nyetir seharian 'kan," Nenek menunjuk Hengky dan Yayan yang sudah tergeletak di sofa sejak masuk ke rumah, padahal tadi di luar semangat-semangat saja begitu melihat sofa langsung lemah letih loyo.
Kun membangunkan Hengky dan Yayan dan menyuruh mereka masuk ke kamar yang sudah disiapkan. Di sini ada 4 kamar yang selalu disiapkan untuk mereka saat berlibur, Hengky tidur dengan Luki, Juna dengan Wira, Yayan dengan Tirta, sedangkan Kun sendirian. Meskipun Kun mendapat jatah kamar sendirian kadang tengah malam Yayan atau Hengky akan menyelinap masuk ke kamarnya, entah Yayan yang mengeluh karena dipeluk terlalu erat oleh Tirta atau Hengky yang sering tertimpa badan Luki saat tidur.
Sekarang semuanya sudah masuk ke dalam kamar masing-masing, nenek dibantu oleh bibi dan sepupu yang datang mulai memasak untuk makan malam, tadinya para saudara yang datang ingin bertemu dulu dengan Yayan dan kakak-kakaknya tapi nenek melarang dengan alasan mereka sudah sangat lelah jadi nenek meminta mereka untuk bertemu nanti saja saat makan malam.
.
.
lima belas menit sebelum waktu sholat maghrib nenek membangunkan Kun dan adik-adiknya agar bersiap untuk sholat dan makan malam.
Dengan sedikit paksaan akhirnya Yayan bisa membuka matanya meskipun masih harus dituntun ke kamar mandi.
Semuanya melaksanakan sholat maghrib di mushola dekat rumah kakek, lalu pulangnya dengan tidak tau malunya Hengky ikut main slepet sarung bersama bocil-bocil yang sedang bermain di halaman mushola.
Hampir setiap libur semester mereka main kesini jadi beberapa warga ada yang cukup akrab dengan mereka sehingga tidak canggung lagi saat bertegur sapa.
Terlalu asik bermain dengan bocil-bocil, Hengky tidak sadar sudah ditinggal oleh saudranya,
"KAK HENGKY TINGGAL, KAK HENGKY TINGGAL!" teriak Yayan saat sudah lumayan jauh dari mushola. Hengky yang mendengarnya langsung tersadar dan berlari menyusul saudaranya. Hengky lari sambal memutar-mutar sarungnya diatas kepala sambal berteriak, "Baling-baling bambu,"
"Astaghfirulloh, bukan kembaran gue," Juna ngeri sendiri melihat tingkah Hengky. Juna kadang heran kenapa dia bisa punya saudara kembar seperti Hengky.
"Hengky jaga sikap, nggak boleh kaya gitu," ujar Tirta saat Hengky sudah dekat dengannya.
Hengky meringis lalu berjalan dengan normal menghampiri adiknya.
"Dek, tadi kakak dapet jurus baru dari bocil-bocil," ucap Hengky pada Yayan.
"Jurus apaan?" tanya Yayan penasaran.
"Nanti kakak kasih tau, langsung di prakterikn aja buat jailin Juna, Oke," Hengky mengacungkan jari jempolnya pada Yayan.
Juna yang mendengar Namanya disebut-sebut penasaran apa yang sedang Yayan dan Hengky bicarakan.
"Ngapain kalian bisik-bisik nyebut nama gue?" tanya Juna.
Hengky hanya geleng-geleng tidak mau menjawab. Sementara Yayan dengan polosnya menjawab ,
"Oohh ini tadi Kakak bilang dapet juru,-" belum sempat Yayan menyelesaikan ucapannya, Hengky buru-buru membungkam mulut Yayan agar tidak keceplosan, bisa berabe kalo rencananya bocor.
I HOPE YOU LIKE THIS CHAPTER
SEE YOU NEXT PART
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA 🥰
Wǒ ài nǐ WAYZENNIE😍
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
WAYF "We Are Your Family"
Fanfiction~FAMILY SERIES~ Cerita ini terinspirasi dari perjalanan dan perjuangan member WayV. Tapi latar diubah lokal untuk memudahkan ceritanya, Sebagian alur diambil dari beberapa konten anak-anak wayv dan ditambah beberapa bumbu bumbu yang membuat suasana...