3. Unexpected Reunion

1.7K 240 5
                                    

〔༻ 🌇 ༺〕

"Alan, cobain deh."

Wina menyodorkan sepiring potongan rolled cake pada Alan. Pria itu tengah fokus dengan laptopnya di ruang keluarga. Biasa, urusan pekerjaan, Alan adalah seorang founder dan CEO dari sebuah start-up di bidang e-commerce yang dia bisa jamin hampir seluruh warga Indonesia pasti pernah melihat iklannya di televisi atau di sosial media.

Satu potong kue diambil Alan dari piring. "Apaan nih? Menu baru?"

Wina mengangguk bersemangat. "Besok mau launching. Gimana? Enak ga?"

Wina mempunyai café & bakery yang cabangnya sudah tersebar di seluruh pulau Jawa. Dia memulai bisnisnya dengan bantuan sang Mama yang memang mahir membuat kue dan roti. Tetapi itu hanya di awal saat jumlah outletnya baru satu. Setelahnya, Wina lakukan sendiri hingga bisnisnya sampai sebesar ini.

"Enak." Satu potong kue itu sudah Alan habiskan.

Raut wajah penuh harap Wina meredup. "Enak doang? Gak ada komentar lain?"

"Eumm..." Alan berpikir dulu sebentar. "Teksturnya lembut, manisnya juga pas, dan walaupun gue gak suka stroberi, rasanya tetep enak kok."

"Ya ampun, gue lupa!" lontar Wina tiba-tiba, "lo kan gak suka stroberi, ya?"

Sebenarnya rolled cake yang akan diluncurkan ada berbagai macam rasa namun Wina hanya membawa pulang satu rasa dan itu adalah rasa stroberi. Sementara itu, Alan tidak menyukai buah stroberi maupun olahannya.

Alan terkekeh melihat Wina yang terkejut dan panik sendiri. "Tapi beneran enak, Win."

"Ya udah, oke. Makasih penilaiannya." Wina mengambil lagi sepiring rolled cake yang tadinya untuk Alan.

"Diambil lagi?" tanya Alan menatap piring di tangan Wina.

"Iya, emang lo mau lagi?" Wina menyodorkan lagi piring itu ke depan Alan.

Alan memandang horor rolled cake itu, dia kemudian tertawa hambar. "Haha, gak dulu deh."

Wina tertawa sebentar lalu menaruh piring itu di meja makan. "Maaf ya, besok gue bawain yang rasa lain," katanya sebelum beranjak.

Alan tersenyum dan kembali fokus ke layar laptop. Selang beberapa menit, Wina melewati ruang keluarga dengan mengenakan hoodie, celana panjang serta tas selempang kecil di bahunya.

"Mau ke mana?"

Langkah Wina terjeda. Dia menengok pada Alan. "McD. Laper banget, gue belum makan."

"Gak delivery aja?"

Kepala Wina menggeleng. "Lagi pengen keluar."

Alan bangun dari sofa. "Gue anter."

"Gak usah, jalan juga sampe. Kan cuma nyeberang apart."

Pandangan Alan tertuju lagi pada laptop untuk mematikannya. "Ya udah, gue ikut—"

Saat menoleh lagi, Wina sudah tidak ada di tempatnya berdiri tadi. Tak lama terdengar suara pintu utama apartemen dibuka.

"Win! Wina! Tungguin."

〔༻ 𝟓𝟐𝟎 ༺〕

"... sama suami gue, La."

Seisi lift mendadak hening.

Tiga detik sesudahnya, pintu lift terbuka. Mau tak mau Nila menunda rasa terkejutnya untuk segera keluar dari sana.

520 | aedreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang