Chapter 13

373 50 0
                                    

Seminggu telah berlalu begitu saja, semuanya kembali seperti awal. Jeonghan yang kembali bekerja tanpa mengatakan apapun yang dilihatnya kemarin, dan Seungcheol, kini duduk gelisah di rungannya. Seungcheol terusik ketika sebuah ketukan menyadarkannya kembali pada dunia.

"Masuk" Titahnya.

Orang yang terputar dipikirannya kini muncul sembari membawa laporan, Jeonghan berjalan ke arahnya tanpa melirik mata Seungcheol sedikitpun.

"Aku sudah menyelesaikan seluruh laporannya." Kala Jeonghan ingin berbalik, lengannya langsung digengang oleh sang atasan. Jeonghan melirik kesal, hal tersebut sangat tak sopan menurutnya.

"Maaf"

"Anda membutuhkan sesuatu?" Seungcheol bangkit dari duduknya, ia menghampiri Jeonghan yang mematung. Kini mereka berdiri saling berhadapan, tatapan Seungcheol membuat Jeonghan risih. Bak orang yang memiliki hutang ratusan juta padanya, Jeonghan jadi berpikir sebenarnya apa yang Seungcheol inginkan darinya.

"Apa namamu benar Yoon Jeonghan?"

"Tentu saja, kenapa?" Seolah ada pesan tersirat lain dari kalimat Seungcheol, dan kenapa dia bertanya hal konyol begitu

"Sebelum kau di adopsi keluarga Lee, margamu memang Yoon?" Jeonghan semakin keheranan dibuatnya.

"Iya, memang Yoon, ada yang salah dengan itu?" Ekspresi wajahnya berubah kaget. Sudah penasaran menanti jawaban, Seungcheol malah menggeleng.  Hening selama beberapa saat, sebenarnya Seungcheol sangat ingin memulai percakapan namun tak tau harus mulai dari mana. Setelah pertemuan mereka yang begitu kacau minggu lalu mana bisa mereka memulai percakapan biasa.

"Apa ada hal lain yang ingin Anda sampaikan?" Seungcheol menghela napas, dari gelagatnya saja Seungcheol tau kalau Jeonghan malas dengannya.

"Kau bisa pergi."Sebelum beranjak Jeonghan memperhatikan gelagat Seungcheol, tangannya tak berhenti bergerak seolah pria itu sedang diselimuti rasa gelisah, tapi apa yang membuat Seungcheol sampai seperti itu?

"Kalau butuh sesuatu panggil saja." Ucapnya ketika meninggalkan Seungcheol sendirian.

Hari terus berganti, gelagat Seungcheol membuat Jeonghan semakin risih dari hari ke hari.

Bagaimana tidak, contohnya hari ini. Rapat penting dengan perusahaan Kim jadi tak berjalan baik karena ekor matanya terus melotot ke arah Jeonghan. Memangnya apa yang salah dengan wajah Jeonghan hari ini, sang empu juga penasaran mengapa Seungcheol menatap seolah ingin melahap habis dirinya.

Jeonghan tidak tau apa yang ingin Seungcheol sampaikan, tapi mengingat latar belakang pria itu membuat Jeonghan jadi agak ragu untuk bertegur sapa lagi.

Seluruh karyawan sudah pulang dan sialnya Jeonghan malah mengikuti kata hatinya untuk tak kembali lebih cepat hari ini. Di sinilah dia, berdiri di depan pintu masuk kantor sendirian, entah hantu mana yang merasukinya hingga melakukan hal konyol begini. Bicara tentang hantu, kali ini Jeonghan meninggalkan gelangnya di kamar, sudah jelas hal itu membuat si hantu muda tak mengikutinya seharian. Dino tak bisa mengikutinya jika gelang itu tak bersama Jeonghan.

Jeonghan mengigit bibirnya kesal, perutya sudah sangat lapar namun kakinya masih enggan untuk meninggalkan tempat. "Apa yang sedang kau tunggu Yoon Jeonghan?" Ucapnya pada diri sendiri.

"Yoon Jeonghan?" Jeonghan menoleh saat namanya dipanggil.

Seungcheol baru saja keluar dari kantor, ia melirik Jeonghan keheranan. Sudah jam sembilan malam tapi Jeonghan belum juga pulang.

"Kenapa belum pulang?" Jeonghan kikuk, jangankan Seungcheol, Jeonghan sendiri juga tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Pekerjaanku baru saja selesai, makanya baru pulang." Ujarnya terbata. Seungcheol mendelik, tidak biasanya Jeonghan pulang larut, kadang Seungcheol juga mendengar kalau Jeonghan tak ingin lembur. Memang bukan tanpa alasan dia begitu, Seungcheol juga sudah paham mengapa Jeonghan berkata begitu. Seungcheol juga tidak mau membiarkan karyawan lain takut karena Jeonghan bisa melihat hantu.

Brücke | JeongCheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang