Bab 13

208 40 8
                                    

Catatan :

Menggunakan sudut pandang keluarga Yoongi dan penulis.

Cerita ini mengandung alur semi canon/canon [alur sesuai situasi dunia nyata], tema perselingkuhan dan konten 21+.

Sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak untuk akun-akun ini, karena sudah meluangkan waktunya untuk membaca karyaku.

Lightburgundy,putriindrianni,WienHawina29,ysa569,AhmadAlfian8,ArfinixArasquel,jinjwan,Arq_Ga,Shienhye725, luvlyblue05,latrisulis, Kimnia043,yuyugisel,theyluv_yoongijieun dll

Bagi yang belum di tag, mohon bersabar karena akun kalian tertimbun notifikasi.

- - -

Daegu & Tokyo, distrik Shibuya, 202x
Kediaman keluarga Min Yoongi dan Hotel Sunroute Plaza Shinjuku
Ruang Keluarga & kamar hotel
8 : 00 PM

Saat ini TV tengah menyala di ruangan tersebut. Ibu Yoongi menontonnya dengan seksama. Awalnya sirat wajahnya terlihat biasa saja, namun lama-kelamaan alisnya mulai menukik dan dahinya berkerut. Bahkan mata sipitnya sampai terpaksa melotot. Ibu Yoongi mirip Yoongi, tentu kalian bisa bayangkan bagaimana ekspresi keheranan beliau saat ini.

Tentu ada alasan mengapa beliau bisa sampai seperti itu. Alasannya karena saat ini beliau sedang melihat tayangan berita yang disiarkan oleh salah satu channel TV swasta. Berita tersebut tak lain dan tak bukan adala tentang dua pasang sejoli yang diduga Yoongi dan Ji Eun sedang dalam perjalanan menuju Jepang. Tidak ada rekaman video, yang ada hanya foto dengan kualitas buruk. Memang terlihat seperti Yoongi dan Ji Eun jika dilihat dari fisiknya meski mereka sudah menutupi seluruh bagian tubuhnya menggunakan jaket tebal, masker dan topi. Mereka terlihat bergandengan tangan di sebuah bandara, yang diyakini itu adalah bandara Incheon.

Sayangnya, pada kenyataanya dua sejoli itu memang Yoongi dan Ji Eun. Tapi, mereka tidak mengetahui bahwa ada kamera pengintai yang mengikuti mereka. Jadilah mereka tetap fokus dalam kegiatannya untuk terbang ke Jepang siang tadi. Yah, foto itu diambil siang tadi tapi baru ramai hingga diberitakan saat ini.

Faktanya, meski begini, hal ini tidak berpengaruh apa-apa untuk Yoongi dan Ji Eun. Jong Suk sudah tak ada hak untuk menganggu mereka. Dia sudah hancur karirnya. Kesempatanya untuk masuk TV hanya sekali, yakni memperbolehkan media meliput sebentar sidang perceraiannya dengan Ji Eun sebelum akhirnya ter-black list.

Dalam benaknya, ibu Yoongi berpikir. Bagaimana bisa anaknya tetap memilih wanita itu? Wanita yang jelas-jelas membawanya ke dalam masalah besar hingga karirnya hampir terancam merosot. Sungguh beliau tak habis pikir, apa maksud dari Sang Pencipta mengkaruniakan anak seperti Yoongi dalam hidupnya yang tak pernah sebentar saja menuruti ucapannya dengan suaminya. Yoongi selalu saja menentang. Yang pertama tentang impiannya untuk menjadi seorang selebriti, sekarang tentang orang yang ia cintai. Hanya karena cinta ia mampu bertindak senekat itu. Tentu amarah kini mulai menyelimuti dirinya. Bahkan ia sampai mematikan TV tersebut lalu mengambil ponsel miliknya.

Awalnya ia hubungi Yoongi, namun ia tak mendapat jawaban. Hanya tertulis berdering di layar ponselnya. Ia kesal saat mengetahui ini, maka ia langsung mengetik beberapa pesan untuk Yoongi. Meski ia tahu bahwa Yoongi tidak akan membaca pesannya, tapi ia rasa ia perlu melakukannya. Sebab ia sungguh tak mampu menahan gejolak amarahnya.

Tapi kini, ada hal yang mengejutkannya, Yoongi menjawab pesannya. Meski tetap saja itu membuatnya marah. Bagaimana tidak? Yoongi malah memberi tahunya bahwa bagaimana pun juga ia akan memilih Ji Eun, sebab Ji Eun bukanlah wanita seburuk yang dipikirkan ibunya. Tidak hanya itu, tak lama kemudian beliau juga mendapatkan pesan dari Yoongi yang
membuat beliau semakin marah. Yakni, ucapan tentang bahwa sebentar lagi beliau akan mendapat cucu.

Pasti kalian bertanya-tanya mengapa beliau semakin marah? Padahal Yoongi telah memberi tahu kenyataan bahwa memang sebentar lagi ia akan memberikan cucu untuk keluarganya. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah, ibunya mengira bahwa sudah pasti anak yang ada di dalam rahim Ji Eun bukan anak kandung Yoongi, melainkan anak kandung Jong Suk.

Mengetahui ibunya menjawab pesannya dengan dugaan seperti itu. Membuatnya marah, maka ia tidak bosan-bosannya kembali menjelaskan semuanya pada ibunya bahwa yang dikandung Ji Eun memang anak dari Yoongi. Maka selanjutnya ibu Yoongi meminta Yoongi untuk mengangkat teleponnya.

"Tolong jelaskan pada ibu! Apa maksud dari semua ini?" Ibu Yoongi berteriak dari sebrang sana membuat gendang telinga Yoongi langsung berdengung. Tapi ia tak mengindahkan ini dan ia tetap menjawab ibunya.

"Sudah kubilang berkali-kali kan? Janin itu adalah anakku! Usia kandungan Ji Eun masih belum ada satu bulan! Kalau Ji Eun mengandung anak dari Jong Suk harusnya usia kandungannya sudah lebih dari itu. Bagaimana pun juga, Ji Eun tak akan bisa hamil anak Jong Suk, Jong Suk memiliki kelainan pada spermanya. Dokter sudah mengatakan itu. Maka dari itu kenapa Ji Eun bisa selalu keguguran."

"Ibu ingin bukti!"

"Baik, aku buktikan. Termasuk tanggal kami ke dokter dan bahkan tes kesuburanku, aku sudah mengirimkan semua foto dokumennya pada ponsel ibu, tolong lihat semuanya!"

Setelahnya Yoongi tak lagi mendengar ibunya berbicara. Ia yakin, ibunya sedang sibuk melihat berkas. Dalam hati ia berdoa semoga ibunya mau memberi restu. Sebab ia tahu betul, ibunya adalah jantung utama keluarganya. Ibunya yang memegang kuasa penuh ketimbang ayahnya. Meski ayahnya juga pernah ikut memarahinya, tapi tetap saja kemarahan itu berasal dari ucapan ibu Yoongi.

Tapi tiba-tiba ia teringat tentang kakaknya. Kakaknya adalah orang kedua setelah orangtuanya yang menentang tentang keputusannya. Ia ingat, ia belum mendapat restu juga dari kakaknya. Tapi, menurutnya meski tak sekarang mendapat restu dari kakaknya ia tak masalah. Yang terpenting adalah ibunya sekarang.

Sekarang ia masih menunggu jawaban dari ibunya. Jantungnya berdegub tak karuan.

"Ibu akan bicarakan ini dengan ayah dan kakakmu dulu."

Lalu sambungan telepon itu langsung terputus. Membuat Yoongi bertanya-tanya apa maksud dari semua ini.

"Aneh. Apa maksud ibu? Kenapa juga harus mendiskusikan ini pada ayah dan kakak?" monolog Yoongi pada dirinya sendiri.

Saat Yoongi sibuk bermonolog dengan dirinya sendiri tiba-tiba ia mendengar suara Ji Eun mengajaknya berbicara.

"Bagaimana dengan bibi?"

Ji Eun bertanya seperti itu karena sebenarnya sedari tadi ia menyimak semua pembicaraan antara Yoongi dan ibunya. Sebenarnya juga, sedari tadi Yoongi mengaktifkan fitur speaker pada ponselnya. Itulah penyebab mengapa Ji Eun bisa menyimak semuanya.

"Ibuku aneh."

"Aneh? Aneh bagaimana?"

"Apa kau tidak mendengarnya tadi? Ibuku akan mendiskusikan ini terlebih dahulu pada ayah dan kakak, apa maksudnya coba?"

"Maaf, aku tidak fokus mendengarkan semuanya. Aku sibuk ke kamar mandi kan tadi? Menurutku mungkin mereka masih bingung bagaimana menanggapi semua ini."

Yap benar, sambil menyimak Ji Eun juga sibuk ke kamar mandi maka wajar jika ia tidak begitu jelas mendengar percakapan antara ibu dan anak itu. Sebab saat hamil muda seperti ini Ji Eun merasa dirinya jadi mudah kencing. Bahkan sehari ia bisa kencing sebanyak 20 kali.

"Ehm... benar juga. Mungkin saja mereka memang seperti itu. Berdoa saja semoga mereka merestui kita. Ini semua demi kebahagiaan kita dan anak kita. Ia yang paling membutuhkan kasih sayang kakek neneknya nanti."

"Iya, kau benar."

Sebenarnya saat ini mereka sudah menginap di sebuah hotel. Besok baru mereka bisa menginap di vila. Mengurus persewaan vila di Jepang cukup rumit. Apalagi mereka warga negara asing.

Ada yang tahu kira-kira kenapa respon kedua orangtua Yoongi, bukan, ibu Yoongi seperti itu? Bukankah respon mereka menimbulkan tanda tanya besar?

Bersambung...

Silks of Heaven [Sutra dari Surga - YOONIU FF]/END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang