DS 79

2.4K 413 10
                                    

***

"Hey, katakan padaku Jeno tidak gila?!" Lysander berlari masuk ke dalam manor dan menemui para suami yang lain, sedangkan Jeno mengikuti dari belakang dan terkekeh geli.

"Apa dulu perkataannya, sayangku?" tanya Johnny.

"Dia bilang, dia bilang, dia, itu—"

"Aku mengatakan jika kita bisa menikah lagi, kita semua dengan dia, Lysander." Ujar Jeno melanjutkan perkataan tidak selesai Lysander.

"NAH ITU! Katakan padaku dia tidak gila!" wajah terkejut Lysander begitu menggemaskan dan merupakan reaksi yang menyegarkan.

"Tidak, dia tidak gila sama sekali, Lysie, dia benar-benar mengatakan itu dengan maksud yang sangat jelas." Ujar Hendery.

"Wae? Kau tidak mau?" tanya Lucas.

"Tidak, itu, maksudku, OH ASTAGA!" mereka semua terkekeh melihat Lysander yang terbalut selimut berwajah panik yang menggemaskan.

"Duduk dulu sini." Mark menepuk tempat kosong di sisinya, Lysander menurut dan duduk di sana.

"Kenapa kau begitu panik saat Jeno mengatakan itu?" tanya Taeil bertanya pada Lysander yang wajahnya masih menunjukkan ekspresi yang kosong.

"Aku—aku tidak menyangka kalian akan mengatakan itu, aku tidak tahu jika kalian akan mencintaiku, aku—aku memang tidak akan ada rencana menceraikan kalian sebagai 'Jaemin' karena aku tahu, hanya itu satu-satunya cara untuk membuat posisi 'Jaemin' masih layak di mata orang lain. Kalian—kalian benar mencintaiku? Bukan sebagai Choi Jaemin tapi sebagai Lysander? Na Jaemin?" Lysander menatap mata mereka semua, mata mereka menunjukkan keseriusan, dia menatap Mark yang duduk di sebelahnya yang mengangguk kecil.

"Oh tidak tidak tidak! Kalian serius?! Aku bukan orang yang baik! Aku melakukan banyak hal buruk, aku tidak bisa bertingkah manis seperti Jaemin, aku—aku tidak tahu..." Lysander menunduk, jatuh cinta tidak masuk ke dalam listnya jika boleh jujur, dia hanya membiarkan waktu berjalan begitu saja.

Dia takut jatuh cinta, itu mengapa dia masih ragu untuk menaruh hati dan perasaan pada mereka. Lysander takut jika mereka mencintainya bukan karena dirinya, melainkan karena dia memasuki raga Choi Jaemin.

Dia sudah ada niat ingin membuka hati, tapi kemudian ragu kembali, dia takut jika mereka menatapnya bukan sebagai Lysander.

"Aku bukan orang baik, kalian tahu sendiri keluargaku seperti apa, kalian benar-benar yakin? bukan hanya perasaan karena aku menggantikan Jaemin, kan? Bukan karena perasaan sesaat karena keadaan saat ini kan?" Lysander baru kali ini merasakan rasa takut, bukan karena kematian, tapi karena ditolak oleh orang-orang di depannya kini.

"Kami serius, kami tidak bermain-main dengan apa yang kami katakan, justru kami yang takut kau menolak kami." Ujar Mark, tangannya mengusap kepalanya dengan begitu lembut.

"Aku tidak menolak kalian..." ujar Lysander dalam gumaman.

"Dan kami juga tidak menolakmu..."

***

BRAKK!!!

"PAMANNN!! BANTU KEPONAKANMU INI!!!"

Eden yang hendak mengganti baju terkejut, malam-malam pintu hotelnya didobrak oleh keponakannya dengan begitu bar-bar.

"LYSIE!"

Lysander mengembalikan kunci master pada petugas di belakangnya lalu melangkah masuk ke dalam kamar paman termudanya.

"Apa yang kau lakukan, eh? Malam-malam bukannya membiarkan pamanmu ini tidur malah mendobrak masuk dengan bar-bar." Dumel Eden.

