CHAPTER 1

78 1 0
                                    

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR AGAR KALIAN MENDAPATKAN NOTIFIKASI DARI AKU

Happy Reading All ❤️

****

Matahari kembali bertugas menyinari dunia menyapa para penduduk bumi yang akan melakukan aktifitasnya, namun berbeda dengan aruna yang masih tidur nyenyak di balik selimutnya walaupun sinar matahari sudah menampakkan dirinya dan bunyi alarm berkali-kali terdengar tapi tak ia pedulikan.

" anak kesayangan papa bangun nanti kamu telat ke sekolah "

Tak ada pergerakan sama sekali membuat papanya geram setelah berpikir cukup lama beliau memiliki ide untuk membangunkan anaknya yang benar-benar susah di bangunkan dan kembali ke bawah bersiap-siap berangkat bekerja sambil menunggu reaksi anaknya yang mungkin akan marah padanya karena mematikan AC di kamar aruna yah itu adalah idenya.

" papa kenapa matiin AC kamar aruna " teriak aruna dari lantai atas sambil menuruni anak tangga

" masih pagi jangan teriak-teriak, coba kamu tengok sekarang jam berapa ? " tegur papa aruna

Aruna melihat jam dinding yang berada di ruang keluarga betapa terkejutnya ketika jam menunjukan pukul 7 yang berarti 15 menit lagi bel sekolah akan berbunyi tidak ada waktu lagi untuk dirinya bersiap-siap, sudah di pastikan ia akan di hukum karena telat dan tidak mengikuti upacara. Aruna bisa saja tidak masuk sekolah tapi hari ini kelasnya ada ujian di tambah lagi ia sudah belajar semalam jadi tidak mau menyianyiakannya.

" papa kenapa ngga bangunin aruna dari tadi " protesnya

Sebelum papanya menjawab aruna sudah berlari kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah walapun ia tau akan mendapatkan hukuman namun setidaknya ia mengikuti ujian agar belajarnya tidak sia-sia.

****

Setelah drama susah bangun pagi ia jadi terlambat, di dalam mobilnya aruna sedang memikirkan bagaimana caranya bisa masuk tanpa ketahuan guru piket pasalnya hari ini guru piketnya pak bandi yang terkenal galak.

Tin tin tin

Aruna memilih keluar mobil untuk melihat motor siapa yang menganggu pendengarannya

" cewek kok telat " ejeknya

" dari pada lo ngatain lebih baik bantuin gimana caranya masuk ke dalam tanpa ketahuan " Aruna tidak mau jika ia kena hukuman meski dirinya bersalah karena telat aruna tidak mau jika ia kena hukuman meski dirinya bersalah karena telat tapi untuk kali ini saja ia melanggar aturan.

" ada syaratnya " jawab hoshi

" apa "

" malam minggu nanti ngedate sama gue " bagi hoshi ini adalah kesempatan langka bisa mengajak aruna

Sebelum menjawab ajakan hoshi aruna mempertimbangkannya cukup lama sebenarnya dalam hati ragu untuk menerimanya sebab ia tahu siapa hoshi seorang laki-laki yang sering bergonta-ganti perempuan, tapi jika menolaknya maka ia tidak bisa masuk kedalam sekolah dan tidak bisa mengikuti ujian.

" bagaimana aruna ? " hoshi kembali berbicara

" NGGA " bukan aruna yang menjawabnya tapi laki-laki dengan seragam tidak rapi yang sedang berdiri di samping hoshi

" gue nanya sama aruna bukan lo " jangan sampai rencananya gagal mengajak aruna ngedate sebab akan ia pamerkan kepada teman-temannya jika dirinya bisa mengajak seorang juara olimpiade

Membisikan sesuatu di telinga membuat hoshi merinding bukan apa-apa takut jika ada orang yang melihat di sangka dirinya tidak normal dan semua itu tidak lepas dari pandangan aruna yang dari tadi melihat interaksi mereka berdua ia bingung dengan laki-laki yang sedang berbisik kepada hoshi sepertinya ia mengenalnya tapi aruna tidak mengingatnya sebab ia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu yang masih terhalang dengan helm.

Aruna semakin di buat bingung dengan laki-laki yang kini sudah ada di hadapanya " ikut gue kalau lo ngga mau di hukum nanti mobil lo hoshi yang ngurus " ajaknya

Bukannya menjawab aruna justru diam mencerna semua perkataan laki-laki di hadapannya bagaimana ia akan ikut dengannya kenal saja tidak meskipun seragam mereka sama tapi dirinya bukan orang yang mudah dengan cepat percaya orang baru. Papanya selalu mengatakan berhati-hatilah dengan manusia terutama orang yang baru kita temui karena kita tidak tahu apa yang orang tersebut mau dari kita.

" aman run percaya sama dia tenang gue kenal nih orang dan mobil lo juga aman " hoshi meyakinkannya

" serius ngga nih soalnya mulut cowok buaya ngga bisa di percaya " jawab aruna dengan penuh keraguan

" dua rius malah run dia temen gue " hoshi kembali meyakinkannya

Setelah menimang-nimang dan menyakinkan dirinya aruna menyetujuinya " oke makasih hoshi tapi lo emang ngga masuk kenapa ngga bareng sekalian " aruna tak lupa mengucapkan terima kasih dan kembali bertanya kepada hoshi kenapa dirinya tidak ikut masuk

" masuk nanti gue mau ngurusin mobil lo dulu, kunci mobil mana run " jawabnya

Aruna merasa tidak enak kepada hoshi ia berjanji kalau dirinya bertemu akan mentraktirnya sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu tak lupa dengan cowok berhelm.

Dalam perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang membuka percakapan sampai di belakang sekolah cowok yang masih setia menggunakan helm membuka percakapan

" lo bisa naik ke punggung gue biar bisa manjat " pintanya

" tapi nanti baju lo kotor " aruna jadi tidak enak

" santai "

" tapi gue berat " jawab aruna

" badan lo tuh kurus krempeng mana mungkin berat " ejeknya

" ish nyebelin banget sih " kesal aruna masa dirinya di katain kurus krempeng dia tidak tau apa jika bentuk tubuhnya adalah impian semua perempuan

masih dengan posisi yang sama tanpa melakukan pergerakan sama sekali membuat si cowok kesal sendiri " cepetan naik atau gue tinggal " 

" jangan dong nanti gue ngga bisa ikut ujian " keluh aruna

Setelah berhasil memanjat dinding belakang sekolah aruna tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada cowok berhelm karena telah membantunya

" makasih " ucapnya

" hm " berjalan meninggalkan aruna yang masih berdiam di tempatnya

Saat menyadari jika dirinya di tinggal aruna berlari menyusulnya takut kalau pak bandi melihat. aruna menuju kelasnya ia berharap semoga belum ada guru yang masuk bisa-bisa dirinya tetap akan kena hukuman, aruna baru ingat jika dirinya belum berkenalan dengan cowok berhelm mana ia tidak tau wajahnya seperti apa jika di lihat dari postur tubuh sepertinya ganteng, ia jadi penasaran dengan cowok berhelm yang telah membantu dirinya nanti akan ia cari tau. Selama bersekolah disini ia tidak pernah melihatnya atau dirinya yang tidak pernah memperhatikan sekelilingnya.

DallianceWhere stories live. Discover now