Jin terbangun dengan erangan. Kepalanya terasa seperti mau meledak. Perlahan-lahan ia membuka matanya, meringis melihat cahaya yang begitu terang meski ruangannya cukup gelap. Di manakah dia berada? Dia sama sekali tidak mengenali ruangan itu. Dia mencoba duduk untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik, namun terhenti di tengah jalan saat dia merasakan sebuah lengan yang berat melingkari pinggangnya. Sedikit ngeri, ia menoleh untuk melihat siapa orang itu, tapi ia menghela napas lega saat melihat wajah Jungkook yang tertidur pulas. Jin ingat pernah pergi ke bar dengan member lain dan menjadi sangat mabuk. Dia pasti mengikuti Jungkook pulang ke rumah setelah itu dan bermalam. Jin dengan hati-hati menggerakkan lengan Jungkook dan mencoba mengayunkan kakinya ke tepi tempat tidur untuk bangun ketika dia menyadari dua hal:
1. Dia benar-benar telanjang.
2. Pantatnya sakit. Sangat sakit.Jin jatuh kembali ke tempat tidur, meringis kesakitan dan membangunkan Jungkook.
"Apa yang kau lakukan, Hyung?" Jungkook mengerang dengan suara serak. Dia merangkul Jin yang dengan cepat menamparnya. Itu membuat Jungkook terbangun dengan benar. Dia membuka matanya dan melihat Jin memelototinya. Dia tidak senang sedikitpun. Jungkook duduk dan menunggu Jin mengutarakan pendapatnya. Selimutnya turun ke pinggulnya dan Jin, dengan ngeri, mengerti bahwa Jungkook juga telanjang.
"Apa yang terjadi semalam?" Jin bertanya, meskipun dia sudah mengetahuinya. Dia harus memastikannya.
Jungkook menatapnya dengan mata besar. Apakah Jin lupa semua yang mereka lakukan? Jantung Jungkook seperti jatuh ke perutnya. Ini tidak akan berakhir dengan baik.
"Seberapa banyak yang kau ingat?" tanyanya.
"Pergi ke bar dan minum, tapi aku tidak ingat apa-apa setelah itu."
"Ya ampun.." Jungkook menggaruk kepalanya dan memalingkan pandangannya. Tidak peduli bagaimana dia menjelaskannya, Jin akan membencinya karena itu. Jin menyadari keraguannya.
"Katakan saja," pintanya, tapi Jungkook masih tidak terlihat tertarik untuk mengatakan apapun, ia hanya duduk di sana dengan gugup memainkan jari-jarinya. "Apa kita melakukannya?" tanya Jin, berharap Jungkook setidaknya akan menjawab pertanyaannya.
Jungkook tidak menatap mata Jin saat dia mengangguk. Jin ingin sekali meninju sesuatu.
"Sial," umpatnya. Dia meninju kasur di bawahnya. "Sial. Sial! Sial!" teriaknya, mengambil bantal dan melemparkannya ke seberang ruangan.
"Hyung, tenanglah-"
"Tenang?! TENANG?! TIDAKKAH KAU MENGERTI BETAPA SERIUSNYA MASALAH INI?! APA KAU TIDAK MENGERTI JUNGKOOK?! KITA BERHUBUNGAN SEKS! KITA SUDAH BERHUBUNGAN SEKS!"
Jungkook tidak pernah melihat dia begitu marah. Saat Jin duduk untuk melempar bantal lagi, rasa sakit di pantatnya membuatnya berbaring lagi. Jin berteriak kesakitan dan meringkuk di atas tempat tidur.
"Apa kau baik-baik saja?!" Jungkook dengan cemas menyentuh bahu hyung-nya, tapi Jin mendorongnya menjauh.
"Jangan sentuh aku!" teriaknya, tapi rasa sakitnya membuatnya kurang agresif. Jungkook duduk di sana tercengang. Bagaimana dia bisa membuat Jin menyukainya lagi? Apakah dia telah merusak hubungan mereka selamanya? Bagaimana dia bisa hidup dengan dirinya sendiri jika seperti itu?
Jin memelototinya.
"Jangan hanya duduk di sana dan mengasihani aku!"
"A-apa yang kau ingin aku lakukan?" Jungkook bertanya dengan bingung.
"Pergi saja!" Jin berteriak dan menarik selimut sampai menutup kepalanya. Jungkook mengangguk, meskipun Jin tidak bisa melihatnya. Dia turun dari tempat tidur, mengambil pakaian apa pun yang bisa dia temukan dan meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want You To Love Me | Kookjin ✔️
أدب الهواةJungkook hanya ingin hyung-nya mencintainya, tapi itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Cerita ini adalah terjemahan dari buku berjudul sama yang ditulis oleh @krydolf_tha_kin. #1 - kookjin (03/07/2023) #3 - kimseokjin (08/07/2023) #1 - kook...