"Paman, keponakan manismu ini tengah dalam dilema." Ujar Lysander, Eden menyelesaikan kegiatannya berganti dengan piyama dan duduk di kasur, menatap Jaemin yang duduk di sofa, yang menghadap ke kasur.

"Dilema apa? Tumben ketua tak punya hati mengalami hal begitu." Lysander mencibir pelan sang paman sebelum ia menatap pamannya di mata.

"Para suami Choi Jaemin jatuh cinta padaku."

.....

"Bagus kan?"

"SAMA SEKALI TIDAK!"

Eden menghembuskan nafas pelan, kenapa keponakannya jadi begini kelakuannya. Terlalu unik untuk ia tangani.

"Jangan bilang kau juga jatuh cinta pada mereka?" Lysander mengangguk pelan.

"Lalu masalah apa? Kalian sama-sama saling mencintai, dimana letak masalah yang membuatmu dilema, heh?" tanya Eden.

"Aku takut mereka mencintaiku karena mereka melihatku sebagai Choi Jaemin." ujar Lysander lirih.

"Apa mereka mengatakan begitu? Mencintaimu karena menatapmu sebagai Choi Jaemin?" tanya Eden.

"Tidak.." jawab Lysander.

"NAH LALU?!"

"AKU TAKUT PAMANNN!! AKU TAK PERNAH JATUH CINTA!!!"

***

"Ace Fogell? Apa yang kau lakukan di depan kediamanku?" Pria tinggi berambut hitam legam bergelombang, membingkai wajah rupawan tersebut, manik matanya amber, terlihat begitu keemasan saat terkena sinar matahari.

"Ah, Tuan Powell, saya datang atas permintaan seseorang, apa saya bisa masuk untuk membicarakan masalah ini?" Ace menatap pria di depannya yang mengernyit.

"Orang mana yang mengirim seorang pembunuh bayaran kepada seorang ketua klan?" tanya Heber, Ace tersenyum kecil.

"Orang seperti Lysander Anthea Sanchez."

***

"Dia masih hidup?"

Ace mengangguk, "Benar, dengan izinnya saya diminta untuk menceritakan apa yang terjadi secara garis besar."

"Jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Heber.

"Dia 'dibunuh' oleh adik Terran Gial. Namun sepertinya, Tuhan masih ingin dia melakukan banyak hal, sehingga dia bukannya tewas, malah bertukar tubuh dengan sosok bernama Choi Jaemin, dimana pria manis itu telah berubah nama menjadi Lee Jaemin, menjadi Nyonya Muda Lee, menikahi dua puluh dua tuan muda Lee. Dan saat ini tengah membereskan banyak hal yang ditinggalkan oleh Lee Jaemin." Heber meletakkan cangkirnya.

"Kau memintaku untuk percaya?" tanya Heber.

"Apa Anda pernah dengar sosok seperti Lysander membual hal seperti ini?" tanya Ace, Heber terdiam, lalu tak lama helaan nafasnya terdengar.

"Apa yang dia inginkan? Tentu sesuatu yang penting mengingat kau yang datang padaku." Ujar Heber.

"Ada sedikit masalah terjadi di Korea, dan dia butuh Anda untuk datang ke sana, saya tidak tahu pasti apa yang ia rencanakan dengan meminta Anda datang, tetapi yang jelas, dia benar-benar butuh Anda saat ini, dan saya tidak berbohong sama sekali." Ace menjawab dengan nada lugas, Heber menatap pria itu sebelum mengangguk.

"Lusa kita ke Korea, katakan itu padanya, aku masih ada urusan di sini." Ace mengangguk.

"Akan saya katakan." Ace hendak pergi namun lengannya ditahan oleh Heber.

"Ada sesuatu?" Heber mengangguk.

"Siapa—siapa saja suami Lysie?"

Ace tersenyum kecil, "Para Tuan Muda Lee pemilik NCT Group."

Heber terdiam sebelum mengangguk paham, "Dia mendapatkan orang-orang yang hebat benar?"

"Anda pastikan sendiri, karena pendapat setiap orang itu berbeda."

_TBC DS 79_ 

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang