2. Sayap

947 130 2
                                    

Bruak!

''Argh!!!''

Megantara meraung kesakitan kala kakinya tak dapat di gerakkan. Hingga ia melihat sosok pemuda di depannya. Manik hitamnya yang nyalang terpasang di rongga matanya.

''Kenapa kau melakukan hal ini padaku... kenapa?!!''

''Maaf ya... kakimu jadi rusak karenaku. Tapi ini sudah cukup untuk membuktikan jika kau itu tidak mampu''- ???

Megantara mencengkram lututnya yang terluka parah. Dengan penuh amarah, dia berseru pada pemuda itu.

''Akan kubuktikan kalau aku masih bisa. Aku akan menjadi lebih hebat darimu, Nanda!!''
_________________________________________

Sendai. 07.45
.
.
.
''Kau yakin akan ke Karasuno? Bukankah ke Shiratorizawa lebih baik? Di sana ada arena pacuan kuda untukmu, lho'' ucap Reno bertanya.

''Ha'i. Sudah kuputuskan, Om. Aku akan ke Karasuno saja'' ucap Megantara membulatkan tekadnya.

''Huaa... Mega... kenapa kau harus ke sana! Bukankah sekolahku lebih baik?! Kita bisa berangkat bersama!!'' Rengek Oikawa.

''Tooru. Cepat berangkat sana. Kau di tunggu Hajime-kun. Kau juga harus berangkat, Mega'' ucap Teiko.

''Ha'i'' ucap Megantara seraya mengulurkan tangan. Teiko bingung apa yang di minta pemuda di depannya. Dia hanya menerima uluran tangan tersebut. Tak di sangka ternyata Megantara bersalaman dengan mencium tangan bibinya.

Hal itu cukup membuat Teiko terharu. Reno juga demikian. Mereka bersalaman sebelum berangkat sekolah. Oikawa hanya menatap bingung interaksi mereka.

''Jaa... Assalamu'alaikum. Ittekimasu'' ucap Megantara seraya merangkul tasnya. ''Wa'alaikum salam. Itterashai!'' Ucap mereka berdua layaknya orang tua mereka.

''Ittekimasu'' salam Oikawa. ''Itterashai'' balas mereka berdua demikian.

Oikawa dan Megantara berjalan bersama sampai di depan pagar rumah. Oikawa juga bertanya pada Megantara mengapa dirinya mencium tangan ibunya.

''Ne, Mega. Kenapa kau mencium tangan orang yang lebih tua?'' Tanya Oikawa. ''Di Indonesia, adab kami setelah memberi salam adalah mencium tangan orang yang lebih tua. Jika sederajat, kita hanya perlu berjabat tangan saja'' jelas Megantara.

''Oh... naruhodo. Kalau begitu...''

Oikawa tiba - tiba berhenti lalu mengulurkan tangannya. Megantara menatap aneh sejenak sepupunya. Beberapa waktu kemudian, ia baru paham.

Akhirnya Megantara hanya berjabat tangan dengan Oikawa, membuat Oikawa merengut kesal.

''Seharusnya kau cium tanganku, Mega! Aku dua tahun lebih tua darimu!'' Kesal Oikawa. Tak mau ribut, Megantara hanya menyatukan keningnya pada tangan Oikawa.

''Sudah. Aku berangkat dulu, ya. Assalamu'alakum'' ucap Megantara datar lalu berbalik arah karena tempat sekolah mereka berbeda.

''Wa'alaikum salam'' jawab Oikawa lalu berbalik. Punggung mereka semakin menjauh, dan Megantara berjalan menuju sekolah barunya.

''Pakaian baru. Almamaternya sedikit mengganguku. Apa aku lepas saja, ya? Tapi nanti takut di marahin guru. Maa ii, sekolah Jepang mungkin memang sepert ini'' monolog Megantara melihat seragam hitamnya.

Karasuno.

Sekolah itu lumayan kuno dan agak suram. Namun bagi para introver, sekolah itu paling nyaman. Megantara cukup tertegun dengan infrastruktur bangunannya yang lumayan kuno.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang