Bab 19

60.9K 4.2K 98
                                    

Kalo paragrafnya garis miring, berarti flashback. Seperti biasa, Vote dulu sebelum baca!!!

Typo bertebaran!!!!

Happy Reading
.
.
.

PLAK

Suara keras tamparan menggema di ruangan kerja pria paruh baya itu.

Dia sangat marah dengan kelakuan putranya. Pria paruh baya itu sudah menduga bahwa sikap sang anak pada akhirnya akan menjadi pengaruh buruk pada menantunya.

"Bukankah daddy sudah bilang padamu untuk tidak menyakitinya! Daddy mengizinkanmu menikahinya bukan berarti kau bisa seenaknya kepada istrimu," pria itu menatap tajam pria muda di depannya yang menunduk setelah mendapatkan tamparan dari sang ayah. Dia bukannya takut, pria muda itu hanya menghormati orang yang lebih tua darinya, terlebih orang itu adalah ayah kandungnya sendiri.

"Daddy sudah menyarankanmu untuk lebih baik melepaskannya dan mencari yang lain. Tapi otak bebalmu itu tidak pernah mau untuk mendengarkan."

"Sekarang apa yang akan kau lakukan, ha! Dia sebatang kara dan masih di bawah umur Luxio. Kau bukan hanya membahayakan nyawanya tapi juga calon anaknya." Ucapnya marahnya melihat sikap anaknya yang tidak pernah mau mendengarkan ucapannya.

Anaknya ini selalu merasa seenaknya sendiri, mengapa sikap keras kepala, pemaksa dan otoriternya menurun ke semua anak-anaknya!

Pria itu berjalan menuju kursi kerjanya, lalu memijat pangkal hidungnya karena merasa pusing dengan tingkah anaknya ini. Dia baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya di Italia dan mendapatkan kabar dari sang istri jika menantu kesayangannya sudah ditemukan dan mengalami overdosis obat hingga amnesia. Menantunya juga tengah hamil keturunan De Aquilas membuatnya merasa bahagia namun juga sedih dalam waktu bersamaan.

Diego juga diberitahu oleh istrinya jika putra bungsunya telah bertindak kasar pada sang menantu yang masih dirawat dirumah sakit.

"Jangan temui istrimu terlebih dahulu." Putusnya menatap tajam Luxio.

"Daddy tidak bisa mengaturku! Aku tidak akan pernah meninggalkannya lagi!" Luxio menatap tajam sang ayah dengan kedua tangan yang mengepal erat.

"Luxio–"

"Tidak. Sampai mati pun, Jeanna tetaplah istriku dan takkan kubiarkan siapapun memisahkanku darinya. Aku takkan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi milikku."

Setelah mengatakan hal itu, Luxio meninggalkan ruang kerja Diego begitu saja tanpa mau mendengarkan ucapan ayahnya.

Tidak akan kubiarkan satu orangpun merebut milikku.

Setelah keluar dari ruangan kerja sang ayah, Luxio tidak sengaja bertemu dengan kakak sulungnya yang akan menuju ruang kerja ayahnya.

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Silas saat melihat muka adik bungsunya yang babak belur.

"Bukan urusanmu!"

Namun langkah Luxio terhenti saat mendengar perkataan Silas.

"Aku menemukan lokasinya."

"Kirimkan ke nomorku. Aku yang akan mengurusnya sendiri."

Setelah mengatakan itu, Luxio pergi menuju kamarnya yang berada di lantai tiga untuk membersihkan diri dan segera menemui istrinya yang masih berada di rumah sakit.

*****

Seminggu berada di rumah sakit, Jeanna beserta kedua asistennya Zeya dan Nara sudah diizinkan untuk pulang. Namun dengan catatan harus melakukan kontrol setiap satu minggu sekali dan check up kandungan untuk melihat perkembangan janin dalam kandung Jeanna.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang