Bab 38 ~ Hotel yang aneh

25.1K 1.6K 167
                                    

Selamat Membaca 🕊️

***
Setelah memisahkan diri secara paksa dari jeratan Travis beberapa waktu yang lalu.

Sekarang Alina sampai juga di depan pintu kamar hotel nya yang penuh drama telenovela ini.

Bagaimana tidak, mau memesan hotel saja Alina tadi harus melewati segala bentuk perdebatan dulu dengan customer service nya.

Mana segala harus adu mekanik dulu dengan si raja gatal Travis itu, sungguh si*l sekali perjalanan menuju kebebasan nya hari ini.

Semua nya berjalan di luar prediksi BMKG.

Kampr*t memang!

Untung saja wanita berbadan dua itu tidak langsung di banned dari sana karena kekuatan mulut nya yang tidak bisa diatur itu sungguh lah luar biasa.

Staff hotel masih bisa menerima nya karena kondisi tubuh nya yang segempal kue molen itu terlihat sangat menyedihkan di mata mereka.

Tak sampai hati juga mengusir wanita muda yang sedang hamil ini dari hotel mereka, siapa tau mungkin ia baru saja di usir oleh orang tuanya karena hamil di luar nikah atau bisa saja ia telah bertengkar hebat dengan pacar nya.

Lalu terluntang-lantung mencari tempat berteduh bersama kandungan nya yang besar itu.

Alina yang tidak memperhatikan tatapan prihatin pegawai hotel pada nya lalu hanya berlalu pergi begitu saja tanpa melihat ke belakang.

Seolah mengiyakan segala macam terkaan liar mereka pada status kehamilannya itu.

***

Sementara itu di sebuah tempat lain terlihat seorang pria berotot besar kini sudah menghancurkan segala hal yang di ruangan nya itu secara membabi buta dan tak kenal ampun.

Semua pengawal dan pelayan yang melihat amukan dari majikan nya itu hanya bisa serempak menutup mata dan telinga mereka untuk berpura-pura bodoh dan tidak melakukan apapun sampai sang tuan besar itu selesai dari segala kegilaannya.

Tentu saja semua ini berawal dari kepergian seseorang secara dramatis dari mansion ini beberapa jam yang lalu.

"Tuan" panggil sang asisten muda pada pria itu sedikit besar.

"Nona muda kini sudah sampai di hotel dengan selamat dan baik-baik saja" ucap nya meneruskan laporan tanpa ragu sedikitpun

"Dan nona datang sendirian tanpa orang lain yang mengantarnya" tekan nya melanjutkan disertai hembusan nafas lega setelah mengucapkan kalimat terakhir yang serasa keputusan hidup dan mati itu baginya .

"Atur semua seperti yang aku katakan" titah nya cepat " kali ini jangan ada kesalahan lagi atau kau tau akibat nya James!"

"Baik tuan" hormat nya lalu segera beranjak dari tempat itu secepat kilat.

Hampir saja kepala nya melayang akibat lalai dalam mengawasi sang nona yang tanpa terduga malah bertemu dengan pria liar di luar sana.

***

Srett

Srett

Sretttt

Tarikan Alina pada koper nya terlihat sangat bersemangat sekali tak kala ia melihat pemandangan yang begitu indah nya sudah menyambutnya di luar balkon kamarnya.

"Wahhhh eahhh cantik sekali pemandangan nya" seru nya langsung mendorong koper nya itu sampai terjengkal dari tangannya tanpa peduli lagi.

"YUHUUUUU AKU DATANG!"

Lalu berlari kecil membuka balkon layaknya seorang princess yang sedang menyambut pangerannya.

Lebay sekali Alina pantas saja tak ada pria yang benar-benar tulus pada mu.

"Eh tunggu duluuu" lirik nya menyipit ke arah samping balkon kamar nya menginap dengan kepala yang menggeleng pelan kesana-kemari.

"Sejak kapan ada garis pita pita kuning ini heh?" Tanya nya berkedip-kedip tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Dengan sedikit menjulurkan kepala nya mendekat Alina pun berusaha membaca kata demi kata yang tertulis di sepanjang pita pita kuning yang terbentang panjang di samping nya itu dengan kepala yang sedikit berdenyut heran.

Berpikir sebentar...

1

2

3

DUARRRRRRRRR

"ARGHHHHHHHH!!!"

Suara pekikan histeris Alina yang membengkakan telinga baru saja ia keluarkan tak kala otak kecil nya berhasil memikirkan satu-satu nya alasan yang pasti tentang pemasangan benda keramat itu di samping kamar nya.

Bukankah itu berarti......

"ASTAGAAAAAA APA BARU SAJA ADA KASUS PEMBUNUHAN DI HOTEL INI!!!"

Akhhhhhh

BRAKKK

Dengan sekuat tenaga yang tidak kuat sama sekali.

Pintu balkon itu pun ditutup dengan ganas dan kasar oleh Alina secepat yang ia bisa.

"Sh*t hotel macam apa ini! hampir saja membuat aku jantungan argh" rancau Alina menjambak rambut nya kasar.

"Aduh - aduhhh maaf yah baby, kalian jangan takut di dalam sana cukup mommy saja yang takut kalian jangan jadi pengecut di dalam sana ya" usap Alina dramatis pada perut nya naik dan turun sembari mengomel tidak jelas pada pegawai hotel yang bisa-bisa nya membuat ia sampai bermalam di kamar ini.

Awas saja orang-orang itu berani sekali mereka menempatkan aku di kamar yang horror seperti ini.

Meski sedang mengomel dan hendak mengamuk pada pemilik hotel itu.

Bumil satu ini ternyata masih sempat-sempat nya menghabiskan semua makanan yang ada di dalam kamar hotel itu tanpa rasa bersalah sama sekali.

Sangat Devanga sekali bukan?

Beberapa saat setelah mandi dan berganti pakaian Alina seolah lupa akan rencana awal nya yang hendak turun ke loby dan memprotes pelayanan hotel dengan membabi buta.

Sekarang ia malah hendak berbaring saja di atas kasur yang empuk tanpa menghiraukan suara hati kecil nya yang menyuruh kaki nya agar segera
angkat kaki dari hotel yang aneh ini.

"Hoammmmm kenapa aku malah ingin tertidur di jam segini" lirik nya pada jam yang berada di atas nakas sampingnya dengan mata yang sayu.

Menepuk-nepuk bibir nya kecil mata Alina yang awal nya memaksa terbuka perlahan-lahan akhirnya kalah dan menutup sempurna tanpa bisa dicegah lagi.

Beberapa jam setelah tidur pulas nya, Alina akhirnya terbangun dengan wajah yang terlihat linglung nan pucat khas orang bangun tidur pada umum nya.

"Eumm ukhh jam berapa ini hoammm arkhhhhh"

Mengucek mata nya sebentar tiba-tiba saja ia terlonjak kaget setelah menyadari kalau kondisi tubuh nya saat ini ternyata sudah tidak memiliki selembar benang pun untuk menutupinya.

"Astaga! Kemana lagi kutang ku!!!" Jerit Alina membahana meraup kedua payudara untuk dibungkus dalam selimut yang tebal.

Kedua netra itu akhirnya melotot sangat tajam tak kala ia melihat seluruh piyama tidur yang ia kenakan tadi malam kini sudah berserakan begitu saja di atas lantai yang dingin.

Remasan kuat pada bedcover putih itu seolah mampu menyalurkan segala kemarahan yang Alina miliki di dalam hati.

Sshhhh...

Mengendus aroma familiar yang masih tertinggal di dalam ruangan itu Alina lalu dengan panik menyentuh bagian bawah nya yang terasa basah dan lengket itu.

Swepp

Pluppp

"Ini...?!" Kaget Alina melihat cairan bening itu dengan wajah yang horror lalu kemudian menjerit gila dengan suara yang keras.

"KEIVALIOZ ARTHUR DEVANGA SIALAN!!!!!!!"

..................






Bersambung...🕊️

Alina is Alina (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang