3

411 58 5
                                    

"Setelah dipikir-pikir, mamanya anak babi itu, babi juga kan?" Ejekan demi ejekan terus di lontarkan, enrah siapa yang mereka katakan namun itu terlihat miris.

"Hei, jangan bawa orang tua dong." Hyungseok angkat bicara.

Hal itu membuat [Name] melirik ke arahnya, sedikit tertegun dikarenakan Hyungseok yang berani angkat suara, namun disaat bersamaan Sang Gadis tersenyum tipis. 

Brak!

Meja di tendang oleh Zin, "Oi, kau lucu juga. Coba bangun kau, bangsat." Katanya, "Dari kemarin ku biarkan karena ada [Name] mau berteman denganmu, tapi sepertinya kau jadi besar kepala karena di perhatikan olehnya."

Meskipun terlihat kaku, namun Hyungseok tetap berdiri. Hal itu membuat kelas menjadi ramai akibat keributan mereka berdua, [Name] juga awalnya hendak berdiri namun pergelangan tangannya langsung di tahan oleh Jay.

Zin sudah memasang kuda-kuda, tapi tiba-tiba saja Jay menghalangi dengan cara mencengkram pergelangan tangan Zin cukup erat.

Sesaat Zin melirik ke arah Mijin dan [Name], kemudian ia melepaskan paksa cengkraman Jay dan langsung melayangkan tinjunya ke arah Hyungseok yang langsung di hindari.

"Mijin, lihat Zin melakukan hal itu karena ingin di perhatikan olehmu." [Name] berucap pada Mijin yang berada di sebelahnya.

Mijin hanya diam, ia manatap lekat Zin yang masih mencoba memukul Hyungseok meskipun salalu dapat dihindari.

"Aku tidak suka dengan orang yang memakai tinju untuk menyelesaikan masalah." Ucap Mujin.

[Name] tersenyum tipis ketika mendengar hal itu, membuatnya teringat pada beberapa orang di sekitarnya. Saat ingin membalas perkataan Mijin tiba-tiba saja atensi [Name] beralih ketika melihat Zin yang sudah kalah dalam 1 pukulan oleh Hyungseok.

"Mijin coba suru Zin ke uks, kalau kau yang menyuruh dia pasti mau. Kebetulan juga aku yang menjaga uks hari ini." Ajak [Name]m

Mijin mengangguk, "Iya." Jawabnya dan berjalan mendekati Zin, "Ayo ke uks." Katanya sambil sambil tersenyum tulus.

Zin terdiam sejenak saat sebelum akhirnya dia memalingkan pandangannya, "Ini bukan apa-apa, aku bisa sendiri." Katanya sok kuat.

[Name] yang mendengar hal itu hanya berkacak pinggang sambil menghela nafas kasar, "Aku tak membutuhkan pengakuan sok kuatmu, hari ini aku yang menjaga uks jadi cepat datang. Atau tidak, aku tidak akan mengobatimu sama sekali." Katanya.

Meskipun raut Zin terlihat masih kesal namun ia tetap menurut akan perkataan sang gadis, "Ya, ya, ya." Katanya dan mencoba berdiri sambil di bantu oleh [Name].

Kedua sudut bibir [Name] tertarik ke atas mengukir senyuman manis, "Nah gitu dong. Mari, akan saya arahkan ke ruang uks. Siapa tau cidera yang anda derita ikut membuat otak anda ikut tergeser." Katanya lalu beranjak pergi ke uks, "Serahkan dia padaku, Mijin!" Lanjutnya menatap Mijin.

"Hah?! Aps hubungannya siala—"

"Baiklah!" Sahut Mijin yang memotong perkataan Zin.

Di perjalanan menuju uks Sang Gadis membuka suara, "Aku tidak akan membelamu, kali ini kau memang salah. Memukuli orang dan membawa-bawa orang tua, kau pantas mendapatkannya." Katanya.

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang