Aku dan Tante-tante ku

2.1K 6 0
                                    

Kisah ini tentang Aku, tante Anna dan Temannya Tante Susi Kali ini saya kedatangan Tante saya, Tante Anna dan temannya yang saya panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi adalah orang sunda asli dengan kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg sesuai dengan payudara yang saya perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh pada Mbak Susi.

Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari saya, makanya saya panggil dengan Mbak. Tante Anna orangnya supel dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan payudara yang kencang karena rajin fitnes, ukuran 34B. Cantiknya seperti artis Hongkong Rosamund Kwan kira-kira dan Mbak Susi seperti artis Venna Melinda. Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan selama lima hari.

*****

“Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya” kata Tante Anna sambil membereskan pakaian dalamnya.
“Kemana Tante?” jawab saya sekenanya, sambil jelalatan melihat BH merah punya Tante Anna, sungguh pemandangan yang

indah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya.. He.. He..
“Mbak mau ke mall sebentar beli pulsa nich!” Mbak Susi menjawab mengandeng tangan saya akrab.
“Beres boss..”

Kemudian saya dan Mbak Anna ke mall, di dalam taksi saya perhatikan Mbak Anna sungguh seksi dengan hem atasan berwarna

putih ketat memperlihatkan payudaranya yang membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, hingga lekuk-lekuk celana

dalamnya samar-samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar. Sungguh membuat saya pengin ******* aja. Tapi itu

harapan saja coy.

“Ramai juga mallnya ya!”
“Iya.. Eh.. Mbak.. Sini” lalu saya menarik tangannya, sungguh halus dan lembut.
“Counter handphone di sana toh”

Karena ramai maka saya Mbak Susi mepet di depan saya hingga pantatnya yang terbungkus rok menempel di depan ****** saya.

Wah ini kesempatan nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan ****** saya yang sudah tegak kepantatnya Mbak Susi, untuk

tadi saya pakai celana panjang kain. Sensasinya begitu nikmat, apalagi dimasukin nich. Asoy geboy mak. Selesai acara

mepet-mepetan tad karena udah sampai dan bla, bla, bla tanpa kejadian yang hot.

Di malam ketiga, saya, Tante Anna dan Mbak Susi ngobrol sampe malam, kira-kira jam 21.00.

“Ndi Mbak Susi tidur duluan ya”
“Iya Mbak.. Mimpi yang indah ya Mbak!”

Lalu menyusul Tante Anna yang malam itu memakai longdress yang belahannya seolah-olah tak muat untuk payudara yang putih

bersih itu. Malam itu Tante Anna tidur sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu. Tinggal saya yang memencet-mencet tombol

remote TV karena acaranya tak begitu bagus. Kira-kira jam 23.00 saya mendengar jeritan kecil, karena penasaran saya

datangi sumber suara itu dan arahnya ternyata dari kamar tamu.

Saya jadi penasaran nich, kebiasaan ngintip kambuh lagi nich pembaca, kamar tamu itu cuma dibatasi kaca nako yang

kebetulan kordennya setengah tertutup. Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh mengagetkan dan mengasyikkan. Tante Anna

sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Anna sedang meremas-remas payudara Mbak Susi yang sudah terbuka setengahnya

dan baju atas piyamanya sudah tidak beraturan lagi, menampakkan payudara dan BH hijaunya. Mmh sedap.

“Rat.. Jangan.. Apa yang kamu lakukan” Mbak Susi berusaha menahan tangan payudaranya.
“Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh..” rintih Tante Anna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan liar sambil

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan Tante-tante ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang