Bab 18

64.7K 4.4K 254
                                    

Seperti biasa, Vote dulu sebelum baca!!!

Typo bertebaran!!!!

Happy Reading
.
.
.

Malam ini ruang rawat Jeanna terlihat sunyi, karena Valerie dan Bara memutuskan untuk pergi ke kantin karena tidak bisa menahan rasa lapar mereka.

Mengapa mereka tidak delivery makanan saja? Karena mereka takut mengganggu tidur Jeanna mengingat sekarang sudah pukul setengah dua belas malam.

Mereka meninggalkan ruang rawat Jeanna dan melangkahkan kaki menuju lift untuk turun ke lantai dasar ke arah cafetaria rumah sakit.

Setelah Bara dan Valerie pergi, tidak lama kemudian pintu lift berdenting dan keluarlah sosok pria tinggi. Dia mulai berjalan menuju kamar inap di lantai tersebut.

Para bodyguard yang melihat siapa yang berjalan mendekat mulai membungkukkan tubuh mereka, memberi hormat kepada sang atasan.

CLEK

Pintu ruangan terbuka, sosok itu mulai melangkahkan kakinya menuju hospital bed dimana seorang wanita tidur di sana.

Pria itu, mulai mengelus kepala wanitanya pelan, takut mengganggu tidur sang empu. Banyak yang dipikirkannya saat melihat wajah wanita yang ada di hadapannya ini.

Lalu tangannya mulai beralih mengelus perut yang mulai membuncit dengan penuh kasih sayang, hingga tanpa sadar dia mengusik tidur wanita di depannya.

Jeanna mulai membuka kedua matanya ketika merasakan perutnya dielus dan kecupan-kecupan yang dia rasakan di perutnya.

"Siapa?" Tanya Jeanna dengan suara serak saat pandangan matanya masih kabur akibat dipaksa segera membuka mata untuk melihat siapa yang mengganggu tidurnya.

Jeanna menyipitkan matanya melihat sosok pria tinggi di depannya yang masih terlalu fokus tanpa tau bahwa Jeanna telah bangun karena ulahnya.

Jeanna sangat mudah untuk terbangun ketika dia merasakan sentuhan secara fisik dan suara bising di sekitarnya. Itulah sebabnya Jeanna termasuk tipe wanita introvert karena dia sangat menyukai ketenangan.

Tidak mendapatkan respon dari orang disamping, Jeanna langsung mencekal dengan erat tangan sosok yang tengah membungkuk untuk mencium perutnya lagi.

Jeanna mencengkram lengan itu dengan kuat hingga kuku panjangnya mulai menancap dan menyakiti kulit lawan bicaranya.

"Siapa?" Tanya Jeanna sekali lagi berusaha untuk duduk dengan menggunakan lengan yang dia cengkram dijadikan sebagai pegangan.

Jeanna memicingkan matanya untuk melihat pria di depannya dengan lebih jelas karena kamarnya yang gelap dan hanya menyisakan sedikit cahaya dari lorong luar kamarnya dan sinar rembulan. Jeanna juga merasakan jika pria itu tersentak ketika dia memegang lengannya.

Pria itu menegakkan tubuhnya dan berusaha melepaskan cengkraman pada lengannya. Dia tidak ingin menyakiti wanita di depannya ini.

"Tenang, sayang. Ini aku!" Kata pria itu sambil memeluk Jeanna yang memberontak dan langsung membekap mulutnya.

Jeanna mulai ketakutan sekarang, dia mendongakkan kepalanya dan matanya menatap iris abu-abu yang menenggelamkannya dalam kehanyutan.

"Aku disini, kau tidak perlu merasa sendiri lagi!" Bisikan lembut itu masuk ke pendengarannya.

"Si-siapa?" Tanya Jeanna terbata, dia merasa takut karena tidak pernah mengalami ini sebelumnya.

"Kau memang selalu melupakanku, ya?" Smirk sosok pria itu dibalik punggung Jeanna yang masih dipeluknya agar tidak memberontak.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang