*note ini blenderan sama Venomania jadi hati-hati
Wanita satu per satu menghilang dari kota. Ini cukup menimbulkan beberapa pertanyaan bagi para penduduk.
Penyelidikan mulai di adakan, tapi ya... tidak terlalu berguna.
Karna kehilngan kekasihnya, Tsukasa mulai turun tangan tentang penyelidikan.
Ia mencari semua informasi yang dapat dia anggap berguna. Berawal dari seorang lelaki yang mengatakan duke Rui venomania yang melakukannya, dan di perkuat oleh perkiraan seorang penyihir.
Penyihir itu mengatakan duke telah membuat kontrak dengan sebuah vessel dan itu adalah vessel lust, sehingga dia dapat menghipnotis seorang wanita.
Tsukasa tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Ia pria mana mungkin duke itu dapat menghipnotisnya. Jadi ia pikir ia akan segera mengalahkannya.
Karna itu Tsukasa berniat menyeludup ke dalam dan segera membunuh duke tersebut.
Dengan rencana, ia akan berpura-pura menjadi seorang gadis, meminjam nama seorang penyihir, jatuh ke dalam pelukannya, lalu membunuhnya. Ya rencana yang mudah untuk Tsukasa.
Sesuai rencana Tsukasa datang ke kediaman duke itu lalu berpura-pura sebagai gadis yang jatuh cinta.
Dengan agak ragu Tsukasa mengetuk pintu kediaman dan menoleh ke sana kemari.
Pintu pun terbuka menampakan seorang lelaki dengan rambut ungu di dalam.
"Ufufu wah... ada kelinci imut yang datang kembali... ada apa?" Tanya Rui mendekati Tsukasa.
Tsukasa agak terkaget dengan lelaki di depannya, tetapi sebisa mungkin ia bersikap biasa.
"Uh... ya.... aku... aku... apa kau Rui Venomania?" Tanya Tsukasa.
Rui hanya menyeringai.
"Ya... dan kau?" Tanya Rui.
"Aku... penyihir terkenal di kota ini, kalau kau tahu aku Elluka..."
"Elluka?"
"Iya, aku Elluka..."
Rui pernah mendengar namanya, ia jadi agak siaga saat mendengarnya Tsukasa memakai namanya.
Ia berpikir apa penyihir itu akan membuka kedok jahatnya atau tidak.
Sedikit demi sedikit, Tsukasa mendekati Rui lalu memeluknya seperti seorang wanita pada umumnya.
"Aku mencintai anda..." lirih Tsukasa pura-pura malu di dada Rui.
Rui berpikir anggota haremnya kedatang seorang penyihir, dan Rui sangat tertarik dengan gagasan itu.
"Aku juga mencintai anda..." Rui memeluk Tsukasa balik.
Saat Tsukasa masih terdiam jijik mau muntah dan ingin membunuh Rui secepatnya, Rui menarik dagu Tsukasa dan menyuruhnya menatap matanya.
Mata Rui berangsur dari kekuningan mejadi warna merah, Tsukasa dapat menangkap banyaknya keburukan dari mata jeleknya tersebut.
"Tatap mataku dahulu... kau akan menjadi istri baruku yang tercinta setelah ini... kau akan melakukan apapun hanya demi diriku... kau hanya akan jadi milikku..." bisik Rui sambil mengelus rambut Tsukasa.
"Jijik aku... untung aku pria, mana mungkin jatuh padanya..." lirih Tsukasa dalam hati.
Tsukasa berpura-pura terhipnotis oleh matanya. Dengan wajah dan tatapannya yang polos Rui yakin Tsukasa telah terhipnotis.
Rui kembali terkekeh, ia menyelipkan rambut Tsukasa dan hendak mencium bibirnya.
Tsukasa ingin menolak, tapi ia ingat ia berada dalam aktingnya sebagai seorang wanita.