27

61 4 0
                                    

"Kai."

Kai dapat merasakan sinar di wajahnya. Sebelum dia dapat membuka matanya, dia dapat merasakan dia sedang berbaring di atas tempat tidur. Dia dapat merasakan bantal yang menyangga kepalanya dan selimut yang menutupi kaki sampai perutnya. Suara yang memanggil namanya barusan terdengar sangat pelan dan asing. Di mana dia?

Dengan jantung berdegup, Kai membuka matanya perlahan. Sinar tersebut merupakan cahaya matahari yang masuk melalui jendela. Kai mengalihkan wajahnya dari jendela tersebut dan dia melihat seseorang duduk di tempat tidur yang bersebelahan dengan tempat tidurnya. Satu yang pasti, itu bukan Soobin. Kai tidak sabar menunggu matanya dapat fokus kembali. Dia ingin tahu dimana dia dan siapa orang tersebut.

"Hei, kamu bisa melihat kan?" tanya sosok itu.

Kai terdiam. Suara yang familiar. Wajah Kai menjadi pucat dan benar saja saat akhirnya pandangannya sudah fokus kembali, dia melihat bahwa sosok itu adalah Yoongi. Kai cepat-cepat terbangun tapi kepalanya langsung merasakan sakit dan membuatnya mengerang dan memegangi kepalanya dengan posisi terduduk.

"Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Tidak usah takut. Kamu terlihat gelisah tadi, karena itu aku mencoba memanggilmu."

"Dimana aku?" tanya Kai di sela-sela sakitnya, dia bahkan tidak bisa menatap Yoongi saking sakitnya.

Yoongi tidak langsung menjawab, dia hanya memandang dengan tatapan heran ke arah Kai tapi yang dipandang masih sibuk dengan kepalanya yang sakit yang kemudian membuat Yoongi menjawab, "Kamu kenapa? Kita kan di rumah tante kamu."

Kai tertegun. Kepalanya masih terasa berdenyut-denyut tapi pikirannya sudah tertuju ke arah Soobin. Soobin dan Junhyung tepatnya.

"Kakakmu dan ayahmu sedang di lantai bawah sepertinya."

"Kamu menunggui aku?"

"Tidak. Aku disuruh beristirahat."

Kai pelan-pelan menengok ke arah Yoongi dan terlihat wajah Yoongi lebam dan ada irisan kecil di bibirnya. Bekas pukulan Kai. Kai merasa bersalah meskipun dia tidak seharusnya merasa seperti itu karena Yoongi telah membullynya selama ini tapi tetap saja.

"Maaf." kata Kai pelan, "aku tidak seharusnya memukulmu."

"Aku juga minta maaf. I was being a total jerk. Itu sangat childish. I mean, ayahku bahagia dengan ibu, Yoonrae dan aku. Aku tidak seharusnya punya perasaan seperti itu. Aku hanya marah karena aku merasa Soobin selalu lebih baik dariku dan aku tidak biasa dengan itu."

Kai tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menatap Yoongi dengan pandangan kaget. Yoongi barusan meminta maaf? Yoongi?

"Tidak perlu seheran itu. Aku tidak sejahat yang kamu pikir."

"Aku hanya...." Kai cepat-cepat menutup mulutnya sebelum dia mengatakan sesuatu yang akan mempersulit hidupnya, tapi dia segera berimprovisasi, "Aku hanya bermimpi aneh barusan."

Yoongi hanya mengangguk, tidak memusingkan hal itu, yang mana membuat Kai lega.

"Aku paham jika kamu tidak bisa segera memaafkanku. Beritahu aku jika sudah." Yoongi membaringkan badannya dan menghadap ke sisi kanannya, memunggungi Kai.

Kai mengangguk walaupun Yoongi tidak dapat melihatnya. Pemuda itu akhirnya mengangkat badannya dari tempat tidur, dia hendak mencari Junhyung dan Soobin. Dia ingin memastikan sesuatu.

***

Kai menemukan Junhyung dan Soobin di teras belakang rumah Tante Gina. Mereka tampak murung. Kai bimbang apakah dia harus menyapa atau menunggu mereka menghampiri dia. Kai sudah akan mengurungkan niatnya tapi suatu suara berkata "Ini kesempatan keduamu, Kai. Berhentilah menjadi pengecut."

Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang